Sukses

Respons Positif Penyandang Disabilitas dalam Kampanye Barbie Inklusif

Dalam poster kampanye Barbie inklusif, beberapa orang yang wajahnya direpresentasikan oleh boneka tersebut memberikan tanggapan positif.

Liputan6.com, Jakarta Dalam poster kampanye Barbie inklusif, beberapa penyandang disabilitas yang wajahnya direpresentasikan oleh boneka tersebut memberikan tanggapan positif.

Dilansir dari BBC, tampak setiap orang di poster berpose dengan masing-masing Barbie-nya dan memberikan tanggapan positif dari langkah besar yang diambil oleh perusahaan besar tersebut. Mattel, perusahaan yang membuatnya, telah merilis berbagai boneka yang lebih beragam.

Untuk pertama kalinya, Barbie terlihat dengan alat bantu dengar, kaki palsu dan kursi roda, sementara boneka Ken memiliki kondisi kulit vitiligo.

James Stewart, yang memiliki kondisi kulit tersebut, mengatakan dirinya takjub dan terasa tidak nyata dengan keberadaan boneka yang kondisinya mirip dengan miliknya.

Berdasarkan wawancara dengan Radio 1 Newsbeat, James menggambarkan momen saat melihat foto dirinya dengan boneka itu seperti momen yang sempurna.

"Saat itu saya duduk di sana dan bernapas. Rasanya hampir seperti momen yang sempurna (setelah) semua hal yang saya lalui," katanya.

Remaja 17 tahun tersebut, yang kini menjadi model, mengaku mendapat perlakuan intimidasi di sekolah karena vitiligonya, yang ditandai dengan bercak putih muncul di berbagai bagian tubuh.

James mengatakan dirinya sampai butuh waktu beberapa saat untuk mendapatkan kembali kepercayaan dirinya. Ia berharap jika saat itu ada lebih banyak perwakilan yang kondisinya seperti dirinya. Sehingga keberadaan Barbie yang baru ini ia berharap akan bermanfaat bagi generasi mendatang untuk lebih mengenal kondisinya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Langkah maju perusahaan

 

Bagi Eloise Pennycott, yang memiliki alat bantu dengar, mengatakan, "ini adalah langkah maju yang luar biasa yang akan membantu menormalkan kondisi yang berbeda."

Gadis berusia 17 tahun tersebut menjadi Tuli pada usia 13 tahun. Ia kini memakai implan koklea, yang membantunya mendengar. Ia mengaku betapa berharap boneka itu ada saat dirinya masih muda.

"Jika, ketika saya kehilangan pendengaran, saya bisa mengingat bermain dengan Barbie yang membutuhkan teknologi yang sama seperti saya, itu akan membuat gagasan membutuhkan teknologi itu jauh lebih tidak menakutkan," katanya.

"Barbie selalu dimaksudkan untuk menjadi boneka keren dan modis. Saya selalu menganggap implan saya sebagai salah satu aksesori paling keren."

 

3 dari 4 halaman

Keragaman akan menjadi normal

James setuju. Ia tidak bisa membandingkan dirinya dengan boneka ketika masih muda. Namun tumbuh dengan boneka barbie yang tampak seperti dirinya rasanya tidak nyata.

Tapi ia selalu percaya akan ada saat di mana "keragaman akan menjadi normal".

Ia berharap industri mainan terus maju dengan menyertakan perbedaan dan keragaman.

"Ketika [seorang] anak mengambil boneka, mereka tahu tidak apa-apa untuk terlihat seperti teman-teman disabilitas lainnya. Sehingga itu adalah hal yang luar biasa."

 

4 dari 4 halaman

Generasi Tuli terwakili

Eastenders Rose Ayling-Ellis yang direkrut untuk bekerja sama dengan Barbie dalam produksi boneka pertamanya dengan alat bantu dengar di belakang telinga memberikan kesannya tentang boneka tersebut.

Sang aktor dan pemenang Strictly Come Dancing, yang Tuli tersebut, menggambarkannya sebagai "hal yang sangat penting". Hal ini digaungkan oleh Eloise, yang mengatakan "generasi Tuli akhirnya akan dapat melihat diri mereka terwakili".

"Itu membuat Anda merasa lebih baik tentang diri Anda sendiri, mengetahui bahwa vitiligo dan semua perbedaan lainnya menjadi bagian dari dunia," tambah James.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.