Sukses

Maut Terbanyak Akibat Selfie Ada di Negara Ini

Kematian demi kematian akibat selfie tercatat terjadi mulai 2014.

Liputan6.com, Mumbai - Menurut sejarah, self potrait atau selfie, kegiatan mengambil foto diri sendiri kali pertama dilakukan Grand Duchess Anastasia Nikolaevna, putri keempat Tsar Nicholas II -- penguasa terakhir Kekaisaran Rusia pada 1913.

Seiring kemajuan teknologi telepon seluler, kegiatan tersebut kian marak. Namun, selfie bak candu. Para peminatnya kian tertantang untuk menghasilkan foto yang lain daripada yang lain. Meski, risikonya tak jarang adalah maut.

Kematian demi kematian akibat selfie tercatat terjadi mulai 2014.

Menurut Telegraph, kematian akibat selfie pada 2015 bahkan lebih tinggi daripada karena serangan hiu ganas. Hingga 2016 maut akibat swafoto terbanyak terjadi di India.


Untuk mengatasinya, kota Mumbai di India membentuk satuan patroli khusus yang bertugas mencegah kematian akibat selfie.

Langkah ini dilakukan menyusul serangkaian insiden yang membuat India menjadi negara yang memiliki kasus kematian terbanyak gara-gara aksi mengambil foto sendiri.

Polisi di sana telah menandai sejumlah lokasi di Mumbai, di mana aparat berniat memperkecil risiko kematian.

"Ini adalah masalah bagi kami," kata juru bicara polisi Dhananjay Kulkarni, seperti dikutip dari CNN, Jumat (26/2/2016).

"Kami telah mengidentifikasi sejumlah tempat di Mumbai, aparat akan mencegah orang-orang datang ke sana sehingga kejadian tak diinginkan tak terjadi."

Dari 49 kematian yang terjadi selama 3 tahun terakhir di seluruh dunia, 19 di antaranya atau 40 persen terjadi di India.

Pada Januari 2016, seorang remaja di Chennai dilaporkan tewas tertabrak saat selfie di depan kereta yang sedang melaju cepat.

Di Mumbai, area dengan risiko tertinggi adalah di sepanjang garis pantai, destinasi populer bagi kaum muda yang membawa ponsel berkamera.

Media setempat mengabarkan, dua remaja tewas tenggelam Selasa lalu saat mengambil foto diri ketika sedang berwisata di Bhiwandi, di luar kota Mumbai.

Kulkarni mengatakan, meski sejumlah area paling rentan belum teridentifikasi, aparat telah melakukan pencegahan di sejumlah tempat berisiko tinggi.

"Kami telah menempatkan sejumlah polisi di lokasi-lokasi tersebut. Kami juga meminta pemerintah kota untuk memasang rambu peringatan."

Pemerintah setempat juga diminta menempatkan petugas penyelamat di lokasi.

Sementara itu, di sejumlah tempat di dunia, khususnya di lokasi wisata populer aturan larangan selfie juga dilakukan, untuk mencegah malapetaka. Misalnya di Museum Louvre, Paris, juga di Disneyland.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini