Sukses

Sandang Disabilitas Akibat Perang, Begini Pemberdayaan Difabel di Quang Minh Lacquerware Vietnam

Akibat senjata kimia agent orange, ada 4,8 juta orang yang terdampak dan menjadi penyandang disabilitas pada generasi pertama sejak masa perang Vietnam lawan Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta - Penjajahan Amerika terhadap Vietnam membuat sebagian warga mengalami disabilitas. Meski perang sudah berlalu sejak 1975, tapi dampaknya masih terasa hingga kini. Pasalnya saat perang, Amerika menggunakan senjata kimia yang disebut Agent Orange.

Agent Orange adalah senjata kimia beracun yang bisa merusak lingkungan, manusia, serta keturunannya. Senjata yang juga disebut dioxin ini bahkan menyebabkan disabilitas hingga empat generasi.

Akibat senjata kimia itu, ada 4,8 juta orang yang terdampak pada generasi pertama. Di generasi kedua, orang yang mengalami disabilitas akibat paparan dioxin sebanyak 150 ribu.

Tak berhenti di situ, di generasi ketiga, 35 ribu orang Vietnam juga merasakan dampak dari senjata kimia tersebut. Dan kini di generasi keempat, ada sebanyak 2 ribu orang yang menyandang disabilitas karena agent orange.

Disabilitas yang disandang pun sangat beragam, mulai dari disabilitas daksa, disabilitas netra, disabilitas mental, disabilitas ganda dan berbagai kondisi lainnya.

Kini, para penyandang disabilitas yang terdampak agent orange diberdayakan untuk membuat kerajinan tangan. Mereka diberi tempat sendiri untuk berkarya dan menjual karyanya. Tempat ini disebut Quang Minh Lacquerware di Kota Ho Chi Minh.

Hasil karya para penyandang disabilitas dibuat dengan memanfaatkan kulit telur dan cangkang kerang. Potongan-potongan kulit telur dan cangkang kerang disusun sedemikian rupa menjadi sebuah lukisan yang indah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Hasil Karya Penyandang Disabilitas Korban Agent Orange

Hasil karya penyandang disabilitas korban agent orange dipajang dan dijual di galeri.

Galeri ini berada tepat di belakang bengkel pembuatan kerajinannya. Sehingga, para wisatawan dapat melihat langsung dari proses pembuatan hingga barang jadi dan bisa pula langsung membelinya.

Quang Minh Lacquerware memang dijadikan salah satu destinasi wisata di Ho Chi Minh. Para pemandu wisata lokal akan mengarahkan tamunya ke titik tersebut untuk mampir.

Tidak hanya berbentuk lukisan, jenis kerajinan tangan para difabel ini juga ada dalam bentuk gelas, mangkuk, piring, hingga guci.

Pelancong juga bisa membeli karya para difabel sebagai bentuk apresiasi dan bantuan secara ekonomi.

“Kalau kita beli hasil karya mereka itu berarti kita membantu mereka. Mereka hebat, meski memiliki keterbatasan tapi tetap bisa menjalani hidup seperti kita, kata pemandu wisata Tran Thuy Thanh Xuan yang karib disapa Santi.

3 dari 5 halaman

Dampak Perang Diabadikan di Museum

Untuk mengetahui lebih detail soal perang yang terjadi di Vietnam, wisatawan bisa pula mengunjungi War Remnants Museum.

Museum ini terletak di pusat kota Ho Chi Minh dan memajang berbagai alat perang. Mulai dari peluru, bom, senjata, foto-foto korban meninggal dan yang menyandang disabilitas, hingga pesawat tempur.

Di sana wisatawan bisa melihat situasi perang Vietnam yang mengerikan. Bahkan, dipajang pula bayi kembar siam yang diawetkan dalam kotak kaca.

Disertakan pula keterangan-keterangan soal foto yang dipajang dalam bahasa Vietnam dan Inggris.

4 dari 5 halaman

Soal War Remnants Museum

War Remnants Museum adalah salah satu tempat wisata Internasional yang letaknya berada di Jalan Vo Van Tan 28, Distrik Vo Thi Sau Distrik 3, Ho Chi Minh, Vietnam.

Museum ini berspesialisasi dalam penelitian, pengumpulan, penyimpanan, pelestarian, dan pameran, serta pendidikan soal perang Vietnam dan Amerika pada 1955 hingga 1975. Berwisata di Museum ini dapat menambah wawasan soal sejarah perang di Vietnam.

Museum ini resmi dibuka untuk pengunjung mulai 4 September 1975. Pada tanggal 4 Juli 1995, tempat ini resmi menggunakan nama War Remnants Museum, kemudian diakui sebagai anggota International Network of Peace Museums pada 1998.

Pada 2002, bangunan museum mulai diperbaharui dan prosesnya memakan waktu hingga 8 tahun. Selang 8 tahun, museum ini akhirnya diresmikan pada 28 April 2010. Hingga kini, War Remnants Museum dikelola oleh Departemen Kebudayaan dan Olahraga Kota Ho Chi Minh.

Museum ini tidak hanya digunakan untuk kunjungan dan belajar sejarah, tapi juga untuk menyelenggarakan acara budaya besar.

Harga tiketnya 40.000 VND atau Rp25.000 dan buka setiap hari dari pukul 7.30 hingga 17.00 waktu setempat.

5 dari 5 halaman

Akses ke War Remnants Museum

Akses ke War Remnants Museum tidak begitu sulit. Wisatawan Indonesia bisa mengunjungi tempat wisata itu cukup dengan naik pesawat satu kali.

Pasalnya, maskapai swasta Vietnam, Vietjet, kini membuka rute baru, penerbangan langsung (direct flight) antara Jakarta dan Kota Ho Chi Minh yang diluncurkan pada 5 Agustus 2023. Dan mereka tengah menawarkan promo Rp.0 hingga akhir tahun ini.

Setibanya di Ho Chi Minh, wisatawan bisa menggunakan ojek online atau taksi dari bandara atau dari penginapan untuk sampai ke War Remnants Museum dengan jarak tempuh sekitar satu jam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.