Sukses

7 Dampak Perubahan Iklim yang Aneh dan Tak Terduga

Perubahan iklim menyebabkan beberapa hal aneh terjadi, seperti berubahnya jenis kelamin bayi binatang.

Jakarta - Perubahan iklim telah menjadi perhatian serius sejumlah aktivis lingkungan dunia. Di beberapa negara, demonstrasi mendesak langkah konkret untuk pencegahan dampak perubahan iklim terus disuarakan.

Perubahan iklim adalah ancaman langsung yang nyata. Tidak satu pun negara yang dapat terhindar dari dampak yang terjadi dan dibutuhkan upaya kolektif untuk menyikapinya.

Dunia telah alami begitu banyak dampak buruk dari perubahan iklim, di mana aksi global untuk menguranginya tidaklah cukup.

Perubahan iklim menyebabkan beberapa hal aneh terjadi, seperti berubahnya jenis kelamin bayi binatang. Berikut ini dampak perubahan iklim yang tidak pernah diduga akan berakibat pada kehidupan di bumi, seperti dikutip dari DW, Jumat (1/11/2019):

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

1. Ledakan Populasi Ubur-Ubur

Meskipun ada kombinasi faktor di balik banyaknya ubur-ubur yang sampai ke tempat wisata seperti pantai Mediterania, perubahan iklim termasuk salah satunya.

Suhu laut yang lebih hangat membuka daerah baru bagi ubur-ubur bereproduksi dan meningkatkan ketersediaan makanan favorit mereka, yaitu plankton.

3 dari 8 halaman

2. Lenyapnya Kayu Berkualitas

Dihargai karena kualitas suara yang superior, alat musik dawai Stradivarius asli dapat dijual jutaan dolar. Namun, perubahan cuaca ekstrem seperti badai yang luar biasa hebatnya berakibat tumbangnya jutaan pohon di hutan Paneveggio, Italia utara.

Menanam kembali pohon tidak akan banyak membantu dalam jangka pendek. Sebuah pohon cemara harus berusia setidaknya 150 tahun sebelum dapat menjadi biola.

4 dari 8 halaman

3. Kesulitan tidur

Orang-orang di kota besar akan kesulitan tidur karena kepanasan. Tahun 2050, suhu di kota-kota besar Eropa akan lebih hangat 3,5 derajat celcius di musim panas.

Ini tidak hanya mempengaruhi tidur, tetapi juga suasana hati, produktivitas, dan kesehatan mental. Cara satu-satunya mengatasi ini adalah pindah ke kota kecil yang banyak tanaman hijau dan sedikit bangunan, membuat malam jadi lebih dingin.

5 dari 8 halaman

4. Mengancam Penderita Alergi

Musim semi datang lebih awal pada 2019 dikarenakan suhu global yang lebih hangat. Namun fenomena ini jadi berita buruk bagi penderita alergi.

Musim dingin yang sebentar membuat tanaman memiliki waktu lebih untuk tumbuh, berkembang, dan menghasilkan serbuk sari yang akan bebas berkeliaran jauh lebih awal, sehingga membuat penderita alergi menderita lebih lama.

6 dari 8 halaman

5. Bakteri dan Nyamuk Berkembang Biak

Tidak hanya berkeringat, panas juga dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Pada akhir abad ini, 3/4 populasi dunia diprediksi terkena gelombang panas yang berbahaya dan mematikan.

Naiknya suhu berdampak pada peningkatan penyakit diare, karena bakteri lebih mudah berkembang biak dalam makanan dan air hangat. Jumlah nyamuk juga kemungkinan akan naik, seiring dengan penyebaran penyakit seperti malaria.

7 dari 8 halaman

6. Rumah-Rumah Hancur

Tanah di sekitar Kutub Utara semakin mencair pada bulan-bulan di musim panas. Suhu yang lebih hangat menyebabkan tanah menjadi tidak stabil dan rumah-rumah serta jalan-jalan retak dan menyebabkan lebih banyak serangga.

Selain itu, jika permafrost (tanah beku) meleleh, ia akan melepaskan gas CO2 dan metana yang selanjutnya dapat memperburuk pemanasan global.

8 dari 8 halaman

7. Perubahan Jenis Kelamin

Suhu mempengaruhi jenis kelamin beberapa spesies. Untuk penyu, panasnya pasir tempat telur diinkubasi menentukan jenis kelamin bayi yang baru lahir.

Temperatur rendah menguntungkan penyu jantan, sementara betina berkembang lebih baik di daerah yang lebih hangat. Peneliti membuktikan bahwa lebih dari 99% penyu di Australia utara sudah betina, sehingga sulit bagi spesies untuk bertahan hidup.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.