Sukses

Polisi Australia Geledah 2 Rumah Terkait Kasus Penembakan di Selandia Baru

Penggeledahan dilakukan untuk mencari sejumlah petunjuk yang dapat membantu polisi menguak motif penembakan di Selandia Baru.

Liputan6.com, Grafton - Polisi kontra-terorisme Australia menggeledah dua rumah terkait kasus penembakan yang dilakukan oleh seorang pria di dua masjid di Selandia Baru pada Senin pagi.

Rumah yang digeledah itu berada di kota Sandy Beach dan Lawrence, New South Wales. Rumah tersebut dekat dengan Grafton, kediaman Brenton Tarrant -- pelaku penembakan tunggal di Selandia Baru.

"Tujuan utama dari penggeledahan ini adalah untuk mencari sejumlah petunjuk yang dapat membantu polisi Selandia Baru dalam penyelidikan yang sedang berlangsung," kata sebuah pernyataan, demikian dikutip dari laman straitstimes.com, Senin (18/3/2019).

Tarrant mengaku merencanakan serangan selama lebih dari dua tahun. Namun, baru tiga bulan lalu ia memutuskan Christchurch sebagai target.

Dalam manifestonya, pelaku penembakan mengaku serangan tersebut bertujuan, "untuk menunjukkan ke para penyusup bahwa tanah kita tidak akan pernah menjadi tanah mereka, tanah air kita adalah milik kita sendiri dan--selama orang kulit putih masih hidup--mereka tidak akan pernah menaklukkan tanah kita..."

Ia membahasakan para imigran sebagai penyusup (intruders).

Ia juga mengklaim sebagai perwakilan dari "jutaan orang Eropa dan warga etno-nasionalis lainnya", Tarrant mengatakan, "kita harus memastikan eksistensi orang-orang kita, masa depan anak-anak kulit putih."

Pria kejam itu mendeskripsikan bahwa serangan yang ia lakukan adalah tindakan balas dendam pada 'penyusup', "..atas ratusan ribu kematian yang disebabkan oleh penyusup asing di tanah Eropa sepanjang sejarah ... untuk perbudakan atas jutaan orang Eropa yang tanah mereka diambil oleh budak Islam ...untuk ribuan nyawa orang Eropa yang hilang karena serangan teror di seluruh tanah Eropa. "

 

Saksikan video terkait Selandia Baru di bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Balas Dendam

Dia juga mengatakan, serangan itu adalah balas dendam atas kematian Ebba Akerlund, bocah berusia 11 tahun yang terbunuh dalam serangan teror 2017 di Stockholm.

Tarrant menggambarkan serangan Stockholm sebagai "peristiwa pertama" yang menginspirasinya untuk melakukan serangan, terutama kematian gadis berusia 11 tahun itu.

Tarrant mengatakan dia tidak merasa menyesal atas serangan itu. "Saya hanya berharap saya bisa membunuh lebih banyak penyusup, juga lebih banyak pengkhianat."

Dia juga mengatakan dia akan mengaku tidak bersalah jika dia selamat dan diseret ke pengadilan.

Dalam postingan di forum 8chan, pengguna yang mengidentifikasi dirinya sebagai Tarrant sempat mengumumkan dia akan melakukan serangan itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.