Sukses

Jurnalis Lepas Jadi Korban Salah Tangkap

Tersangka pengeboman yang menargetkan diplomat asal Israel, ternyata seorang jurnalis lepas asal Iran di India. Penangkapan Mohammad Ahmed Kazmi dianggap sebagai serangan kepada media.

Liputan6.com, Mumbai: Mohammad Ahmed Kazmi, tersangka pengeboman yang menargetkan diplomat asal Israel, ternyata korban salah tangkap. Pelaku yang selama ini dicurigai karena membawa paspor Iran ternyata seorang jurnalis.

Seperti diwartakan Reuters, Sabtu (10/3), Kazmi ditahan sehubungan dengan ledakan bom mobil di Israel bulan lalu adalah jurnalis lepas di India. Kazmi bekerja untuk kantor berita Iran.

Menurut laporan media India, Kazmi berhubungan dengan salah satu penyerang meskipun ia tidak terlibat langsung dalam serangan itu sendiri. Ia ditangkap pada 13 Februari silam di India karena Israel menuduh Iran menjadi dalang peledakan itu.

Penangkapan Kazmi mendapat banyak kecaman dari berbagai pihak, khususnya kalangan jurnalis. Saeed Naqvi, wartawan India, pada konferensi menyebutkan penangkapan itu sebagai serangan kepada media negara itu. Ia mengungkapkan, badan keamanan telah menangkap orang tidak bersalah hanya untuk menyenangkan Israel. Tidak ada dasar atau bukti di balik penangkapan Kazmi.

Bahkan, para ulama juga mempertanyakan penangkapan sepihak yang dianggap melanggar hak asasi manusia tersebut. Tokoh ulama Islam, Imam Bhukhari, mengecam pemerintah yang melakukan penahanan tanpa bukti yang valid.

"Tuduhan ini benar-benar salah dan tak berdasar. Jika Anda menempatkan orang tak bersalah di balik jeruji besi untuk waktu yang lama, Anda telah bertanggung jawab menghancurkan hidup seseorang," ungkapnya.

Empat orang terluka akibat ledakan dari mobil yang membawa seorang istri diplomat asal Israel di sebuah jalan di pusat Kota New Delhi, India. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh, Iran berada di balik serangan itu dan menyebut Iran sebagai negara pengekspor teror. Sebaliknya, Iran membantah keterlibatannya [baca: Bom Hancurkan Mobil Pejabat Kedubes Israel].(DES/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini