Sukses

Polisi di Kota Meksiko Ini Tak Boleh Menghalangi Hubungan Seks di Tempat Umum

Polisi di Guadalajara, Meksiko dilarang untuk memisahkan langsung dua sejoli yang sedang bercumbu hingga berhubungan seks di tempat umum. Ini alasannya.

Liputan6.com, Guadalajara - Guadalajara, kota terbesar kedua di Meksiko, telah memberlakukan peraturan yang terbilang "unik" agar dipatuhi para anggota kepolisian di wilayah tersebut.

Peraturan itu adalah: seluruh polisi dilarang untuk memisahkan langsung sejoli yang sedang bercumbu atau yang berhubungan seks di tempat umum, demikian seperti dikutip dari Stuff.co.nz, Senin (3/9/2018).

Para pendukung kebijakan itu mengatakan, peraturan tersebut melindungi dua sejoli menjadi korban pemerasan dari petugas-petugas polisi yang dituding haus suap--sebuah praktik lazim yang kerap menargetkan warga sipil yang tertangkap tangan melakukan pelanggaran hukum.

Sementara itu, para pengkritik justru khawatir bahwa kebijakan itu dapat mendorong "liarnya tindakan cabul di muka umum dan mengganggu orang-orang di sekitar".

Menurut peraturan di Guadalajara, berhubungan seksual di muka umum merupakan sebuah pelanggaran administrasi, yang dijatuhi hukuman denda dan penahanan singkat.

Namun, pada Agustus 2018, peraturan itu mengalami perubahan terkait bagaimana perbuatan itu diproses secara hukum. Dulu, polisi bisa langung mengintervensi dua sejoli yang tertangkap basah bercumbu hingga berhubungan seks di tempat umum.

Namun, sejak perubahan baru diterapkan, kini polisi dilarang untuk mengganggu atau memisahkan langsung dua sejoli yang sedang melakukan "hajatnya" di tempat umum, terkecuali jika aparat menerima keluhan khusus dari pihak ketiga yang merasa tidak nyaman.

"Tidak ada orang yang ingin melihat pasangan berhubungan seks di depan umum di depan mata anak laki-laki dan perempuan. Itu tidak mendidik. Itu membahayakan," kata Guadalupe Morfin, seorang anggota dewan kota yang mengusulkan perubahan peraturan itu, seperti dikutip dari Stuff.co.nz.

"Maka, satu-satunya hal yang kami tambahkan adalah, agar polisi bisa melakukan penahanan terhadap pasangan itu, diperlukan permintaan, keluhan atau laporan dari warga," kata Morfin.

Di sisi lain, menurut Livier Martinez dari Partai Aksi Nasional yang konservatif --satu-satunya anggota dewan yang memilih tidak pada peraturan itu-- berpendapat bahwa ada cara lain untuk mengatasi korupsi polisi di Meksiko.

"Saya tidak mengerti mengapa harus membatasi seorang perwira polisi untuk dapat bertindak mencegah kejahatan, dan mungkin membuat polisi tidak yakin apa yang mereka bisa dan tidak bisa lakukan dalam kasus seperti itu."

"Dan kedua: Sama sekali tidak menyenangkan berkeliling melihat (orang) di jalan melakukan hubungan seksual di taman atau di tanah kosong, atau di ... gang."

Tak sengaja melihat pasangan bercumbu hingga berhubungan seks di depan umum bukanlah kejadian sehari-hari di Guadalajara, Meksiko.

Karena, banyak anak muda Mekisko masih tinggal bersama orang tua mereka hingga dewasa, yang tidak memiliki privasi di rumah dan tidak punya uang membayar motel-motel untuk berhubungan seks dengan pasangannya.

 

Simak video pilihan berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Warga Bereaksi

Tidak ada data statistik yang dapat diandalkan untuk mengatakan seberapa banyak kasus orang yang tertangkap melakukan hubungan seks di tempat umum.

Penyebabnya, sebagian besar kasus-kasus semacam itu hampir tidak pernah masuk ke sistem peradilan, karena mayoritas selesai di jalanan, yang mana para pelanggar memberikan suap kepada polisi untuk menghindari penahanan.

Apa yang sangat umum, bagaimanapun, adalah cerita--terutama dari orang-orang muda--di mana polisi menuntut suap sebagai balasan keringanan hukuman atas pelanggaran karena telah melakukan hubungan seksual di tempat umum.

"Kadang-kadang mereka bahkan tidak berhubungan seks di depan umum, hanya berciuman atau hal-hal seperti itu. Tapi (polisi) melakukannya untuk mendapatkan uang, untuk mengambil keuntungan," kata Andrea Quintana, seorang mahasiswa di Guadalajara.

"Jadi saya pikir bagus bahwa sekarang mereka harus memiliki bukti bahwa seseorang benar-benar melakukan sesuatu yang buruk sehingga harus membawa mereka pergi."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.