Sukses

Karbon Dioksida di Bumi Sekarang Capai Angka Tertinggi Sejak 800 Ribu Tahun

Tingkat karbon dioksida atmosfer telah mencapai tingkat tertinggi yang tidak pernah terjadi sebelumnya sejak eksistensi manusia di muka Bumi.

Liputan6.com, Hawaii - Tingkat karbon dioksida atmosfer telah mencapai tingkat tertinggi yang tidak pernah terjadi sebelumnya sejak eksistensi manusia di muka Bumi.

Menurut data dari Observatorium Mauna Loa di Hawaii, konsentrasi CO2 di atmosfer adalah lebih dari 415 parts per million (ppm), jauh lebih tinggi daripada tingkat mana pun dalam 800.000 tahun terakhir, sejak sebelum evolusi Homo sapiens di Bumi.

"Kita tidak tahu ada planet yang seperti ini," kata ahli meteorologi Eric Holthaus terhadap kabar tersebut, seperti dilansir CNN, Senin (13/5/2019).

Holthaus melihat rekor itu pada Minggu 12 Mei 2019, saat diunggah ke Twitter oleh Scripps Institution of Oceanography, yang mengukur tingkat CO2 harian di Mauna Loa bersama dengan para ilmuwan dari National Oceanic and Atmospheric Administration Amerika Serikat (NOAA).

Pengukuran telah berlangsung sejak program ini dimulai pada tahun 1958 oleh mendiang Charles David Keeling, pencetus 'Kurva Keeling', sebuah grafik peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer.

"Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah manusia atmosfer planet kita memiliki lebih dari 415 ppm CO2," kata Holthaus dalam tweet yang dibagikan secara luas.

"Bukan hanya dalam sejarah yang tercatat, bukan hanya sejak penemuan pertanian 10.000 tahun yang lalu. Sejak sebelum adanya manusia modern sejak jutaan tahun yang lalu," tambah Holthaus.

Selama Zaman Pliosen, sekitar 3 juta tahun yang lalu, ketika suhu global diperkirakan 2-3 derajat Celsius lebih hangat daripada hari ini, kadar CO2 diyakini telah mencapai puncak antara 310 hingga 400 ppm.

Saat itu, Kutub Utara tertutup pepohonan, bukan es, dan suhu musim panas di ujung utara Bumi diyakini telah mencapai sekitar 15 derajat Celcius (60 Fahrenheit). Permukaan laut global selama Pliosen dianggap setinggi 25 meter (82 kaki) lebih tinggi dari hari ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Efek Parah

Tingginya kadar CO2 di atmosfer --yang disebabkan oleh manusia yang membakar bahan bakar fosil dan menebangi hutan-- mencegah siklus pendinginan alami Bumi bekerja, menjebak panas di dekat permukaan dan menyebabkan suhu global naik dan turun, dengan efek yang menghancurkan.

Pelepasan CO2 dan gas rumah kaca lainnya telah menyebabkan kenaikan 1 derajat C dalam suhu global, dan kita kemungkinan stagnan untuk kenaikan lebih lanjut, jika tindakan lebih cepat tidak diambil oleh pemerintah dunia.

Menurut 70 studi iklim yang ditinjau oleh rekan sejawat, di dunia yang 2 derajat lebih hangat, akan ada 25 persen hari lebih panas dan gelombang panas - yang membawa risiko kesehatan besar dan risiko kebakaran hutan.

Di seluruh dunia, 37 persen dari populasi akan terkena setidaknya satu gelombang panas yang parah setiap lima tahun, dan rata-rata panjang kekeringan akan meningkat empat bulan, membuat sekitar 388 juta orang mengalami kelangkaan air, dan 194,5 juta mengalami kekeringan parah.

Banjir dan cuaca ekstrem seperti topan dan badai akan meningkat, kebakaran hutan akan menjadi lebih sering dan hasil panen akan turun. Kehidupan hewan akan hancur, dengan sekitar 1 juta spesies berisiko punah.

Namun, nyamuk akan berkembang, yang berarti 27 persen lebih lanjut dari planet ini akan beresiko terkena malaria dan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.

3 dari 3 halaman

Yang Harus Dilakukan...

Kerusakan itu semua terjadi pada kenaikan suhu Bumi sebesar 2 derajat, sebuah angka yang semakin menjadi kenyataan. Pada kenaikan suhu 3 atau 4 derajat, kita memasuki tahap "rumah kaca Bumi" yang bisa membuat banyak bagian dari planet ini tidak dapat dihuni.

Semua ini telah diprediksi selama beberapa dekade sekarang. Kita juga tahu apa yang perlu dilakukan untuk menghentikannya --pengurangan drastis emisi karbon, reboisasi dan pembuatan carbon sink, dan teknologi baru untuk penangkapan karbon dan inovasi lainnya, atau, dengan kata-kata Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim, "Perubahan yang cepat, berjangkauan luas dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam semua aspek masyarakat."

Ini dapat dilakukan, dan banyak yang berorganisasi untuk mencoba memaksa pemerintah mereka untuk mengambil tindakan, tetapi kita kehabisan waktu untuk menghindari dunia yang secara harfiah kita tidak tahu bagaimana mengatasinya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini