Sukses

Protes Aturan Sepeda Listrik, Anak Muda di China Ramai-Ramai Pakai Kursi Roda

Peraturan yang diusulkan termasuk pelarangan sepeda listrik di area tertentu selama jam sibuk atau bahkan sepanjang hari, dan larangan reparasi apa pun, termasuk penambahan kaca spion.

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah anak-anak muda di Guangzhou, China memprotes peraturan sepeda listrik dengan beralih ke kursi roda elektrik.

Dilansir dari SCMP, anak-anak muda di kota China selatan ini bahkan memposting video sambil menggunakan kursi roda hingga menjadi viral beberapa hari ini.

“Anak muda yang berbadan sehat bepergian dengan kursi roda elektrik yang dirancang untuk pasien atau penyandang disabilitas seharusnya lucu, tetapi saya merasa lebih marah dan sedih – apakah itu orang atau masyarakat yang sakit?” komentar salah satu orang.

Sebelumnya pemerintah Guangzhou memiliki aturan baru untuk menindak proliferasi sepeda lisrik. Kendaraan ini dianggap ilegal hingga pada 2021, pemilik dibolehkan mengendarai sepeda listrik selama memiliki plat nomor khusus, menurut China Dingduan News.

Sejak itu, jumlah pengendara sepeda listrik meledak menjadi sekitar lima juta di kota berpenduduk 18,7 juta yang berarti satu dari hampir empat orang mengendarainya.

Mereka juga menggunakannya sebagai sarana transportasi utama bagi puluhan ribu pengendara pengiriman kota.

Namun, jumlah pelanggaran jalan terkait sepeda elektronik juga meningkat, dengan polisi lalu lintas Guangzhou melaporkan lebih dari satu juta kasus pada tahun 2021 dan 1,6 juta tahun lalu.

Peraturan yang diusulkan, beberapa di antaranya masih dalam konsultasi publik, termasuk pelarangan sepeda listrik di area tertentu selama jam sibuk atau bahkan sepanjang hari, dan larangan reparasi apa pun, termasuk penambahan kaca spion.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Semakin Sedikit Ruang Jalan untuk Pesepeda

Seorang penduduk, yang bermarga Yang, mengatakan kepada Dingduan News bahwa desain perkotaan yang sudah ketinggalan zaman di banyak daerah berarti semakin sedikit ruang jalan untuk pengendara sepeda.

Beberapa klip video menjadi viral termasuk orang-orang yang bukan difabel bepergian dengan kursi roda listrik, dan satu lagi menunjukkan seorang pengendara pengiriman Guangzhou membawa e-bike di bahunya.

The Paper mengklaim bahwa klip tersebut adalah "tipu muslihat (gimmick)", yang diunggah oleh influencer online dan penjual kursi roda agar trending di kota tersebut.

Seorang pemilik toko peralatan medis di Guangzhou mengatakan perjalanan dengan menggunakan kursi listrik "tidak realistis".

“Sepeda ini lebih lambat dari sepeda biasa, dan tidak bisa dibawa naik kereta bawah tanah atau bus dengan mudah,” kata pemilik toko, yang bermarga Liao, kepada stasiun TV lokal.

3 dari 3 halaman

Saran Ahli Transportasi

Kursi roda elektrik hanya dapat mencapai kecepatan hingga 6 km/jam. Tapi kemudian, mereka tidak tunduk pada peraturan lalu lintas baik untuk kendaraan bermotor maupun tidak bermotor.

Sementara beberapa pengguna media sosial terkejut dengan gagasan itu, yang lain memposting dukungan.

“Jika aksesibilitas kota dapat ditingkatkan ketika lebih banyak orang memilih untuk bepergian dengan kursi roda elektrik, maka hal itu juga akan bermanfaat bagi mereka yang benar-benar membutuhkannya,” kata seorang pemberi komentar.

Lu Chih-ying, profesor di Fujian University of Technology’s School of Traffic and Transportation, mengatakan membatasi penggunaan sepeda listrik tidak akan memperbaiki lalu lintas perkotaan.

Cara terbaik ke depan adalah mendesain ulang jalan dan menetapkan jalur khusus untuk kendaraan tidak bermotor, kata Lu kepada Dingduan News.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.