Liputan6.com, Jakarta Seorang pria penyandang disabilitas di India, Biju PK sering keluar masuk rumah sakit. Ia sudah menjalani dua belas operasi akibat dua kecelakaan besar yang membuat tangannya diamputasi.
Dilansir dari Timesofindia, ketika Biju berusia 12 tahun, layang-layang yang ia terbangkan bersama saudaranya tersangkut di kabel tegangan tinggi. Saat ia mencoba menariknya dengan batang besi, jelas tersengat listrik dan terhempas. Untuk menyelamatkan nyawanya, para dokter harus mengamputasi lengan bawah kirinya dan sebagian besar tangan kanannya.
Baca Juga
Saat itu ia menjalani lima operasi dan lama dirawat di Coimbatore, kota tempat ia dibesarkan, sekitar tiga bulan.
Namun Biju memiliki pembawaan yang positif akan segala hal, bahkan ketika ia membahas tentang disabilitasnya.
"Saat itu saya tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi mungkin karena saya masih sangat muda dan keluarga saya memiliki mental yang kuat dan terus mendukung," kenangnya.
Namun ia mengakui saat hari pertama sekolah terasa berat. Teman-temannya takut untuk mendekat dan gurunya tidak pernah berinteraksi dengan penyandang disabilitas.
“Tetapi setelah beberapa minggu pertama, semuanya tampak kembali normal. Mereka menerima saya apa adanya, bahwa saya masih laki-laki pemalu dan lembut yang sama seperti dulu. Seolah-olah tidak ada yang berubah," katanya.
Setahun setelah kecelakaan itu, ayahnya membeli sebuah motor bebek dan ia mengajari Biju beserta saudara-saudaranya cara mmengendarainya. Meskipun seorang difabel, Biju sangat menikmati mengendarainya. Setelah lulus tes, ia juga mencoba tes menyetir mobil. Sejak bisa berkendara, ia sangat menikmati mengemudi dan melakukan perjalanan jauh bersama keluarganya.
Ia sering berkendara dari Hyderabad, tempatnya tinggal, ke kota asalnya Coimbatore.
"Bahkan setelah mengemudi sepanjang hari, saya masih siap untuk mengemudi lagi," katanya berseri-seri. Ia tidak membutuhkan mobil yang dimodifikasi menyesuaikan disabilitasnya, maupun untuk melihat orang-orang melihatnya takjub saat mengemudi.
Â
Simak Video Berikut Ini:
Sebuah video diunggah warganet merekam suasana perdebatan penyandang disabilitas dengan petugas keamanan GBK. Penyandang disabilitas terlihat dilarang masuk ke dalam stadion dengan alasan perlu pendampingan. Menanggapi kejadian ini, Pengelola GBK mem...
Lingkungan kerja inklusif
Biju juga sempat melamar kerja sebagai penulis teknis, tetapi HR tidak yakin dengan kemampuannya untuk mengetik. "Saya meminta mereka untuk memberi saya tes dan saya melakukannya dengan lebih baik dari rata-rata yang dipersyaratkan, dengan akurasi 95%," kenangnya.
Kini ia bekerja di Microsoft sebagai manajer proyek sampai sebagian besar timnya yang bekerja dari jarak jauh (karena pandemi covid-19) tidak menyadari disabilitasnya. Adapun di sana ia mengerjakan domain aplikasi bisnis yang mencakup manajemen hubungan pelanggan.
Microsoft memiliki kampus inklusif. Ia merupakan bagian dari tim yang membahas banyak tantangan yang dihadapi penyandang disabilitas saat menggunakan produk Microsoft. Tim ini rutin melakukan lokakarya dan seminar untuk meningkatkan produk dan membekali penyandang disabilitas untuk menggunakan produk tersebut.
"Di tempat kerja, saya diberi tanggung jawab yang sama dengan siapapun di posisi saya. Sungguh luar biasa bahwa perusahaan menawarkan kesemoatan yang sama kepada semua orang," katanya.
Selain disibukkan pekerjaannya tersebut, Biju juga aktif di beberapa organisasi nirlaba, termasuk GiftAbled dan Agaram Foundation, tempatnya bisa berinteraksi dengan anak-anak.
Pada tahun 2007, bertahun-tahun setelah perawatannya, Ganga Hospitall di Coimbatore yang merawatnya mendirikan kelompok pendukung cedera tangan. Biju pun menjadi sukarelawan aktif yang turut memberi nasihat kepada orang lain dengan cedera traumatis serupa dengannya. Ia mengatakan bahwa orang yang lebih tua lebih sulit menerima kondisi cedera mereka. "Butuh waktu, juga dukungan dan dorongan yang berkelanjutan (untuk para orang yang lebih tua dengan disabilitas akibat kecelakaan).
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement