Sukses

JK: Batik adalah Identitas Indonesia

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan b‎atik sudah mendarah daging dan telah menjadi identitas bangsa.

Liputan6.com, Jakarta Batik Indonesia telah mendapat pengakuan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) sebagai peninggalan warisan budaya yang tak terhitung nilainya pada tanggal 29 September 2009 di Abu Dhabi.

Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla (JK), mengatakan bahwa b‎atik sudah mendarah daging dan telah menjadi identitas bangsa. "Ini identitas bangsa bahwa batik adalah Indonesia," ucap JK dalam pembukaan Gelar Batik Nusantara 2015 bertema Batik Pemersatu Bangsa, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (24/6/2015).

JK menuturkan bahwa Aceh hingga Papua memiliki ciri batiknya sendiri. Menurutnya, popularitas batik saat ini tidak lepas dari peran para tokoh bangsa dan tokoh internasional dalam memperkenalkan batik. "Ada Pak Harto yang dijadikan batik sebagai lambang di APEC. Kemudian juga, awalnya Ali Sadikin ingin batik jadi pakaian resmi," tutur JK.

Selain itu, tokoh internasional yang memperkenalkan batik adalah Presiden Afrika Selatan pertama, Nelson Mandela. Saat itu, Mandela memakai batik untuk hadir dalam acara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). "Jadi Mandela lah yang perkenalkan batik secara formal di internasional.‎ Dia yang pertama pakai batik di PBB, bukan presiden kita. Kita hormati di‎a," imbuh JK.

Saat bercerita tentang Mandela, JK teringat sebuah pengalaman menarik. Meski Mandela memakai batik, tapi masyarakat di Afrika Selatan tidak memakainya. "‎Menteri Perdagangan Afrika Selatan bilang susah mempopulerkan batik di sini karena  kan Mandela pakai batik. Dia seperti dewa dan susah laku karena tidak mau saingi Mandela," ujar JK.

Ketua Dewan Masjid Indonesia ini juga menyampaikan agar masyarakat jangan malu-malu memakai batik. Batik merupakan pakaian yang cocok untuk di segala cuaca dan segala acara. Ia menuturkan pula pejabat pemerintah Indonesia juga jarang memakai jas bila bertemu dengan pejabat dari negara asing.

"Kalau ke Arab, mereka terima kita pakai jubah dan sandal, apa salahnya pakai baju kita sendiri. Sekarang sudah jadi kebudayaan dan kebiasaan sehari-hari," kata JK. Sebelum membuka acara, JK pun melayangkan pantun. "‎Bersama ke sawah cari itik, dimasak untuk makanan bulan puasa. Tiap hari kita pakai batik, untuk hormati budaya leluhur bangsa," tandasnya.

‎Gelar Batik Nusantara 2015 merupakan kali ke-9 dan rutin dilakukan 2 tahun sekali dengan melibatkan 350 perajin, pengusaha, dan kolektor batik nusantara. Acara tersebut berlangsung pada 24-28 Juni 2015. Dalam acara ini, Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri menjadi Duta Gelar Batik Nusantara 2015, yang dipercaya membawa nama harum batik ke ajang internasional.

(Silvanus Alvin)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.