Sukses

Kerabat: Putra Bungsu Pilot AirAsia QZ8501 Merindukan Ayahnya

Keluarga pilot AirAsia QZ8501 Kapten Iriyanto mematikan semua televisi di rumah, agar Galih tak mengetahui kabar duka itu.

Liputan6.com, Surabaya - Duka mendalam dirasakan putri pilot AirAsia QZ8501 karena kehilangan sang ayah, Kapten Iriyanto. Belakangan diketahui, adik laki-lakinya yang baru berusia 8 tahun, juga merasakan hal yang sama.

Namun alasan kepergian Iriyanto yang meninggal akibat kecelakaan pesawat belum diketahui putra bungsunya yang bernama Galih.

"Dia berpikir ayahnya masih bekerja. Ia tidak tahu pesawat ayahnya telah jatuh," ujar adik Kapten Iriyanto,  Budi Sutiono, seperti dikutip dari Daily Mail, Kami (1/12/2014).

"Arya Galih Gegara diberitahu ayahnya masih bekerja," jelas dia.

Meski demikian, sambung Budi, belakangan Galih kerap menangis mengatakan ingin bertemu dengan sang ayah. "Dia terus bertanya kepada kami di mana sang ayah, terus menangis karena merindukannya," kata Budi.

Sejauh ini, pihak keluarga mematikan semua televisi di rumah, agar Galih tak mengetahui kabar duka itu. Sebab akan disampaikan secara bertahap.

"Pelan-pelan kami akan mencoba untuk menjelaskan apa yang terjadi pada ayahnya. Tapi perlu waktu," tambah Budi.

Sebelumnya, putri Kapten Iriyanto juga memposting status mengharukan untuk sang ayah. Angela mengungkap harapannya agar sang ayah ditemukan dan bisa pulang ke rumah dengan selamat.

"Papa plg. Kakak msh bth papa. Kembalikan papaku. Papa plg pa. Papa hrs ketemu, papa hrs plg," tulis Angela dalam akun Path-nya, Minggu 28 Desember.

Kapten Iriyanto adalah sosok pilot yang andal dan profesional dalam menjalankan profesinya. Ia memiliki pengalaman 20.537 jam terbang. Selama 6.053 jam di antaranya terbang bersama AirAsia, milik pengusaha Malaysia, Tony Fernandez itu. (Tnt/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini