Sukses

Wapres AS: Trump Tak Terkait dalam Teror Bahan Peledak kepada Oposisi

Serangan teror paket misterius pada beberapa tokoh Demokrat, menurut Wakil Presiden AS Mike Pence, tidak ada sangkut pautnya dengan Donald Trump.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence mengatakan bahwa Presiden Donald Trump tidak bertanggung jawab atas serangkaian teror surat berisi bahan peledak, yang baru-baru ini dialamatkan kepada kubu oposisi dan media pengkritik Trump.

Pada Jumat 26 Oktober, pemerintah federal menangkap Cesar Sayoc (56), sehubungan dengan bahan peledak yang dikirim ke beberapa tokoh Partai Demokrat dan media berita CNN.

Dikutip dari Time.com pada Minggu (28/10/2018), sebagian besar paket tersebut ditujukan kepada pejabat tinggi pemerintahan Obama, termasuk mantan Presiden Barack Obama, mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, mantan Direktur CIA John Brennan dan mantan Jaksa Agung Eric Holder.

Pihak berwenang belum menyampaikan secara resmi motif di balik tindakan Sayoc. Tetapi, akun media sosialnya telah menunjukkan ia adalah pendukung Trump, yang sering mengunggah berbagai teori konspirasi pro sayap kanan.

Wapres Pence mengatakan kepada perwakilan kantor berita ABC di Gedung Putih, bahwa kecenderungan politik Sayoc tidak melibatkan Donald Trump.

"Apa yang Presiden dan saya perjuangkan, dan saya pikir setiap orang Amerika tahu, adalah ancaman atau tindakan kekerasan politik dari siapa pun, di mana saja, untuk alasan apapun tidak boleh dibiarkan," ujar Pence.

"Dia (Sayoc) akan mempertanggungjawabkan perbuatannya," lanjut Pence tegas.

Pence juga ditanya tentang apakah penggunaan retorika keras Donald Trump terhadap wartawan dan outlet berita di masa lalu, bisa kembali menjadi masalah saat ini.

"Presiden Trump berada dalam haknya untuk meminta media "lebih berimbang" sambil tetap percaya pada kebebasan pers yang independen," jawab Pence.

"Saya pikir kebanyakan orang Amerika memahami Presiden ini, mereka mengerti hatinya," kata Pence. "Saya benar-benar percaya bahwa orang-orang memahami bahwa mereka yang terlibat dalam ancaman adalah tindakan kekerasan adalah orang-orang yang bertanggung jawab untuk itu."

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sejumlah Tokoh Demokrat dan Media Jadi Sasaran

Paket misterius berisi perangkat yang diduga peledak dikirim ke pejabat tinggi Demokrat termasuk Barack Obama dan Hillary Clinton. Kantor berita CNN pun bernasib serupa, kata pihak berwenang AS.

Kantor BBC melaporkan pada Kamis 25 Oktober, insiden tersebut terjadi dua hari setelah sebuah bom pipa ditemukan di rumah filantropis dan pemodal liberal George Soros di pinggiran kota New York City -- yang telah dikritik oleh kelompok-kelompok sayap kanan.

Kiriman paket misterius diduga bom yang diterima ruang surat kantor CNN di New York membuat seluruh penghuni gedung dievakuasi pada Rabu 24 Oktober 2018 pagi waktu setempat.

Selain mantan Presiden AS Obama dan mantan Wapres Hillary Clinton, paket-paket misterius itu juga ditujukan kepada eks Direktur CIA John Brennan.

Pada Hari Jumat, sebuah paket serupa berhasil diamankan setelah dikirim ke alamar restroan milik aktor Robert De Niro di Lower Manhattan, New York.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.