Sukses

Puncak Bukit Terpencil di Thailand Jadi Sasaran Pemburu Alien

Para pencari alien berbondong-bondong berburu ke salah satu puncak bukit terpencil di Thailand.

Liputan6.com, Thailand - Para pencari UFO sedang berbondong-bondong berburu alien yang diduga berada di sebuah puncal bukit di Thailand. Alien yang diduga berada di atas patung Buddha besar, menjadi incaran utama mereka.

Informasi tersebut didapat mereka melalui komunikasi telepati melalui perkebunan tebu dan menggunakan danau yang dipenuhi buaya sebagai gerbang dari planet asalnya, Pluto dan Loku.

Walaupun terdengar seperti fiksi sains, sebuah kelompok tersebut mengungkap pesan yang mereka dapat, datang dari alien yang tiba dengan pesawat luar angkasa dengan membawa ajaran agama tradisional, mengajak kelompok tersebut untuk mempercayai mereka adalah seorang Buddha.

Dilansir dari CNN, Senin (7/10/2019), puncak bukit tersebut dapat ditempuh dengan berkendara selama 3 jam melalui jalan darat dari Bangkok.

Tanpa isu UFO yang menghebohkan ini, kota tersebut hanyalah kota kecil biasa yang terpencil. Namun, beberapa pengikut kelompok yakin jika seseorang melakukan meditasi di bukit Khao Kala, ia bisa mendengar makhluk silver berbicara di pikirannya sendiri dalam bahasa apapun yang biasa digunakan.

Mereka juga mengatakan, tidak ada jaminan dalam menemukan UFO maupun alien karena sosoknya yang tidak dapat diprediksi, berbicara dan muncul secara spontan dan menghilang setelah beberapa jam.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Larangan Pemerintah

Tak disangka, kegiatan para pencari alien tersebut ternyata menimbulkan masalah dengan pihak berwenang Thailand dalam beberapa minggu belakangan.

Pihak resmi pemerintah melaporkan telah meletakkan alarm yang akan mengawasi jika para pencari UFO mulai memenuhi kawasan bukit Khao Kala untuk melihat dan berbicara dengan alien. Hal tersebut terpaksa dilakukan oleh pemerintah untuk melindungi kawasan berstatus hutan yang dilindungi.

Para pengunjung diperbolehkan untuk mengunjungi puncak bukit hanya untuk melihat patung Buddha, dimana sebagai tempat ibadah. Namun, aturan melarang siapapun untuk tinggal dan menginap di area tersebut, termasuk para pencari UFO yang mendirikan tenda sebelumnya.

Pada Agustus, sekitar 40 pihak pemerintah termasuk anggota dari Kementerian Kehutanan melarang kelompok pencari alien dan membuat petisi resmi yang melarang penyelenggaraan pertemuan massal.

Pada 20 September, sekitar 30 polisi dan pihak berwenang kehutanan mengonfrontasi Wassana Chuensamnaun, pemimpin kampanye makhluk luar angkasa serta 60 orang pengikut lainnya. 

Berseragam putih, kelompok tersebut berencana untuk membuat video saat melakukan meditasi di puncak bukit setelah matahari terbenam.

3 dari 3 halaman

Pengalaman dengan Alien

Menurut anggota kelompok yang giat melakukan pencarian alien itu, awal mula bukit Khao Kala dikaitkan dengan tempat kehadiran alien adalah ketika seorang pensiunan Sersan Mayor bernama Cherd Chuensamnaun melakukan meditasi dirumahnya kemudian menerima sebuah pesan yang ia yakini adahal alien. 

Setelah itu, ia mengatakan hal tersebut kepada anggota keluarganya namun mereka mengejek. Maka ia meminta kepada alien untuk menunjukkan keberadaannya sendiri.

Kemudian, seluruh anggota keluarganya menerima energi dari alien berupa putaran di seluruh tubuh, termasuk tangan dan kaki.

Wassana, anak perempuan dari Chuensamnaun memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan fokus untuk mendalami ilmu tersebut atas perintah ayahnya.

"Sebelum ayah saya meninggal di tahun 2000, ia mengajarkan kami untuk berkomunikasi dengan alien," ujar Wassana.

Hingga kini, lebih dari 100 orang yang mempunyai kemampuan tersebut . Kelompok tersebut tergabung dalam grup Facebook yang berisi informasi terkini mengenai dunia luar angkasa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.