Sukses

Donald Trump Rombak Dewan Keamanan, Lemahkan Posisi Militer AS

Ketika melemahkan posisi kepala staf militer, Trump justru memperkuat peran kepala staf strateginya, Steve Bannon.

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Donald Trump merombak habis-habisan Dewan Keamanan Nasional (NSC). Ia melemahkan posisi kepala staf militer dengan memperkuat peran kepala staf strateginya, Steve Bannon, untuk membahas isu penting keamanan.

Bannon adalah mantan pemimpin redaksi sekaligus pemilik situs Breitbart News, sebuah laman berita sayap kanan. Dengan penunjukkan ini, Bannon akan terus mendampingi Trump di setiap rapat tentang keamanan nasional.

Perintah penunjukan Bannon ditandatangi pada Sabtu 28 Januari lalu. Demikian dikutip dari BBC, Senin (30/1/2017).

Rapat rutin NSC kerap dihadiri oleh direktur intelijen dan para kepala staf. Para presiden pendahulu Trump, direktur dan seluruh kepala staf wajib hadir dalam pertemuan lingkaran dalam NSC.

NSC adalah badan paling utama yang memberi nasihat kepada presiden terkait dengan isu keamanan dalam dan luar negeri.

Stephen Bannon ditunjuk menjadi kepala strategi dan penasihat senior Trump (Reuters)

Di masa pemerintahan Trump, badan ini dipimpin oleh pensiunan Jenderal Mike Flynn. Ia adalah salah satu penasihat terdekat dan pendukung paling getol Trump semasa kampanye.

Perintah eksekutif Trump terkait penunjukkan Bannon salah satunya berbunyi, "AS menghadapi ancaman keamanan termasuk perbatasan internasional."

"Oleh karena itu, pengambilan keputusan secara struktural dan proses untuk mengatasi tantangan ini pemerintah Amerika harus tetap adaptif dan transformatif."

Pada minggu lalu, Bannon mendeskripsikan media-media mainstream AS sebagai 'pihak oposisi' dan seharusnya 'diam saja'.

Adapun situs berita yang ia pernah pegang, Breitbart News, berisi agenda anti-kemapanan, xenophobia, dan kebencian. Di bawah kendalinya, Breitbart menjadi media paling bayak dibaca kaum konservatif.

Selain penunjukan Bannon, Trump juga memerintahkan untuk merombak Dewan Keamanan Dalam Negeri.

Perintah lainnya adalah rencana awal menteri pertahanan untuk mengalahkan ISIS yang akan disajikan dalam waktu 30 hari

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini