Sukses

Sistem Pemadam Api Milik Bank di Thailand Bocor, 8 Tewas

Bocornya gas kimia saat saat pekerja sedang memperbaiki dan memperbarui sistem pemadam kebakaran.

Liputan6.com, Bangkok - 8 orang pekerja meregang nyawa dan 7 lainnya terluka setelah mereka tak sengaja membocorkan sistem pemadam kebakaran di sebuah bank terbesar di Thailand. Akibatnya, gas kimia memenuhi ruangan tempat sistem itu berada.

Kecelakaan itu terjadi pada Minggu malam di lantai bawah Siam Commercial Bank (SCB) -- institusi keuangan terbesar di Negari Gajah Putih.

Pihak SCB mengatakan pekerja kontraktor tengah memperbaiki dan memperbarui sistem bahan kimia pemadam kebakaran di gedung tersebut. Namun, mereka melakukan kesalahan saat mematikan sistem. Akibatnya, bahan bakar kimia pun bocor sehingga level oksigen di ruangan tempat mereka bekerja berkurang.

 

"Para pekerja mungkin menyalakan sistem Pyrogen Aerosol yang kalau diutak-atik justru akan mengurangi level oksigen. Itulah yang membuat mereka meninggal dan terluka," kata pihak SCB melalui sebuah pernyataan yang dilansir dari Guardian, Senin (14/3/2016).

Pyrogen adalah salah satu tipe pemadam kebakaran berbentuk gas. Biasanya digunakan juga ada kebakaran yang merusak dokumen atau peralatan listrik.

Dalam laman pabrik pembuatannya, disebutkan bahwa gas itu tidak menurukan level oksigen namun menjelaskan penggunaan alat itu tidak disarankan dalam ruangan penuh orang.

Rumah Sakit Erawan menjelaskan, 5 orang tewas di tempat kejadian, sementara 3 lainnya dirawat di unit gawat darurat. 7 sisanya yang terluka masih berada di rumah sakit.

"SCB bersimpati atas kejadian ini," lanjut pernyataan bank dan menambahkan investigasi masih dilakukan polisi.

Pihak bank ternama di Thailand itu mengatakan gedung mereka tidak terdampak dan tetap buka seperti biasanya.

Dalam pernyataan tambahan, pihak bank mengatakan kematian akibat gas pyrogen. Sementara kepolisian setempat menegaskan, 8 orang yang tewas adalah pekerja kontraktor dan penjaga keamanan akibat insiden kecelakaan kerja. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini