Sukses

Tak Cuma Diajari Bikin Kopi, Penyandang Disabilitas di London Bisa dapat Pekerjaan Layak

Fair Shot Café, sebuah kafe di London membantu penyandang disabilitas mencari pekerjaan.

Liputan6.com, Jakarta Fair Shot Café, sebuah kafe di London membantu penyandang disabilitas mencari pekerjaan.

Dilansir dari BBC, kaum muda dengan disabilitas intelektual di West London College diajari cara membuat kopi, menyiapkan makanan, dan memberikan layanan pelanggan yang baik dengan harapan mereka akan segera mendapatkan pekerjaan yang dibayar.

Menurut pendiri Fair Shot Café, Bianca Tavella, sekitar 80% staf disana memiliki ketidakmampuan belajar. Namun dengan pelatihan yang komprehensif, mereka terbukti bisa melakukan banyak hal. Sehingga mungkin kini semakin banyak pebisnis yang sebaiknya mulai mempertimbangkan potensi anak-anak muda ini, terlepas dari disabilitas mereka.

"Saya terus mendapat penolakan dari toko gerai karena kurangnya pengalaman saya. Namun setelah datang ke sini (Fair Shot Café) membuat saya merasa sebanding dengan masyarakat," kata salah satu murid dengan disabilitas intelektual yang belajar membuat kopi, Aya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pelatihan intens

Staf di sana akan mengajari orang-orang ini dalam kondisi nyata.

"Apa yang harus kita katakan kepada pelanggan (setelah selesai memesan)?" tanya salah satu staf saat mengajari seorang muridnya. Murid tersebut pun menjawab, "Terima kasih dan semoga hari Anda menyenangkan."

"Hal yang saya sukai dari Fair Shot Café adalah saat membuat ragam sandwich, menyeduh kopi, serta bersosialisasi dengan teman sebaya," tambah Aya.

Abdul, yang juga salah satu murid disana mengatakan, "Saya ingin menolong orang-orang. Saya ingin bekerja keras. Jadi itulah yang saya lakukan sekarang. Saya sangat bahagia."

Menurut BBC, hanya 6% orang dewasa dengan disabilitas intelektual yang bekerja dengan bayaran. Oleh sebab itu, Bianca dan West London College ingin mengubahnya.

"Kami memberi mereka pelatihan intens. Kami memberi mereka beragam kualifikasi yang membantu mereka memiliki semangat kompetitif. Lalu saya harap kita juga bisa, seperti menyebarluaskan pesan diantara pekerja bahwa mempekerjakan seseorang yang memiliki disabilitas intelektual artinya juga memiliki hadiah unik serta kemampuan," kata Bianca.

 

3 dari 4 halaman

Mampu bekerja

 

Sementara dari pihak West London College, Sue Jenkins, mengatakan, "Mampu bekerja merupakan efek terbesar terhadap kesehatan mental mereka dan kesejahteraan mereka."

"Kami kini bahkan memiliki murid yang hampir dominan non-verbal (alias hampir tunawicara), kini mereka bisa bicara. Mereka melampaui harapan setiap orang. Itu benar-benar mengubah hidupnya.

Kafe tersebut membuka gerai ritel pertamanya di Mayfair, London pusat, pada bulan November, tetapi diharapkan pelatihan tersebut dapat diperluas ke perguruan tinggi di seluruh negeri. Agar orang-orang seperti Geoffrey dapat meyakinkan orang-orang menerima pelayanan bintang.

"Memastikan mereka diterima, memastikan kai melayani mereka dengan penuh hormat, serta beretika juga," kata Geoffrey, dikutip dari BBC.

4 dari 4 halaman

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.