Sukses

Riset: Waspada Malaria Kebal Obat di Asia Tenggara

Parasit penyebab malaria yang kebal obat menyebar di kawasan Asia Tenggara.

Liputan6.com, Bangkok - Parasit penyebab malaria yang kebal obat menyebar di kawasan Asia Tenggara.  Resistansi itu menyebabkan tingkat kegagalan pengobatan utama (frontline medicine) yang "sangat tinggi", para peneliti memperingatkan.

Dalam studi ganda yang diterbitkan dalam jurnal Lancet Infectious Diseases, mereka mengungkapkan bahwa di beberapa bagian Thailand, Vietnam dan Kamboja, hingga 80% dari parasit malaria yang paling umum sekarang kebal terhadap dua obat antimalaria utama.

Parasit malaria, Plasmodium falciparum (P falciparum), juga memperoleh resistansi (kebal) pada setengah kasus terkait dengan kegagalan pengobatan salah satu kombinasi obat utama terbaru dan paling ampuh, kata peneliti.

"Temuan yang mengkhawatirkan ini menunjukkan, masalah resistensi multi-obat di P falciparum telah memburuk secara substansial di Asia Tenggara sejak 2015," kata Olivo Miotto dari Wellcome Sanger Institute dan Universitas Oxford, yang turut memimpin penelitian, seperti dikutip dari the Guardian, Rabu (24/7/2019).

"Jenis parasit resisten yang sangat 'sukses' ini mampu menginvasi wilayah baru dan memperoleh sifat genetik baru," lanjut peneliti malaria itu.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Agresif di Thailand, Vietnam dan Laos

Salah seorang anggota penelitian, Robert Amato mengatakan, "Kami menemukan itu telah menyebar secara agresif, menggantikan parasit malaria lokal, dan telah menjadi strain dominan di Vietnam, Laos dan Thailand utara-timur."

Kombinasi obat yang dikenal sebagai DHA-PPQ awalnya efektif melawan parasit, sebelum dokter melihat tanda-tanda resistansi pada 2013.

Studi terbaru tentang tingkat kegagalan DHA-PPQ menunjukkan bahwa mereka sekarang telah mencapai 53% di Vietnam barat daya, dan setinggi 87% di Thailand timur laut.

Sementara itu, Olivo Miotto dari Oxford memperingatkan "prospek mengerikan" parasit yang menyebar ke Afrika, tempat sebagian besar kasus malaria terjadi.

Resistansi yang serupa dengan obat malaria utama tipe lama, kloroquine, berkontribusi pada jutaan kematian di seluruh Afrika pada 1980-an.

Malaria membunuh lebih dari 400.000 orang per tahun, kebanyakan anak-anak di Afrika.

Lebih dari 200 juta orang terinfeksi dengan parasit P. falciparum , yang bertanggung jawab atas sembilan dari 10 kematian malaria secara global.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.