Sukses

Libia Siap Rundingkan Reformasi

Pemerintah Libya menyatakan siap merundingkan reformasi, dengan syarat Muammar Khadafi tidak dipaksa mundur.

Liputan6.com, Tripoli: Pemerintah Libya menyatakan siap merundingkan reformasi, dengan syarat Muammar Khadafi tidak dipaksa mundur. Demikian dikatakan juru bicara pemerintah Libia Mussa Ibrahim di Tripoli, Libia, Selasa (5/6).

"Khadafi merupakan tokoh pemersatu, terbukti berhasil memimpin negara itu lebih dari empat dasawarsa," kata Ibrahim. "Sistem politik macam apa diterapkan di negara ini bisa dirundingkan. Kita bisa membicarakannya. Kita bisa melakukan semuanya, pemilihan umum, referendum, dan lain-lain."

Tapi, kata Ibrahim, masa depan Khadafi tetap suci. Pernyataan itu disampaikan beberapa jam setelah pemberontak menolak perjanjian perdamaian, karena putra Khadafi mengambil alih kepemimpinan negara Afrika Utara itu.

Menyusul pembangkangan itu, Khadafi menemui pendukungnya Senin (4/4) lalu. Momen itu, menurut stasiun televisi setempat, merupakan penampilan umum pertamanya sejak 22 Maret di kediamannya di Bab El Aziziya, Tripoli, yang dibom pasukan sekutu dua hari sebelumnya.

Sementara itu, putra Khadafi, Seif Al Islam, menyatakan bahwa mantan Menteri Luar Negeri Moussa Koussa yang membelot ke Barat pekan lalu sebagai pria tua dan penyakitan. "Ia menyerah karena tekanan kejiwaan perang," sindirnya.

Seif Al Islam disebut-sebut sebagai calon pengganti ayahnya sebelum gelombang unjuk rasa mengguncang negeri itu. Baru-baru ini, ia muncul di sebuah hotel di Tripoli guna melakukan rekaman wawancara dengan BBC terkait penolakannya terhadap Koussa, tokoh penting kubu Khadafi.

Seif, yang tidak muncul di hadapan umum sejak serangan udara pasukan sekutu pada 19 Maret, mengatakan, Koussa diberi izin meninggalkan Libya untuk menjalani perawatan kesehatan. "Moussa Koussa berada dalam daftar larangan perjalanan dan ia sakit, sehingga harus pergi ke rumah sakit Cromwell di London dalam waktu tiga bulan sekali. Jadi, kami membolehkannya pergi ke Djerba, Tunisia," kata Seif.

Kata Seif, Libia dibombardir selama dua pekan, sehingga dapat dibayangkan tekanan kejiawaan dari seorang pria tua dan sakit-sakitan. "Wajar saja ia mundur. Itulah perang," katanya.

Ketika ditanya tentang kemungkinan Koussa memberikan keterangan kepada Barat, Seif mengatakan, pria tua dan sakit-sakitan itu tentunya akan mengutarakan cerita lucu. Ia membantah kemungkinan Koussa membocorkan rahasia.

"Rahasia apa? Inggris dan Amerika tahu tentang Lockerbie. Itu bukan rahasia lagi," kata Seif.

Pemerintah Amerika Serikat mencabut hukuman terhadap Koussa setelah ia membelot ke Inggris, yang dirancang untuk melemahkan lingkar terdekat Khadafi. Harta Koussa dibekukan pada bulan lalu sebagai bagian dari tekanan Amerika Serikat dan sekutu terhadap pemimpin Libia dan penasihat terdekatnya.(Ant/SHA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.