Sukses

Bagi Penyandang Tuli, Informasi COVID-19 Lebih Mudah Diakses daripada Bencana Alam di Indonesia

Laura Lesmana Wijaya Ketua Pusat Bahasa Isyarat Indonesia menyebut adanya dampak positif dari COVID-19 terhadap penyandang tuli.

Liputan6.com, Jakarta Laura Lesmana Wijaya Ketua Pusat Bahasa Isyarat Indonesia menyebut adanya dampak positif dari COVID-19 terhadap penyandang tuli.

Menurutnya, hambatan teman tuli selama masa pandemi adalah komunikasi. Namun, jika dibandingkan dengan masa-masa bencana sebelumnya, informasi tentang COVID-19 lebih bisa diakses daripada informasi gempa, tsunami, atau longsor.

“Dulu pada saat ada gempa, hujan deras yang mengakibatkan longsor dan bencana alam lainnya teman tuli tidak mendapatkan informasi yang cukup tentang bencana tersebut,” ujar Laura melalui juru bahasa isyarat dalam konferensi pers BNPB, ditulis Selasa (11/8).

“Tapi dengan adanya COVID-19 ini justru ada dampak positif, pemerintah menjadi lebih sadar perlunya informasi terkait COVID-19 ini sampai kepada teman tuli.”

Sebelum adanya COVID-19 ini tidak ada perhatian penuh terhadap teman tuli untuk dapat mengakses berbagai informasi. “Seperti ada pengabaian,” katanya.

Pemerintah dan masyarakat mulai mengalihkan fokus mereka pada kebutuhan tuli seperti penyediaan juru bahasa isyarat. Menurutnya, ini adalah bukti adanya dampak positif COVID-19.

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cara Membantu Teman Tuli

Di masa pandemi COVID-19, teman dengar dan teman tuli sebenarnya memiliki masalah yang sama, tambah Laura. Banyak orang yang kehilangan pekerjaan dan kesulitan selama masa pandemi ini.

“Yang membedakan adalah masalah dalam pemberian akses informasi.”

Bicara tentang cara membantu teman tuli untuk mendapatkan akses informasi terkait COVID-19, Laura sangat berharap agar teman-teman dengar mau belajar bahasa isyarat.

“Sebenarnya kita sangat membutuhkan adanya komunikasi, kalau berkaitan dengan teman tuli, maka komunikasinya bisa menggunakan bahasa isyarat. Saya berharap semua mau belajar bahasa isyarat karena teman tuli membutuhkan akses layanan juru bahasa isyarat atau penyediaan teks dua hal itu yang dirasa penting.”

Jika teman-teman dengar bersedia belajar bahasa isyarat dan bisa menggunakannya, maka teman tuli akan lebih senang, katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.