Sukses

Sudan Jadi Alternatif Menjejak Afrika Sepulang dari Tanah Suci

Sudan bisa menjadi pilihan alternatif berlibur sepulang dari Tanah Suci.

Liputan6.com, Jakarta - Sudan, adalah negara yang terletak di timur laut benua Afrika. Bagi sebagian besar warga Indonesia, tatkala mendengar negara itu yang pertama kali mengemuka adalah perang. Itulah yang dikatakan oleh Duta Besar Sudan untuk Indonesia-Singapura dan Australia, Abd Al Rahim Al Siddiq Mohammed.

"Suatu ketika saya datang ke dokter, dia tanya saya dari mana, dan ketika saya jawab, dia lantas berkomentar, 'Ada apa dengan negara Anda? Mengapa berperang?'" kata dubes yang biasa dipanggil Abdul Rahim di kediamannya, Rabu 22 Juni 2016.

Abdul Rahim lantas mengatakan kalau yang tengah konflik itu adalah Sudan Selatan.

"Saudara kami di selatan yang tengah berkonflik, bukan kami. Republik Rakyat Sudan Selatan yang merdeka dari kami masih berkonflik di dalam negerinya."

Selain memberikan informasi tentang Sudan yang selama ini telah damai dan tak ada konflik, Abdul Rahim juga mempromosikan turisme dalam negerinya kepada Indonesia.

Menurut wakil dubes, Tariq Abdala Eltom, ada 600 mahasiswa Indonesia di Sudan yang selain mengemban ilmu mempelajari bahasa Arab, mereka sangat menikmati liburan di Sudan.

"Banyak lokasi di Sudan yang sudah mereka kelilingi, dan yang terakhir, mereka melakukan umroh dari Sudan," jelas Tariq.

"Cuma butuh 40 menit perjalanan dari Sudan ke Jeddah dengan pesawat terbang. Tersedia juga kapal feri," lanjut Tariq.

Wakil dubes itu juga menjelaskan, paket umroh plus kini bisa menjadikan Sudan sebagai pilihan wisata -- relijius, alam, maupun sejarah.

"Turki dan Mesir tengah bergejolak dan biayanya lebih mahal. Andai umroh plus mau memilih Sudan sebagai alternatif, potensi wisatawan dari Indonesia akan sangat besar."

Tariq mempromosikan banyak obyek wisata di negerinya. Antara lain, piramida Sudan.

"Jumlahnya 120 piramida, lebih banyak dari di Mesir." 

Sudan juga terkenal sebagai wisata bawah lautnya serta taman suaka marga satwa. 

Hingga kini, kerja sama antara Indonesia dan Sudan belum termasuk pariwisata. Namun, dubes Abdul Rahim dan wakilnya, Tariq berharap segera diwujudkan.

"Tidak hanya lewat agen perjalanan namun bisa terwujud lewat antar pemerintah," tutup Tariq.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini