Sukses

Analis: Malaysia Lockdown Akibat Corona COVID-19, Aksi Pemerintah Cepat dan Tegas

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Malaysia masih melakukan lockdown atau yang disebut Perintah Kawalan Pergerakan akibat penyebaran Virus Corona (COVID-19). Kebijakan ini diambil Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mulai akhir pekan lalu.

Jutaan rakyat Malaysia, serta 3,5 juta WNI, kini tidak leluasa keluar rumah. Mereka hanya boleh melakukan kegiatan seperlunya.

Indonesia hingga kini masih belum lockdown. Presiden Joko Widodo menyebut kebijakan social distancing -- yang kini disebut WHO physical distancing -- lebih cocok dengan Indonesia, meski demikian Menko Kelautan dan Investasi Luhut Pandjaitan menegaskan Indonesia bisa saja lockdown.

Banyak warga dunia yang tak siap terhadap kebijakan lockdown ini. Malaysia pun sebenarnya tidak seratus persen siap, tetapi pemerintahnya bisa lockdown karena menjalankan aksi cepat dan tegas.

Bagaimana keadaan lockdown di Malaysia serta dampak sosial dan ekonominya? Berikut hasil wawancara Liputan6.com dengan Nadia Elias, analis KRA di Kuala Lumpur, Malaysia belum lama ini.

1. Indonesia masih belum menerapkan lockdown meski beberapa kalangan menuntutnya, tetapi bagaimana keadaan lockdown di Malaysia? Bagaimana masyarakat memandang lockdown ini? Apakah mereka menyambutnya? Apakah ada keresahan?

Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin mengumumkan sebuah Perintah Kawalan Pergerakan ketimbang lockdown: ini awalnya berlangsung dari 18 - 31 Maret, tetapi telah diperpanjang hingga 14 April. Meski ada masalah-masalah seperti orang yang berpergian antar daerah atau masih berkerumun di pasar, tingkat kepatuhan dilaporkan meningkat signifikan hingga 95 persen.

Kebanyakan warga Malaysia tentunya cemas dengan adanya pergeseran besar dari rutinitas mereka, tetapi ini jelas bahwa banyak yang paham pentingnya berada di rumah saat ini. Harapannya ini terus berlanjut, dan laju infeksi menjadi stabil dan menurun.

2. Seberapa siap pemerintah Malaysia dalam menerapkan lockdown ini?

Hampir semua negara, jika tidak seluruhnya, tidak pernah menghadapi krisis seburuk ini dalam jangka waktu panjang dan Malaysia bukan pengecualian. Meski ada masalah-masalah yang tak mudah di awal, pemerintah Malaysia mengambil aksi cepat dan holistik, termasuk mengerahkan militer untuk membantu polisi menjaga roadblock sebagai bagian Perintah Kawalan Pergerakan, serta mengajak media dan figur-figur berpengaruh untuk mengajak publik patuh.

Kuncinya adalah bisa terus berkomunikasi dengan publik dengan empati, jelas, dan konsisten.

Selanjutnya nasib pekerja

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Aktivitas Ekonomi dan Bantuan untuk Rakyat Miskin

3. Bagaimana aktivitas ekonomi selama lockdown?

Hanya layanan-layanan esensial diizinkan untuk melanjutkan operasi pada saat ini. Ini termasuk supermarket, bank, toko obat, perlengkapan perlindungan diri, aktivitas e-commerce dan layanan logistik dan transportasi.

Tentunya, aktivitas ekonomi melambat drastis karena banyak bisnis yang mengoperasikan hanya bagian tertentu dari performa biasanya. Malaysian Institute and Economic Research (MIER) memperkirakan ekonomi Malaysia berkurang 3 - 4 persen karena efek COVID-19 dan Perintah Kawalan Pergerakan. Tentunya ada kekhawatiran perusahaan bakal tutup dan pekerja akan kehilangan pekerjaannya. Ini adalah sesuatu yang pemerintah harus segera tangani.

4. Apakah ada bantuan dari pemerintah untuk bisnis-bisnis kecil dan masyarakat yang lebih miskin di Malaysia?

Pemerintah akan menyajikan fasilitas bantuan khusus untuk bisnis-bisnis kecil serta mengalokasikan 200 juta ringgit untuk fasilitas kredit mikro. Bank akan diminta menyajikan bantuan finansial dalam bentuk moratorium pembayaran utang, termasuk restrukturisasi dan menjadwal ulang pinjaman bagi bisnis dan individu yang terdampak. Pemerintah juga mendukung bisnis-bisnis melalui pendanaan dan fasilitas e-commerce untuk mendukung keberlanjutan bisnis.

Sementara untuk masyarakat berpenghasilan lebih rendah, pemerintah telah melakukan distribusi Bantuan Sara Hidup sebesar 200 ringgit dari Maret 2020 hingga Mei 2020, dan akan mendistribusikan tambahan 100 ringgit pada bulan Mei bagi yang layak mendapatkannya.

Pemerintah juga mengizinkan warga berusia 55 tahun ke bawah untuk mengambil 500 ringgit dari Akun 2 pada dana tabungan pensiun dari Kumpulan Uang Simpanan Pekerja demi membeli persediaan pokok selama 12 bulan. Pemerintah juga menyediakan fasilitas dan bantuan dalam bentuk pembayaran perawatan anak, utilitas, dan pembayaran utang dan sebagainya.

Hal itu adalah langkah-langkah baik tetapi lebih banyak yang harus dilakukan untuk pekerja di sektor informal serta pekerja gig dan freelance yang memiliki pemasukan yang lebih tak stabil atau bergantung pada pendapatan harian. Mereka akan paling terdampak oleh Perintah Kawalan Pergerakan.

Selanjutnya saran untuk WNI

3 dari 3 halaman

WNI Diminta Tetap di Rumah

5. Apa saran bagi WNI dan orang asing lainnya yang sedang berada di lockdown Malaysia?

Penting agar tempat berada di tempat masing-masing untuk menghindari menularkan atau tertular virus. Tetap berada di kediaman dan terus berkomunikasi dengan orang-orang tersayang secara online sesering mungkin

"Kita harus terus mendukung satu sama lain pada masa sulit ini, terutama secara emosional dan mental."

Tentunya, catat kontak-kontak di masing-masing Kedutaan Besar untuk berjaga -jaga. Jika kita semua patuh, situasi ini akan membaik pada waktunya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.