Sukses

Keren! Rumah Mini Terbuat dari Barang Bekas

Rumah itu memiliki atap layaknya tempat tinggal pada umumnya, agar penghuninya tak kehujanan dan kepanasan. Keren!

Liputan6.com, Denver - Berkat keahlian dan kreativitasnya, seorang seniman bernama Gregory Kloehn membangun rumah bagi para tunawisma. Ia pun memanfaatkan benda-benda yang ada di jalan dan mendaur ulangnya menjadi material layak pakai.

Seperti dilansir dari Oddity Central, edisi 13 Mei 2014, Gregory pun lalu membuat rumah bergerak kecil alias mini seukuran sofa.

Rumah itu memiliki atap layaknya tempat tinggal pada umumnya, agar penghuninya tak kehujanan dan kepanasan. Lalu diberikan roda di bagian bawah agar bisa berpindah tempat.

Sejauh ini, Gregory sudah membangun sekitar 10 tempat penampungan melalui 'Homeless House Project'. Ia pun berharap akan menciptakan lebih banyak di masa depan.

Meskipun rumah buatan Gregory kecil dan hanya bisa menampung satu orang. Tapi rumah itu bisa dijadikan tempat berlindung bagi orang-orang yang tak punya rumah.

Rumah-rumah buatan Gregory umumnya dicat warna-warna cerah, memiliki elemen-elemen unik. Seperti pintu mesin cuci untuk jendela dan tutup minivan sebagai atap rumahnya.

Pria berusia 43 tahun itu sebenarnya adalah pematung. Tapi ia pindah ke bidang konstruksi, setelah membangun lima unit kondominium yang menjadi tempat tinggal dan kerjanya dari potongan-potongan material. Pria yang berasal dari Denver ini dia sekarang tinggal di Oakland, California, di mana ia melakukan proyek konstruksi filantropis.

"Sebelumnya, saya melakukan semua hal yang berkaitan dengan patung, Tapi aku sadar itu tak berkembang," kata dia.

"Dan Anda hanya menjajakan kepada orang-orang kaya. Aku berpikir membuat usaha menjadi sesuatu yang akan menyenangkan orang lain," sambungnya.

Jadi, dengan daya tarik baru di bidang arsitektur, Gregory mulai mempelajari lapak-lapak tunawisma di lingkungannya. Dia menulis sebuah buku berjudul 'Arsitektur Tunawisma'. Dalam bukunya, ia membahas begitu mengagumi bagaimana para tunawisma mampu mendaur ulang sepanjang hari dan membuat tempat tinggal dari barang-barang bekas.

Setelah itu, ia mulai membangun rumah kecil di studionya. Tapi ketika itu dia tidak menyadari potensinya. Hal itu berubah ketika beberapa tunawisma muncul di depan rumahnya tahun lalu. Mereka meminta terpal. Namun Gregory malah memberi mereka struktur kayu kecil yang dilengkapi dengan tangki air, dapur dan lubang kecil untuk pembuangan kotoran. (Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini