Sukses

Mengintip Perayaan Kelulusan Sekolah di Pedalaman Australia

Terdapat berbagai cara untuk merayakan kelulusan, seperti hal-hal yang dilakukan lulusan SMA di kawasan pinggiran Australia ini.

Liputan6.com, Canberra - Beburu babi, mengendarai traktor, atau mengejar pesawat bukanlah hal biasa untuk menandai liburan kelulusan pelajar SMA di Australia. Hal tersebut dikenal dengan istilah 'Schoolies Week'.

Tapi siswa kelas 12 di kawasan pinggiran Australia harus berpikir kreatif ketika akan merayakan kelulusan mereka.

Mengalami stres selama beberapa bulan, banyak belajar, dan kurang tidur, banyak dialami oleh kebanyakan pelajar SMA menjelang hari terakhir sekolah mereka.

Hari Jumat, 17 November 2017, menandai hari terakhir ujian bagi sekitar 50.000 pelajar SMA di Queensland, yang diikuti oleh pelajar-pelajar di negara bagian lainnya. Demikian seperti dikutip dari ABC Australia Indonesia pada Senin (21/11/2017).

Tidak seperti pelajar di kota-kota besar, pergi ke Gold Coast, Queensland dan bergabung dengan 30.000 pelajar lainnya, atau pergi ke acara sejenis untuk merayakan 'Schoolies 2017', adalah hal yang tidak mungkin dilakukan oleh banyak remaja di kawasan terpencil Australia.

Lalu, apa yang mereka lakukan untuk merayakan akhir tahun ajaran mereka?

Lulus dari Kelas 12 lulus menuju 'dunia nyata'

Nalam Paipai menyukai banyak hal dibesarkan di Selat Torres, kecuali satu, sinyal telepon yang terbatas.

Karena itu, di hari yang sama ia selesai sekolah, ia langsung terbang ke Townsville, Queensland.

Nalam, yang tinggal di kampus di Sekolah Weipa, merayakan akhir Kelas 12 dengan memulai babak baru dalam hidupnya. Ia berharap dapat memiliki keterampilan baru sekembalinya ke Selat Torres.

"(Impian saya menjadi ahli listrik) dimulai saat saya di kelas 10," katanya.

"Saya merasa kasihan melihat komunitas saya tidak bisa memiliki telekomunikasi, itu sebabnya saya ingin menjadi seorang sparkie (istilah 'tukang' listrik di Australia)."

"(Memiliki sinyal telepon yang buruk) menyulitkan, terutama bagi remaja."

Remaja yang ambisius ini telah daftar magang dan ke beberapa program di Queensland utara untuk membantunya memulai karier impiannya.

"Sambil menunggu, saya kerja paruh waktu di Townsville," katanya.

'Jika memiliki kendaraan 4WD, Anda populer'

Mereka yang memiliki kendaraan roda empat yang bagus, atau orangtua yang bersedia meminjamkannya pada anak-anaknya, akan banyak dilirik bagi mereka di kawasan Cape York, Queensland.

Bukan berpesta diiring musik dan DJ di pantai, kebanyakan siswa di Western Cape College di Weipa, Queensland memilih berkemah.

Sulit untuk menemukan remaja yang tidak memancing atau berkemah, dan Liam Parr menganggap menghabiskan waktu bersantai di Cape selama satu minggu adalah hal yang ia butuhkan.

"Cukup mahal untuk pergi ke Gold Coast, jadi berkemah jauh lebih murah," kata kapten sekolah tersebut.

"Saya tak sabar lagi untuk pergi, merayakan dan bersenang-senang dengan teman-teman, sebelum mudah-mudahan bisa ke universitas di Geelong, Victoria.

"Kami ingin pergi memancing, berburu babi dan berenang (tapi) apakah orangtua saya akan memperbolehkan saya menyetir mobilnya, lihat saja nanti."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Naik Traktor hingga Liburan ke Luar Negeri

Merayakan dengan naik traktor

Bagi Sophie Kennedy dari Queensland, 'Schoolies' artinya pergi sejauh dua ribu kilometer dari rumahnya.

Petenis berusia 17 tahun itu dibesarkan di Peternakan Escott, dekat Burketown, Gulf of Carpentaria, Australia Utara.

Sebagai penghuni asrama di St Margaret's di Brisbane, ia memutuskan untuk pulang ke rumahnya untuk merayakan kelulusan, daripada pergi ke pantai seperti kebanyakan pelajar lainnya.

"Saya tidak pernah benar-benar tertarik pada Schoolies, jadi saya pikir akan pulang dan mungkin mulai kerja," katanya.

"Saya mungkin akan naik traktor, atau membangun pagar, sebelum musim hujan tiba."

Escott Station terletak jauh dari Gold Coast, tapi Sophie mengatakan berada di rumah akan lebih menyenangkan, karena pesta perpisahan seperti yang biasa, kemungkinan besar akan membuatnya bosan.

"Saya merasa mudah bosan. Saya akan belum berusia 18 tahun, jadi sedikit sulit bagi saya untuk bersenang-senang," katanya.

"Lagi pula, saya rasa kita bisa merayakan kelulusan di kawasan peternakan."

Lebih memilih ke luar negeri

Sophie Morrison dari Broken Hill, New South Wales, mengatakan menyelesaikan sekolah di sebuah kota terpencil menambah rasa kelegaannya.

"Karena ini adalah komunitas tertutup, bisa merasakan kegembiraan di antara kita semua, yang akhirnya kita selesaikan, tapi juga kegugupan menunggu hasilnya," katanya.

"Senang berbagi perasaan ini dengan semua orang."

Untuk merayakan akhir sekolah, Sophie mengatakan pilihan Gold Coast tidak pernah menjadi hal yang menarik baginya.

"Saya lebih suka pergi ke tempat yang benar-benar cantik dengan banyak sejarah," katanya.

Ia telah memilih lokasi yang lebih eksotis untuk merayakan kelulusan sekolah selesai, dengan perjalanan ke Italia yang sudah ia rencanakan.

"Saya belajar sejarah kuno, Pompeii dan Herculaneum, dan saya selalu menyukai sejarah Eropa, jadi saya rasa ini luar biasa," katanya.

Perjalanan tersebut dilakukan dengan banyak perencanaan, dimana Sophie bekerja setelah sekolah, dan perlu meyakinkan keluarganya, yang awalnya mereka agak ragu-ragu.

"Saya harus berbicara dengan keluarga saya tentang hal itu, tapi saya meyakinkan mereka. Saya sedikit keras kepala," ujarnya tertawa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini