Sukses

Tips Merawat Kulit Penyandang Disabilitas untuk Hindari Ulkus Dekubitus

Ulkus dekubitus adalah cedera pada kulit dan jaringan di bawahnya akibat tekanan yang berkepanjangan yang rentan dialami penyandang disabilitas terutama pengguna kursi roda.

Liputan6.com, Jakarta Ulkus dekubitus adalah cedera pada kulit dan jaringan di bawahnya akibat tekanan yang berkepanjangan yang rentan dialami penyandang disabilitas terutama pengguna kursi roda.

Ulkus dekubitus disebut pula luka baring yang juga rentan dialami oleh penyandang disabilitas dengan hambatan mobilitas sehingga harus berbaring terus-menerus.

Melansir tulisan yang diedit oleh dokter keluarga Sandhya Pruthi, M.D. di Mayo Clinic, ada beberapa tips untuk perawatan kulit guna menghindari ulkus dekubitus.

Beberapa saran perawatan kulit tersebut yakni:

-Menjaga kulit tetap bersih dan kering. Cuci kulit dengan pembersih lembut dan keringkan. Lakukan rutinitas pembersihan ini secara teratur untuk membatasi paparan kulit terhadap kelembaban, urin, dan tinja.

-Lindungi kulit. Gunakan krim penghalang kelembaban untuk melindungi kulit dari urin dan feses. Ganti tempat tidur dan pakaian sesering mungkin jika diperlukan. Perhatikan kancing pada pakaian dan kerutan di tempat tidur yang mengiritasi kulit.

-Periksa kulit setiap hari. Perhatikan baik-baik kulit setiap hari untuk tanda-tanda peringatan dari luka tekan atau luka baring.

“Luka baring paling sering berkembang pada kulit yang menutupi area tulang tubuh, seperti tumit, pergelangan kaki, pinggul, dan tulang ekor,” mengutip Mayo Clinic Jumat (22/4/2022).

Orang yang paling berisiko mengalami luka baring memiliki kondisi medis yang membatasi kemampuan mereka untuk mengubah posisi atau menyebabkan mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di tempat tidur atau kursi.

Luka baring dapat berkembang selama berjam-jam atau berhari-hari. Kebanyakan luka sembuh dengan pengobatan, tetapi beberapa tidak pernah sembuh sepenuhnya. Namun, pasien dapat mengambil langkah-langkah di atas untuk membantu mencegah luka baring dan membantu menyembuhkannya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pencegahan Ulkus Dekubitus

Selain merawat kulit, pencegahan ulkus dekubitus dapat dilakukan dengan sering mengubah posisi duduk atau berbaring untuk menghindari tekanan pada kulit.

Strategi lain termasuk menjaga nutrisi dan asupan cairan yang baik, berhenti merokok, mengelola stres, dan berolahraga setiap hari.

Saat mengubah posisi, perlu diperhatikan pula agar kulit tidak terluka akibat gesekan. Berikut rekomendasi terkait reposisi di tempat tidur atau kursi:

-Sering-seringlah menggeser badan. Mintalah bantuan untuk mengubah posisi sekitar satu jam sekali.

-Angkat tubuh, jika memungkinkan. Jika memiliki kekuatan tubuh bagian atas yang cukup, lakukan push-up kursi roda — angkat tubuh dari kursi dengan mendorong lengan kursi.

-Gunakan kursi roda khusus. Beberapa kursi roda memungkinkan penggunanya untuk memiringkan badan yang dapat mengurangi tekanan.

-Pilih bantal atau kasur yang mengurangi tekanan. Gunakan bantal atau kasur khusus untuk meredakan tekanan dan membantu memastikan posisi tubuh dalam keadaan baik. Jangan gunakan bantalan donat, karena dapat memfokuskan tekanan pada jaringan di sekitarnya.

-Sesuaikan ketinggian tempat tidur. Jika tempat tidur dapat ditinggikan di kepala, angkat tidak lebih dari 30 derajat. Ini membantu mencegah tubuh bergeser dan menimbulkan gesekan pada kulit.

3 dari 4 halaman

Faktor Risiko Ulkus Dekubitus

Risiko mengalami luka baring lebih tinggi pada pasien yang kesulitan bergerak dan tidak dapat mengubah posisi dengan mudah saat duduk atau di tempat tidur.

Faktor risiko luka baring meliputi:

-Imobilitas. Ini bisa disebabkan kondisi kesehatan yang buruk, cedera tulang belakang dan penyebab lainnya.

-Inkontinensia. Kulit menjadi lebih rentan dengan paparan urin dan tinja yang berkepanjangan.

-Kurangnya persepsi sensorik. Cedera tulang belakang, gangguan saraf, dan kondisi lain dapat menyebabkan hilangnya sensasi. Ketidakmampuan untuk merasakan sakit atau ketidaknyamanan dapat mengakibatkan tidak menyadari tanda-tanda peringatan dan kebutuhan untuk mengubah posisi.

-Nutrisi dan hidrasi yang buruk. Orang membutuhkan cukup cairan, kalori, protein, vitamin dan mineral dalam makanan sehari-hari mereka untuk menjaga kesehatan kulit dan mencegah kerusakan jaringan.

-Kondisi medis yang mempengaruhi aliran darah. Masalah kesehatan yang dapat memengaruhi aliran darah, seperti diabetes dan penyakit pembuluh darah, dapat meningkatkan risiko kerusakan jaringan seperti luka baring.

4 dari 4 halaman

Gejala Ulkus Dekubitus

Gejala atau tanda-tanda peringatan luka baring atau disebut pula borok tekanan adalah:

-Perubahan warna atau tekstur kulit yang tidak biasa

-Pembengkakan

-Pengeringan seperti nanah

-Area kulit yang terasa lebih dingin atau lebih hangat saat disentuh daripada area lain

Luka baring menjadi salah satu dari beberapa tahap luka berdasarkan kedalaman, tingkat keparahan dan karakteristik lainnya. Tingkat kerusakan kulit dan jaringan berkisar dari perubahan warna kulit hingga cedera dalam yang melibatkan otot dan tulang.

“Jika Anda melihat tanda-tanda peringatan luka baring, ubah posisi Anda untuk mengurangi tekanan pada area tersebut. Jika Anda tidak melihat perbaikan dalam 24 hingga 48 jam, hubungi dokter Anda,” mengutip Mayo Clinic.

Dokter juga menyarankan pasien untuk mencari perawatan medis segera jika ulkus dekubitus menunjukkan tanda-tanda infeksi seperti:

-Demam

-Keluarnya cairan dari luka

-Luka yang berbau tidak sedap

-Perubahan warna kulit

-Hangat atau bengkak di sekitar luka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.