Sukses

Presiden Turki Ucapkan Selamat Natal untuk Umat Kristiani Dunia

Ucapkan selamat Natal, Presiden Recep Tayyip Erdogan singgung tradisi lama Turki tentang keberagaman dan saling menghormati.

Liputan6.com, Ankara - Ucapan Selamat Natal disampaikan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Tak hanya untuk rakyat Turki yang merayakannya, tapi juga untuk seluruh umat Kristiani di seluruh dunia.

"Saya mengucapkan selamat. Pertama untuk warga negara yang beragama Nasrani, kemudian untuk umat Kristiani di seluruh dunia," kata Presiden Erdogan seperti dikutip dari Hurriyet Daily News, Senin (26/12/2016).

"Kita berharap perayaan Natal yang dilakukan umat Kristiani dari berbagai aliran, tradisi, dan gereja bisa berkontribusi bagi penguatan solidaritas dan membantu lingkungan sekitar," ujar Erdogan.

Dalam ucapan selamat yang disampaikan di situs resmi kepresidenan, Erdogan juga mengatakan damai yang berlangsung selama ratusan tahun di kawasan Anatolia-- "Asia Kecil", nama kuno untuk wilayah Turki--adalah buah dari tradisi lama yang menganggap keberagaman sebagai kekayaan.

"Yang menjunjung tinggi sikap saling menghormati dan mencintai sebagai prinsip bersama, yang tidak mendiskriminasi seseorang berdasarkan agama, bahasa, dan ras," kata Erdogan.

Presiden Turki menambahkan, sebagai bagian dari tradisi lama, "kami juga akan terus bertindak untuk membela mereka yang tertindas, tanpa pertimbangan yang diskriminatif."

Sebelumnya, ucapan Natal dari pemimpin muslim juga datang dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas memberikan ucapan selamat Natal pada Uskup Agung Pierbattista Pizzaballa saat misa Natal di Gereja Santa Katarina yang terhubung ke Gereja Nativity, di kota Bethlehem di Tepi Barat, (25/12). (AFP Photo/Musa Shaer Poll)

"Natal adalah seruan dari Palestina bagi harapan dan keadilan. Sebuah pesan yang unik yang diwariskan dari generasi ke generasi. Warisan yang tak ternilai harganya yang berawal dari Palestina, yang kemudian dirayakan di seluruh dunia," demikian sebagian pesan Natal Presiden Abbas, seperti dikutip dari situs Palestinian News and Info Agency (WAFA).

Abbas juga mengaku akan segera bertemu Paus Fransiskus di Vatikan untuk membahas sejumlah isu terkait kepentingan bersama dan antarumat.

"Termasuk mendorong dialog antaragama ke arah saling menghormati dan menghargai," kata Abbas. " Dalam konteks itu, kami menegaskan sikap bahwa tidak ada kitab suci yang boleh digunakan sebagai alasan atau pembenaran untuk kejahatan atau pelanggaran."

Saksikan juga video berikut ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.