Sukses

Inspiratif, Masyarakat di Klaten Dampingi ODGJ agar Kembali Berdaya

ODGJ yang ada di Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menapatkan pendampingan agar kembali berdaya.

Liputan6.com, Jakarta Penyandang disabilitas mental seperti orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) masih bisa melanjutkan kehidupan dengan baik jika diberi dukungan. Seperti dukungan yang dilakukan Inklusi Center Kecamatan Karanganom Bhakti Negeri (ICKKBN).    

Komunitas masyarakat ini memiliki kepedulian terhadap ODGJ yang ada di Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Saat ini, ada sekitar 20 ODGJ yang sudah didampingi selama enam bulan pada setiap hari Jumat yang diadakan di Posyandu Jiwa Kantor Desa Kranggan. 

“Yang kami lakukan salah satunya adalah penguatan kapasitas untuk pengembangan ekonomi untuk kemandirian para ODGJ dan juga untuk kesehatannya,” ujar Ketua ICKKBN, Srimulyo dalam keterangan pers Aqua Klaten yang diterima Disabilitas Liputan6.com, Minggu (17/9/2023).

“Untuk tahun ini kami akan lakukan pendekatan dengan pengembangan pelayanan anak dengan gangguan jiwa,” tambahnya.

Srimulyo menambahkan, para penyandang disabilitas mental di Desa Kranggan ini kebanyakan mengalami masalah kejiwaan akibat stres himpitan ekonomi keluarga. Ada pula yang menyandang gangguan jiwa karena putus cinta.

Maka dari itu, lanjut Srimulyo, ICKKBN berusaha memberi perlindungan dan terapi pada para ODGJ sehingga bisa diterima lagi di masyarakat.

“Tidak hanya itu, kita juga berusaha untuk mendorong sampai ke tingkat kemandirian mereka secara ekonomi agar memiliki masa depan,” katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Manfaat yang Dirasakan Peserta Pembinaan

Salah satu penyandang disabilitas mental yang sudah merasakan manfaat dari pendampingan dan pembinaan yang dilakukan ICKKBN adalah Erna Yulianti.

Wanita 32 tahun yang sudah memiliki dua anak ini mengalami gangguan jiwa akibat himpitan ekonomi keluarga yang dialaminya bersama suami. Kabar baiknya, kondisinya saat ini sudah mulai pulih.

”Saya stres karena tekanan ekonomi keluarga yang kurang. Akibatnya, saya sering hanya merenung sendiri dan kalau sudah marah tidak bisa mengontrol diri saya. Apalagi suami saya yang pekerjaannya hanya seorang pembuat pisau saja belum bisa memberikan apa-apa untuk keluarga,” tuturnya.

Melihat kondisi tersebut, dia lalu diajak Kepala Desa Kranggan untuk mengikuti kegiatan dan pembinaan di kantornya.

”Saya waktu itu diajak Pak Kades. Katanya biar rileks. Benar, setelah mengikuti kegiatan ini selama enam bulan ini saya nggak stres lagi. Dengan mengikuti kegiatan di Posyandu, saya sekarang bahkan sudah mulai membuat usaha baru yaitu jual tanaman bersama suami,” tuturnya.

3 dari 5 halaman

Peserta Merasa Dipedulikan

Hal yang sama juga disampaikan penyandang gangguan jiwa lainnya Umi Muslimah. Ibu 38 tahun yang memiliki satu anak ini juga mengalami gangguan jiwa karena himpitan ekonomi keluarga.

Setelah mengikuti kegiatan pendampingan dari ICKKBN, dia saat ini sudah mulai sembuh.

”Pertama-tama saya jual kacang dan kerupuk keliling. Namun, saya stres karena itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” ujarnya.

Dia juga mengaku diajak Kepala Desa Kranggan untuk mengikuti kegiatan di Posyandu GEMAS KETAWA (Gerakan Masyarakat Sadar Kesehatan Jiwa) karena melihat kondisinya itu. 

”Setelah mengikuti kegiatan di Posyandu ini, saya merasa senang karena banyak orang-orang yang memperhatikan saya. Sementara, sebelumnya semua orang tidak peduli terhadap saya,” ungkap ibu yang saat ini juga tengah mengembangkan usaha pembuatan pisau bersama suaminya.

4 dari 5 halaman

Tiga Orang Sudah Pulih

Salah satu dokter pendamping di Puskesmas Polanharjo, Resita Optiana mengatakan bahwa kondisi kesehatan para ODGJ umumnya stres dan tidak mau bersosialisasi.

”Mereka umumnya  hanya menderita stres saja yang membuat mereka akhirnya menutup diri dan tidak mau bersosialisasi dengan yang lain. Karenanya, mereka di Posyandu Jiwa ini dibimbing untuk bisa beradaptasi dengan menyelesaikan masalahnya sendiri. Untuk itu, mereka butuh dukungan orang lain,” katanya.

Resita bercerita, dirinya biasanya memberikan pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan lain-lain, kegiatan ini dibantu beberapa karyawan Puskesmas dan bidan desa.

”Kalau ada keluhan penyakit, biasanya mereka akan diberikan obat dan juga konseling kejiwaan. Jadi pendekatannya seperti itu.  Setiap bulannya akan ada seperti buku jurnal untuk mencatat perkembangan jiwa mereka seperti apa,” tuturnya.

Dia mengutarakan hingga saat ini dari 20 ODGJ yang dilayani di Posyandu GEMAS KETAWA Desa Kranggan, Polanharjo ini, sudah 50 persennya terlihat lebih bagus perkembangan kejiwaannya. Dan tiga orang sudah pulih dari gangguan kejiwaannya. 

”Saya lihat sudah ada peningkatan banyak, cuma memang masih ada yang berhalusinasi dan itu hanya satu dua orang saja,” ucapnya.

5 dari 5 halaman

Dukungan Program Pendampingan Ekonomi ODGJ di Desa Kranggan

Upaya pendampingan ODGJ ini didukung oleh pihak perusahaan setempat yakni Aqua Klaten.

”Bersama ICKKBN dan Lurah Kranggan, AQUA Klaten mengembangkan program pendampingan bagi ODGJ,” kata Stakeholder Relation Manager AQUA Klaten Rama Zakaria.

Kepala Desa Kranggan, Gunawan Budi Utomo mengatakan pendampingan yang dilakukan terhadap ODGJ di desanya ini bertujuan agar masyarakat yang mengalami kesehatan jiwa memiliki kegiatan yang positif.

”Karena, kalau mereka dikasih kegiatan yang positif, otomatis mindset mereka juga nanti akan positif juga. Dengan seringnya bersosialisasi di Posyandu, kepercayaan diri mereka akan terbangun kembali seperti halnya Mbak Erna dan Mbak Umi,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.