Sukses

Beijing Kembali Berselimut Kabut Polusi

Tingkat kualitas udara pada pukul 10.00 waktu setempat berdasarkan partikulat PM 2,5 mencapai 500 mikrogram per meter kubik.

Liputan6.com, Beijing - Polusi udara menjadi salah satu masalah yang dihadapi Pemerintah China. Meski dalam beberapa waktu terakhir udara sempat bersih, pada Rabu, 28 Maret 2018 Beijing kembali diselimuti polusi.

Menurut pemantauan koresponden Liputan6.com di Beijing, tingkat kualitas udara pada pukul 10.00 waktu setempat dilihat dari partikulat PM 2,5 mencapai 500 mikrogram per meter kubik. Angka tersebut jauh di atas batas aman yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, yakni 25 mikrogram per meter kubik.

 

Hal itu menunjukkan bahwa partikulat PM 2,5 di Beijing 20 kali melebihi batas aman WHO.

Kualitas udara yang buruk membuat jarak pandang menjadi rendah pada siang hari. Gedung-gedung di Beijing pun tampak tertutup oleh kabut polusi.

Polusi kembali menyelimuti Beijing pada Rabu, 28 Maret 2018 waktu setempat. (Jeanette Kifli)

Padahal pemerintah China, khususnya Beijing, telah berupaya memperbaiki kualitas udara sejak beberapa tahun belakangan. 

Upaya yang dilakukan antara lain dengan menanam pohon, membatasi penggunaan batu bara sebagai penghangat pada musim dingin, penutupan pabrik-pabrik berpolusi tinggi sampai menggalakan kembali penggunaan sepeda sebagai transportasi utama warga di Negeri Tirai Bambu tersebut.

 

Saksikan Video soal Polusi di India Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Polusi Udara Parah Batalkan Penerbangan di China

Pada Desember 2016, polusi udara parah menyelimuti wilayah Tianjin, kota yang terletak di timur Beijing. Peristiwa tersebut mengganggu jarak pandang pilot sehingga membuat sejumlah jadwal penerbangan dibatalkan. 

Selain itu, sejumlah orang terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena mengalami kesulitan bernapas. 

Setidaknya 35 jadwal penerbangan di Tianjin dilaporkan dibatalkan atau ditunda. Jalan tol di kota yang dihuni sekitar 7,5 juta warga itu pun terpaksa ditutup akibat jarak pandang yang terbatas.

Polusi di China meningkat 10 kali lebih parah, yang disebabkan oleh asap kendaraan tua dan tak laik jalan, pembangkit listrik tenaga batu bara, serta pabrik.

Akibatnya, jumlah anak-anak yang dilarikan ke rumah sakit meningkat drastis, ruang tunggu di RS disesaki pasien dan orangtuanya.

Beijing dan 22 kota di China telah mengambil langkah penanganan, dengan melarang mobil melaju di jalanan. Penutupan sekolah dan sejumlah toko juga dilakukan. 

Level polusi PM 2,5 dikaitkan dengan berbagai efek yang merugikan kesehatan termasuk kanker paru-paru, asma, dan penyakit jantung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.