Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini dua penyandang disabilitas lolos menjadi anggota Polri lewat jalur Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS).
Hal ini mendapat sambutan baik dari Komisioner Komisi Nasional Disabilitas (KND) Fatimah Asri Muthmainah.
“Tentu saja itu sangat bagus, kami kan memang mengadvokasi kepada semua kementerian lembaga, instansi pemerintah apapun, bukan cuma instansi pemerintah atau swasta, semuanya harus ramah,” kata Fatimah kepada Disabilitas Liputan6.com usai peluncuran aplikasi Positive+ di Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2024).
Advertisement
Ramah terhadap penyandang disabilitas yang dimaksud Fatimah adalah mencakup berbagai aspek. Mulai dari aspek infrastruktur hingga upaya pemberian kesempatan kerja.
“Kami sangat bahagia ketika ada surat edaran dari kepolisian yang menerima calon tenaga kerja yang direkrut dari jalur disabilitas. Ini tentu saja berhenti hingga menerima mereka saja, tetapi harus diperhatikan, yang diterima itu hambatannya apa, harus dikenali.”
Jika hambatannya bisa diidentifikasi, berarti kan ada kebutuhan, lanjut Fatimah. Kebutuhan itulah yang perlu dipahami.
“Dan satu lagi catatannya, disabilitas itu kan hambatannya ada dua. Bukan cuma hambatan individualnya saja, tetapi ada hambatan lingkungan. Ini juga menjadi faktor seorang disabilitas itu bisa bertahan atau tidak di tempat kerjanya.”
Dengan kata lain, instansi, perusahaan atau lembaga apapun perlu mengedukasi semua jajarannya. Tujuannya, memberikan dorongan yang baik agar para pekerja disabilitas benar-benar bisa memiliki kesempatan untuk membuktikan potensinya.
Kompetensi Difabel yang Lolos SIPSS
Sebelumnya dilaporkan bahwa dua penyandang disabilitas lolos seleksi SIPSS tahun 2024 untuk jadi anggota Polri.
Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia Irjen Polisi Dedi Prasetyo mengatakan, ada 226 peserta lolos tahap awal seleksi SIPSS, tiga orang di antaranya penyandang disabilitas.
"Dari tiga peserta yang tes pusat ini, sampai sekarang masih lanjut ada dua orang," kata Dedi di Jakarta, Minggu, 25 Februari 2024, mengutip keterangan tertulis Divisi Humas Polri.
Jenderal polisi bintang dua itu menyebut, dua orang penyandang disabilitas yang lolos memiliki latar belakang pendidikan sarjana kedokteran dan sarjana pendidikan. Keduanya memiliki kompetensi di bidang teknologi dan informasi.
Advertisement
Posisi Penugasan
Dua peserta penyandang disabilitas itu memperoleh hasil tes yang baik hingga tahap akhir dan berhasil lolos dengan peserta reguler lain.
Keduanya pun telah memiliki posisi penugasan masing-masing. Satu orang akan bertugas sebagai dokter dan satu orang lainnya sebagai operator di bidang teknologi informasi.
"Pekerjaannya lebih banyak ke staf, staffing, maupun kelompok-kelompok operator," ujar Dedi.
Bukan yang Pertama
Mantan Kepala Divisi Humas Polri itu menambahkan seluruh peserta yang lolos tahap akhir penerimaan SIPSS Polri, termasuk penyandang disabilitas, akan memulai pendidikan pada 5 Maret 2024.
"Dalam tahap ini, siswa difabel dan reguler diperlakukan setara," terang Dedi mengutip Antara.
Proses seleksi masuk dan kegiatan pendidikan para penyandang disabilitas dengan siswa reguler dilakukan bersamaan.
Disampaikan pula bahwa dua penyandang disabilitas ini bukanlah yang pertama lolos seleksi Polri. Pada 2023, Polri telah menerima satu orang polisi wanita penyandang disabilitas daksa lulusan D3 manajemen perusahaan yang bertugas sebagai Arsiparis di Polda Sumatera Selatan.
Advertisement