Sukses

PM Lebanon Tunda Pengunduran Dirinya

Hariri mengumumkan penangguhan pengunduran dirinya setelah ia bertemu dengan Presiden Michel Aoun.

Liputan6.com, Beirut - Saad Hariri menunda pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri Lebanon. Sebaliknya, ia berjanji akan bekerja sama dengan Presiden Michel Aoun untuk "melindungi" negara tersebut dan menjaga keamanannya.

"Hari ini, saya menyampaikan pengunduran diri saya kepada presiden dan ia mendesak saya untuk terus melakukan dialog lebih lanjut terkait dengan alasan saya mundur dan dasar-dasar politiknya... saya menerimanya," ungkap Hariri dalam sebuah pidato di istana presiden pada Rabu waktu setempat seperti dilansir Al Jazeera pada Kamis (23/11/2017).

"Saya akan melakukannya dengan harapan akan memperbarui pembicaraan untuk memperkuat persatuan kita dan menyelesaikan konflik internal yang kita miliki dan bagaimana merefleksikan hubungan kita dengan saudara-saudara Arab kita."

"Pada saat ini, Lebanon membutuhkan usaha yang luar biasa dari semua orang dalam menghadapi tantangan yang akan datang...Saya berharap ke depan dapat menjalin kemitraan yang nyata dengan semua partai politik untuk menempatkan kepentingan Lebanon di atas hal lainnya," imbuhnya.

Pidato Hariri tersebut disampaikan setelah dirinya mengadakan pertemuan pribadi dengan Presiden Aoun di Beirut. Sebelum keduanya bertatap muka, sejumlah pemimpin Lebanon termasuk Aoun lebih dulu tampil di muka publik saat menghadiri parade militer yang menandai dimulainya perayaan Hari Kemerdekaan ke-74 negara itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Iran dan Hizbullah

Hariri kembali ke Lebanon pada Rabu waktu setempat setelah dua pekan lalu mengumumkan pengunduran dirinya melalui sebuah pidato di Arab Saudi. Dalam kesempatan tersebut ia mengungkap, campur tangan Iran dan sekutunya, Hizbullah, dalam pemerintahannya dan kekhawatirannya menjadi target pembunuhan merupakan alasan di balik keputusannya untuk mundur.

Langkah Hariri tersebut "menjatuhkan" Lebanon, sebuah negara yang memiliki stabilitas politik yang rapuh, dalam periode ketidakpastian serta memicu kekhawatiran akan perang antara Arab Saudi dan Iran dengan Lebanon sebagai garis depannya.

Para pejabat Lebanon sebelumnya menuding bahwa Hariri disandera Arab Saudi. Namun dugaan tersebut dibantah oleh Hariri.

Presiden Aoun sendiri sempat mengatakan, ia hanya akan menerima pengunduran diri Hariri bila yang bersangkutan pulang ke Lebanon dan menyampaikan keputusannya tersebut langsung kepadanya. Selain itu, Hizbullah juga menolak keputusan mundur Hariri.

Dalam pidatonya, pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah menuduh, Arab Saudi memaksa Hariri untuk mundur. Hizbullah merupakan bagian dari pemerintah persatuan Lebanon yang dibentuk Hariri satu tahun lalu.

Dunia internasional menyerukan stabilitas di Lebanon di mana Amerika Serikat memperingatkan agar kekuatan regioonal tidak menggunakan negara itu untuk perang proxy.

Setelah cukup lama berada di Arab Saudi, pada Sabtu lalu, Hariri bertolak ke Prancis. Ia berbincang dengan Presiden Emmanuel Macron di Istana Élysée.

Dari Prancis, Hariri tidak langsung terbang ke Beirut. Ia dilaporkan mampir di Mesir dan Siprus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.