Sukses

Tiongkok, Indonesia, dan ASEAN Akan Bahas Isu Laut China Selatan

Delegasi dari Tiongkok, Indonesia, dan ASEAN akan melaksanakan pertemuan mulitlateral untuk membahas Laut China Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - Delegasi dari Tiongkok, Indonesia, dan negara anggota ASEAN akan melaksanakan pertemuan multilateral di Manila, Filipina, pada 4-8 Agustus 2017. Sejumlah agenda akan dibahas dalam perhelatan tersebut, termasuk isu Laut China Selatan, yang menjadi salah satu topik kajian utama.

Pertemuan itu bernama ASEAN Regional Forum, yang akan dihadiri delegasi setingkat menteri. Indonesia akan diwakili oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

"Ibu Menlu akan menghadiri pertemuan ASEAN di Manila, Filipina, yang akan diselenggarakan pada 4-8 Agustus 2017. Pertemuan itu akan membahas berbagai macam isu beserta outcome-nya," jelas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir di Jakarta, Jumat (28/7/2017).

Menurut Arrmanatha, Menlu Retno Marsudi akan menyampaikan sejumlah isu regional multilateral pada perhelatan tersebut. Salah satu isu yang akan disampaikan adalah Laut China Selatan beserta code of conduct (CoC) kawasan kemaritiman tersebut.

"Terkait pembahasan code of conduct di Laut China Selatan, rencananya akan ada kesepakatan untuk framework CoC. Indonesia juga akan mendorong perundingan untuk menyelesaikan CoC secara final. Harapan kita adalah suatu komitmen ASEAN dan China dapat mencapai kesepakatan terkait hal itu," tambah Arrmanatha.

Pada Mei 2017, ASEAN dan China telah menyepakati kerangka code of conduct (CoC) atau tata perilaku kedua pihak di Laut China Selatan. Kesepakatan tersebut dicapai pada Pertemuan ke-14 ASEAN-China Senior Officials Meeting on the Implementation of the Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea (SOM on DOC) di Guiyang, China, 18 Mei 2017.

"Pada pertemuan di Guiyang pada bulan Mei 2017 lalu telah disepakati draft CoC framework. Pembahasan draft itu akan diteruskan dalam pertemuan di Manila nanti, juga dijadikan sebagai dasar agar dapat difinalisasi akhir Agustus ini," kata Direktur Kerja Sama Politik dan Keamanan ASEAN, Kemlu RI, Mochamad Chandra Widya Yudha, melengkapi pernyataan Arrmanatha Nasir.

Pertemuan itu dilaksanakan beberapa pekan setelah keputusan pemerintah Indonesia yang akan mengubah penyebutan nama Laut China Selatan menjadi Laut Natuna Utara. Tindakan itu memicu kritik dari Tiongkok yang menyebut bahwa tindakan Indonesia dinilai tidak masuk akal.

Terkait rencana pembahasan isu tersebut pada pertemuan China - ASEAN di Manila, Direktur Kerja Sama Politik dan Keamanan ASEAN menjelaskan bahwa diskusi akan disesuaikan dengan dinamika politik luar negeri yang ada.

"Kita akan sesuaikan dengan dinamika yang ada. Kita akan melanjutkan pembahasan dengan China, untuk meneruskan pembahasan. Dan itu merupakan mandat dari masing-masing kepala negara dan masing-masing menlu Indonesia - China yang berkomitmen untuk menyelesaikan framework CoC pada pertengahan tahun ini," jelas Chandra.

Saksikan juga video berikut ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Laut China Selatan atau Laut Natuna Utara adalah laut tepi, bagian dari Samudra Pasifik.

    Laut China Selatan

  • salah satu negara yang dilintasi dengan garis khatulistiwa. Negara ini memiliki Batik sebagai ikon budayanya.
    salah satu negara yang dilintasi dengan garis khatulistiwa. Negara ini memiliki Batik sebagai ikon budayanya.

    Indonesia

  • ASEAN adalah singkatan dari Association of Southeast Asian Nations.

    ASEAN

  • Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
    Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.

    China