Sukses

Tersandung Skandal PLTA, Menlu Paraguay Mengundurkan Diri

Pembangkit listrik tenaga air yang mengangkangi Paraguay dan Brasil, menurut para pejabat dan anggota parlemen akan sangat berbahaya dan merugikan negara sekitar US$ 200 juta.

Liputan6.com, Asunción - Menteri luar negeri Paraguay dan tiga pejabat lainnya mengundurkan diri pada hari Senin, 29 Juli 2019 di tengah skandal yang berkembang mengenai penandatanganan perjanjian energi dengan Brasil.

Dikutip dari laman CNN, Selasa (30/7/2019), skandal itu dipicu oleh kesepakatan energi terkait dengan pembangkit listrik tenaga air raksasa Itaipu.

Pembangkit listrik tenaga air yang mengangkangi kedua negara, menurut para pejabat dan anggota parlemen akan sangat berbahaya bagi Paraguay dan merugikan negara sekitar US$ 200 juta.

Kesepakatan itu ditandatangani pada bulan Mei tetapi baru diumumkan minggu lalu.

Paraguay dan Brasil adalah mitra di Itaipu, pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia.

"Presiden baru saja menerima pengunduran dirinya. Dia membuat keputusan untuk menerima pengunduran diri dan selama minggu ini dia akan berkomunikasi siapa yang akan menggantikannya," kata penasihat presiden Hernán Huttemann kepada wartawan.

Menteri Luar Negeri Luis Castiglioni telah mengumumkan beberapa jam sebelum pengunduran dirinya bahwa Paraguay akan meminta Brasil untuk menangguhkan perjanjian tersebut.

Tiga orang lainnya yang mengundurkan diri pada hari yang sama adalah Alcides Jimenez, yang telah mengambil alih sebagai kepala perusahaan listrik negara ANDE beberapa hari yang lalu; Hugo Saguier, duta besar Paraguay untuk Brasil; dan José Alderete, direktur Itaipu Paraguay.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menlu Iran Mendadak Mengundurkan Diri

Selain Menlu Paraguay, di awal tahun ada pula menteri luar negeri di negara lain yang mengundurkan diri.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengumumkan pengunduran dirinya secara tiba-tiba pada Senin, 25 Februari 2019 melalui akun Instagram.

Negosiator kesepakatan nuklir 2015 itu mengucapkan terima kasih sekaligus permintaan maaf kepada masyarakat Iran.

"Banyak terima kasih atas kemurahan hati warga Iran. ... Saya memohon maaf dengan tulus atas ketidakmampuan saya untuk terus melayani, dan atas semua kekurangan selama saya menjabat," tulis Zarif, sebagaimana dikutip dari The Straits Time.

Pengunduran diri Zarif dikonfirmasi oleh juru bicara Iran untuk PBB, Alireza Miryousefi.

Selain itu media lokal IRNA mengabarkan bahwa juru bicara Kementerian Luar Negeri telah membenarkan hal tersebut.

Hingga saat ini belum diketahui tanggapan Presiden Rouhani apakah hendak menerima pengunduran diri menteri luar negerinya, atau justru menyatakan penolakan.

Mengingat jika Zarif mundur, Rouhani akan lebih sulit memperjuangkan perekonomian Iran di tengah tekanan oposisi.

Perlu diketahui bahwa Mohammad Javad Zarif adalah seorang diplomat sejak muda. Beberapa saat pascamenyelesaikan pendidikannya di Amerika Serikat, ia menjabat sebagai diplomat Iranuntuk PBB di New York.

Saat Rouhani memenangkan pemilu, Zarif dipilih menjadi menteri luar negeri. Pengangkatan itu disetujui oleh Ayatollah Ali Khameini yang secara tradisional berwenang memberikan keputusan final.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini