Sukses

4 Kandungan Makanan yang Dapat Mengatasi Gangguan Pendengaran

Asupan makanan sangat berpengaruh pada berbagai kondisi tubuh salah satunya pada gangguan pendengaran.

Liputan6.com, Jakarta Asupan makanan sangat berpengaruh pada berbagai kondisi tubuh salah satunya pada gangguan pendengaran.

Hal ini disampaikan dr. Vika Damay dari Klikdokter. Menurutnya, cara mengatasi gangguan pendengaran salah satunya dapat dilakukan dengan memperhatikan asupan makanan.

“Tak hanya untuk menyembuhkan gangguan pendengaran yang sudah ada, tetapi juga untuk mencegah kehilangan pendengaran,” kata Vika mengutip Klikdokter, Selasa (14/9/2021).

Ia menambahkan, makanan untuk pendengaran bisa bermacam-macam. Namun, konsumsinya sebaiknya dikombinasikan antara satu dengan yang lainnya.

Para peneliti menemukan bahwa makanan untuk pendengaran adalah makanan yang memprioritaskan buah-buahan dan sayuran dengan mineral seperti asam folat, kalium, magnesium, dan zinc.

“Makanan-makanan ini dapat menurunkan risiko kehilangan pendengaran.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Kalium dan Magnesium

Kalium

Salah satu kandungan penting pada makanan untuk memperbaiki pendengaran adalah kalium. Tugasnya adalah mengkonversi suara menjadi sinyal yang dapat diinterpretasi oleh otak.

Magnesium

Magnesium dipercaya dapat mengatasi radikal bebas yang timbul dalam tubuh ketika terdapat suara berisik. Magnesium bekerja dengan membentuk pelindung untuk sel-sel telinga bagian dalam dan melebarkan pembuluh darah.

3 dari 5 halaman

Asam Folat dan dan Zinc

Asam Folat

Asam folat bekerja dengan mendukung metabolisme homosistein dan menjaga agar aliran darah pada organ pendengaran tetap lancar.

Zinc

Terakhir, kandungan yang sebaiknya dimiliki oleh makanan untuk memperkuat pendengaran adalah zinc. Kandungan ini bermanfaat untuk penyembuhan sel yang mengalami kerusakan akibat infeksi.

4 dari 5 halaman

Ancaman Gangguan Pendengaran

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa satu dari empat orang di dunia (hampir 2,5 miliar orang) akan hidup dengan gangguan pendengaran dan Tuli pada tingkat tertentu pada tahun 2050.

Pada 2050, hampir 2,5 miliar orang akan tuli pada tingkat tertentu, setidaknya 700 juta di antaranya akan membutuhkan layanan rehabilitasi.

“Kegagalan untuk memeriksakan diri akan merugikan kesehatan dan kesejahteraan mereka yang terkena dampak, dan kerugian finansial karena mereka sulit berkomunikasi, mendapatkan pendidikan dan pekerjaan," kata WHO, dalam 'World Report on Hearing' pertama yang dirilis pada Rabu (03/03/2021).

Dilansir dari IndiaTVNews, ada lebih dari satu miliar anak muda dengan risiko kehilangan pendengaran yang seharusnya bisa dihindari dan sekitar 200 juta orang menderita infeksi telinga kronis yang harusnya dapat dicegah atau diobati.

Laporan tersebut mengatakan bahwa solusi teknologi dan klinis yang inovatif dan hemat biaya dapat meningkatkan kehidupan kebanyakan orang yang mengalami gangguan pendengaran.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, "kemampuan mendengar kita sangat berharga. Gangguan pendengaran yang tidak diobati dapat berdampak buruk pada kemampuan orang untuk berkomunikasi, belajar dan mencari nafkah. Itu juga dapat berdampak pada kesehatan mental orang dan kemampuan mereka untuk mempertahankan hubungan."

5 dari 5 halaman

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.