Sukses

Kericuhan Mewarnai Penetapan Calon Bupati Gowa

Hasil rapat pleno Pilkada Kabupaten Gowa, Sulsel, menuai protes dari ratusan pendukung tiga pasangan bupati yang kalah. Massa mendobrak barikade yang dipasang polisi untuk menembus kantor KPU Gowa.

Liputan6.com, Gowa: Mengetahui calon yang didukungnya kalah suara dalam pemilihan kepada daerah (pilkada), ratusan pendukung dari tiga pasangan calon bupati Gowa, Sulawesi Selatan, marah. Mereka menilai pemilihan kepala daerah penuh dengan kecurangan. Karena itu, mereka meminta hasil pilkada dibatalkan dan dilakukan pemilihan ulang [baca: Warga Menolak Hasil Pilkada di Gowa].

Para pendukung dari tiga pasangan kandidat yang kalah ini mencoba mendobrak barikade yang dipasang polisi. Aksi ini dihalangi aparat kepolisian setempat sehingga terjadi saling dorong. Massa pun gagal menembus barikade setelah polisi memperkuat barisan. Polisi akhirnya mengizinkan seorang utusan pengunjuk rasa memasuki Kantor Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gowa.

Adapun rapat pleno yang berlangsung di Kantor KPU Gowa ini berjalan lancar setelah dijaga ketat satu batalyon dari berbagai satuan di Kepolisian Resor Kota Gowa. Perhitungan suara hasil pilkada pun berlangsung aman sampai selesai.

Hasil perhitungan suara menunjukkan pasangan Ikhsan Yasin Limpo dan Abdul Razak Majid unggul dibanding tiga pasangan lainnya. Ikhsan berhasil meraup 98 ribu ribu suara atau tiga puluh empat persen dari total pemilih. Sementara, pasangan mantan bupati Gowa Hasbullah Jabbar dan Latif Hafiz hanya memperoleh dua puluh satu persen suara. Dua pasangan lainnya memperoleh suara di bawah dua puluh persen. Hingga berita ini diturunkan, massa masih berkumpul di depan barikade yang dipasang polisi menunggu adanya kesempatan untuk menembus masuk ke kantor KPU Gowa.

Sementara di Ternate, Maluku Utara, dua massa pendukung calon wali kota setempat nyaris bentrok. Kedua massa yang hampir baku hantam itu adalah massa pendukung pasangan Sujud Sirajudin dan Nita Budi Susanti, kandidat wali kota Ternate, Maluku Utara yang kalah dalam pilkada dengan para penyokong Syamsir Andili yang menang dalam pilkada ini. Berkat kesigapan aparat kepolisian yang menjaga Kantor KPU Kota Ternate, bentrokan fisik pun dapat dihindari.

Perkelahian massal hampir terjadi setelah ribuan massa pendukung Sujud Sirajudin dan Nita Budi Susanti mendesak KPU setempat membatalkan hasil pemilihan 27 Juli silam dan selanjutnya menggelar pemilihan ulang. Tuntutan ini membuat para pendukung Syamsir Andili yang berada di sekitar Kantor KPU Ternate marah. Mereka mengamuk sambil menuju ke arah massa pro-Sujud Sirajudin. Adu fisik pun nyaris terjadi di antara mereka.

Kondisi yang memanas ini membuat aparat kepolisian yang menjaga Gedung KPU Ternate segera melerai dan memblokade ruang gerak massa. Kepala Kepolisian Resor Kota Ternate Ajun Komisaris Besar Polisi Andi Bambang meminta agar demonstrasi tersebut dihentikan. Sedangkan Ketua KPU Ternate, Sahrani Sumadayo, di hadapan massa mengatakan mendukung proses hukum yang ditempuh oleh kedua kandidat terhadap sejumlah pelanggaran yang terjadi dalam pilkada 27 Juni silam.(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.