Sukses

129 Jemaah Haji Disabilitas dan Lansia Sudah Selesaikan Safari Wukuf dengan Keadaan Sehat

Jemaah haji disabilitas dan lanjut usia (lasia) telah menunaikan safari wukuf di Arafah pada Sabtu, 1 Juli 2023.

Liputan6.com, Jakarta Jemaah haji disabilitas dan lanjut usia (lasia) telah menunaikan safari wukuf di Arafah pada Sabtu, 1 Juli 2023.

Safari wukuf adalah wukuf yang dilakukan secara tidak mandiri. Jemaah yang sakit, lansia, atau disabilitas diantar menggunakan ambulance atau kendaraan untuk melangsungkan wukuf di padang Arafah. Selama safari wukuf, jemaah bisa berbaring di dalam mobil sehingga wukuf lebih mudah dilakukan.

Safari wukuf merupakan program yang difasilitasi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi untuk menciptakan perjalanan haji yang inklusif atau ramah disabilitas dan lansia.

Menurut Kepala Bidang Pelayanan Lansia dan Disabilitas PPIH Arab Saudi 1444 H/2023 M Slamet, total ada 129 jemaah haji Indonesia lansia dan disabilitas yang disafariwukufkan.

Mereka dikumpulkan di lima hotel di Makkah dan diberangkatkan ke Arafah menggunakan lima bus ramah lansia dan disabilitas.

"Kondisi jemaah saat kita ambil dari kloternya hampir rata-rata mereka adalah pengguna kursi roda," ujar Slamet di Makkah, Sabtu, 1 Juli 2023 mengutip News Liputan6.com.

Dia menambahkan, meski dalam kondisi sehat, mereka termasuk kategori jemaah yang butuh perhatian khusus dari petugas mulai dari urusan keperluan pribadi seperti makan, bersuci, mandi, hingga kebutuhan secara psikologis.

"Banyak yang depresi dalam posisi komunikasi sulit. Tapi Alhamdulillah setelah dalam perawatan pengawasan intensif dari PKP3JH, dari Bimbad, juga layanan lansia, pada saat evakuasi mereka akan dikembalikan ke kloternya mereka sudah bisa diajak komunikasi semuanya, bisa senyum," tutur Slamet.

"Dan Alhamdulillah mereka bisa melaksanakan wukuf sebagai inti ibadah haji sudah selesai," sambungnya.

2 dari 4 halaman

Ibadah Lontar Jumrah Dibadalkan

Sementara, lanjut Slamet, ibadah lontar jumrah para jemaah lansia dan disabilitas telah dibadalkan atau diwakilkan petugas.

Sedangkan untuk ibadah tawaf ifadah akan diserahkan kepada kloternya masing-masing terkait akan dibadalkan atau tidak.

"Selanjutnya program berikutnya kita ingin jemaah haji yang kita safari wukufkan bisa kita tanazulkan atau pulang lebih awal ke Tanah Air untuk tetap menjaga kondisinya," kata Slamet.

3 dari 4 halaman

Beda dengan Safari Wukuf KKHI

Lebih lanjut dijelaskan bahwa safari wukuf merupakan program yang difasilitasi PPIH Arab Saudi untuk jemaah haji Indonesia yang tidak bisa melaksanakan rukun haji secara mandiri.

Program safari wukuf ini diberikan PPIH Arab Saudi sebagai bentuk perlindungan kepada seluruh jemaah khususnya lansia dan penyandang disabilitas. Sekaligus memastikan mereka bisa menuntaskan seluruh rangkaian ibadah haji.

Program ini berbeda dengan safari wukuf yang difasilitasi oleh Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Safari wukuf tersebut hanya untuk jemaah yang sakit dan dirawat di KKHI maupun Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) yang memenuhi kriteria untuk disafariwukufkan.

Total ada 238 jemaah haji sakit yang disafariwukufkan KKHI di Arafah. Setelah safari wukuf, mereka langsung dikembalikan ke KKHI Makkah dan RSAS untuk melanjutkan perawatan medis.

Sementara jemaah lansia dan disabilitas dikembalikan ke kloternya masing-masing setelah sempat ditampung di lima hotel berbeda selama prosesi puncak haji Arafah - Muzdalifah - Mina (Armuzna) berlangsung.

4 dari 4 halaman

Rangkaian Ibadah Haji di Mina Hampir Berakhir

Hingga kini, rangkaian puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) sudah hampir berakhir.

Ini ditandai dengan 142.000 jemaah haji Indonesia yang mengambil nafar awal sudah meninggalkan Mina menuju hotel di Makkah pada 12 Dzulhijjah atau Jumat 30 Juni 2023.

Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Mina PPIH Arab Saudi, Zaenal Muttaqien menuturkan, secara keseluruhan rangkaian puncak ibadah haji berjalan baik meski ada sejumlah catatan.

"Secara keseluruhan berjalan dengan baik. Kalaupun ada hal-hal yang perlu menjadi catatan dan koreksi sebagai evaluasi bagi kita agar ibadah haji lebih baik lagi tahun-tahun berikutnya," ujarnya di Mina, Jumat malam.

Dia mengungkapkan, jemaah haji yang sudah meninggalkan Mina pada 12 Dzulhijjah 1444 H sekitar 142.000 dari total 212.000 jemaah yang melaksanakan rangkaian ibadah di Armuzna. Sementara sisanya masih berada di Mina hingga 13 Dzulhijjah 1444 H karena mengambil nafar tsani.

"Dari keseluruhan, maka hanya sekitar 30 persen lagi yang akan meninggalkan Mina untuk masuk ke Makkah, mereka mengambil nafar tsani pada 13 Dzulhijjah," kata Zaenal.