Sukses

Ice Bucket Challenge Ala Gaza, Pakai Seember Puing

Aksi Ice Bucket Challenge ala Gaza pun menjadi hot topik di internet. Meski tujuan dibuatnya bukan untuk menggalang dana.

Liputan6.com, Gaza - Terinspirasi dari tantangan Ice Bucket Challenge yang kian mendunia, warga Gaza yang tinggal di daerah konflik pun mengagas hal serupa. Namun media yang digunakan bukanlah air, melainkan seember puing-puing reruntuhan bangunan yang hancur digempur roket Israel.

Ice Bucket Challenge sejatinya diluncurkan untuk meningkatkan kesadaran dan menggalang dana bagi ALS Association. Pelakunya siapa saja, dari rakya biasa hingga selebriti dunia. Bahkan politisi Bill Gates hingga pesepakbola David Beckham juga turut serta.

Aksi Ice Bucket Challenge ala Gaza pun menjadi hot topik di internet. Meski tujuan dibuatnya bukan untuk menggalang dana seperti serupanya. Aksi itu dibuat untuk meningkatkan kesadaran tentang kondisi wilayah dilanda konflik.

"Aku harus melakukan sesuatu dan untuk mengirim pesan ke seluruh dunia tentang Gaza," kata Ayman al Aloul, wartawan Palestina yang pertama kali memposting Remains Bucket Challenge.

Dalam video yang dimuat Daily Mail, Selasa (28/8/2014), ditunjukkan kondisi banyak bangunan di Gaza yang hancur oleh bom. Lalu Aloul mengatakan bahwa ia menyukai ide Ice Bucket Challenge, tetapi dia tidak bisa menggunakan air es sebagai medianya.

"Di Gaza, menggunaan air lebih penting daripada untuk menyiramkannya ke atas kepala kami. Dan bahkan jika air tersedia sulit untuk membekukannya," ucap Aloul.

Jelas Aloul, ia pun memutuskan untuk menggunakan puing-puing yang diambil dari sisa-sisa bangunan hancur dalam aksi Remains Bucket Challenge.

Sejak video itu muncul perdana di Facebook pada Sabtu 23 Agustus, dua hari kemudian pada Senin 25 Agustus pagi, hampir 2.000 orang telah menyukai halaman itu.

Dukungan untuk Gaza

Pada Ice Bucket Challenge, pelakunya diharuskan memberi sumbangan. Sampai saat ini, jumlah sumbangannya telah mencapai hampir 40 juta poundsterling yang akan diserahkan ke Asosiasi ALS. Organisasi yang digagas untuk membantu melawan gangguan neurologis, yang juga dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig. Ide pengumpulan dana itu kemudian ditiru Macmillian Cancer Support di Inggris.

Tapi tujuan Aloul menggagas Remains Bucket Challenge lebih sederhana. Bukan untuk mengumpulkan dana, melainkan menggugah kepedulian.

"Daripada bantuan materi, saya ingin menggugah solidaritas dan dukungan bagi rakyat Gaza," jelas Aloul.

Aloul mengaku, sama sekali tak menuntut para pesohor ambil bagian dalam tantangannya. Ia ingin agar semua orang bisa melakukannya.

"Ini bukan untuk orang-orang pilihan, tetapi untuk semua orang yang bersimpati dengan rakyat Palestina. Kami tidak memiliki air, tetapi inilah (puing-puing) yang kami miliki. Mungkin aku tidak akan menemukan air untuk membersihkannya debu-debu ini ketika aku pulang nanti," ucap Aloul.

Tantangan itu kemudian juga menyebar di jejaring sosial Twitter, di mana pengguna telah menunjukkan dukungan mereka dengan memposting video bersama dengan hashtag #rubblebucketchallenge, #RemainsBucketChallenge dan #dustbucketchallenge. (Ein)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini