Liputan6.com, Jakarta Autisme dan ADHD adalah gangguan perkembangan saraf yang memiliki kesamaan yang sulit dibedakan. Karakteristik keduanya cenderung impulsif, hiperaktif, dan sulit fokus. Lantas, apa beda keduanya?
Sebelumnya, Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Frilya Rachma Putri mengatakan, untuk mendiagnosis autisme atau ADHD itu ada banyak faktor penentu.
Baca Juga
"Seringkali gejala yang menyertainya itu sangat bervariasi sehingga misalnya pada saat anak dibawa yang menonjol manifestasi perilakunya, itulah yang kita amati. Tapi perilaku itu kan dinamis sehingga sering kali pada saat pertama kali diperiksa bisa berubah yang tadinya tenang kemudian jadi gelisah yang tadinya punya relasi dengan orang tuanya hangat terus kemudian nggak. Jadi banyak faktor," ujarnya dalam video Youtube Xabiru Indonesia dengan tema Mengapa Diagnosa Anakku Berubah-Ubah?, ditulis Selasa (6/6/2023).
Advertisement
Kriteria umum Autisme dan ADHD
Dikutip Verywell-mind, kriteria diagnostik Autisme biasanya ditandai dengan gaya dan perilaku komunikasi sosial yang tidak sesuai dengan norma neurotipikal . Contoh umumnya seperti:
- Tidak nyaman melakukan kontak mata langsungÂ
- Tidak merespons secara lisan saat dipanggil
- Kesulitan menafsirkan isyarat emosional orangÂ
- Menggunakan nada, ritme, atau volume suara yang tidak lazim
- Mengulangi kata atau frase tertentu
- Memiliki rutinitas tertentu
Tidak ada  penyebab tunggal autisme. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang autisme cenderung memiliki beberapa kelainan kromosom, seperti Sindrom Fragile X, dibandingkan dengan orang yang tidak autisme. Faktor risiko lain yang meningkatkan kemungkinan berkembangnya autisme meliputi genetik, komplikasi kehamilan dan terlahir dari ibu yang sudah tua.
Â
Kriteria ADHD
- Mudah terdistraksi
- Kesulitan melakukan tugas dan kegiatan yang terorganisirÂ
- Sering lupa bahkan pada aktivitas sehari-hariÂ
- Berbicara berlebihanÂ
- Sering menginterupsi orang lain ketika sedang berbicara
- Mengalami kesulitan menunggu giliran
Â
Meskipun  tidak jelas apa yang menyebabkan ADHD, hal-hal tertentu membuat orang lebih mungkin menderita ADHD. Peneliti menyebut seperti terlahir prematur, paparan dini terhadap racun lingkungan, penggunaan zat tertentu selama kehamilan, Berat lahir rendah, Kerusakan otak Â
Seseorang dapat didiagnosis dengan autisme dan ADHD. Namun, tidak ada tes medis atau darah khusus yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis kedua gangguan tersebut.
Â
Advertisement
Diagnosis Autisme
Ada acuan khusus yang digunakan psikolog maupun dokter spesialis untuk mendiagnosis autisme ataupun ADHD. Alat diagnostik manual ini disebut juga Statistik Asosiasi Psikiatri (DSM-5-TR).
Dalam tes tersebut, ada beberapa kategori gangguan seperti interaksi sosial, kesulitan komunikasi non-verbal, kurang sensitif terhadap rangsangan sensorik, memiliki rutinitas yang tidak fleksibel dan menjadi tertekan saat hal itu terganggu dan sebagainya.
Â
Sejauh ini komunitas autisme mengidentifikasi kondisi gangguan spektrum ini bukan sebagai kecacatan. Sebab neurodivergen bukanlah hal yang buruk atau negatif.Â
Diagnosis ADHDÂ
DSM-5-TR juga digunakan untuk membantu mendiagnosis ADHD pada anak-anak dan orang dewasa . Tes manual ini memberikan standar diagnostik untuk mencegah kesalahan diagnosis kondisi dan membantu memastikan orang dengan kondisi tersebut mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan sesegera mungkin.
Telah ditetapkan bahwa orang dengan ADHD menunjukkan gejala kurang perhatian, hiperaktif, dan impulsif. DSM-5-TR menetapkan bahwa anak-anak hingga usia 16 tahun diharuskan menunjukkan enam atau lebih gejala kurangnya perhatian. Lima atau lebih gejala kurangnya perhatian harus ada untuk anak di atas 17 tahun dan orang dewasa.
Aturan yang sama berlaku untuk gejala hiperaktif dan impulsif. Tanda-tanda itu juga harus terjadi di dua lokasi atau lebih. Misalnya, di rumah dan di sekolah, dan cukup parah hingga mengganggu fungsi sehari-hari. 8Â
Sekali lagi, keragaman saraf menekankan bahwa ADHD dan autisme memiliki perbedaan neurotipe yang disertai dengan kekuatan dan kesulitan.
Â
Pengelolaan ADHD dan Autisme
Baik penyandang autisme maupun ADHD dapat memperoleh manfaat dari terapi kognitif-perilaku atau terapi lain untuk mengatasi kesulitan yang muncul akibat neurodivergen serta masalah kesehatan mental penyerta apa pun, seperti depresi atau kecemasan.
Namun, jika kondisi autisme atau ADHD sampai mengganggu kualitas hidupnya, maka dokter spesialis dapat memberikan obat stimulan dan non-stimulan yang dapat membantu mengelola neurodivergence. Obat ini dapat diberikan kepada anak-anak berusia enam tahun.
ADHD dan autisme keduanya neurotipe yang mempengaruhi perkembangan otak dan dapat menyebabkan gangguan. Namun, meskipun karakteristiknya tumpang tindih, mereka berbeda satu sama lain.
Advertisement