Sukses

Curahan Hati Pasangan Disabilitas Intelektual di Masa Karantina Wilayah

Karantina menjadi hal yang sulit bagi pasangan disabilitas intelektual Emma Drakeley dan Paul Thomas. Pasangan yang baru bertunangan ini mengaku kesulitan saat jauh dari orang tua.

Liputan6.com, Jakarta Karantina wilayah menjadi hal yang sulit bagi pasangan dengan disabilitas intelektual Emma Drakeley dan Paul Thomas. Pasangan yang baru bertunangan ini mengaku kesulitan saat jauh dari orang tua.

Bagi mereka, situasi ini merupakan tantangan dan harus saling mengandalkan untuk mendapatkan dukungan. Pasangan asal Inggris ini perlu usaha lebih dalam memahami Virus Corona dan cara mengatasinya.

Drakeley yang berusia 23 berasal dari Bushbury, Wolverhampton, saat ini sedang belajar fotografi di perguruan tinggi, sementara Thomas, 28, dari Wombourne, bekerja sebagai tukang kebun.

"Saya terbiasa berada di luar ruangan dan selalu melakukan sesuatu, tetapi sulit untuk memotivasi diri saya sekarang. Saya merasa seperti tidak punya tujuan saat bangun tidur,”  ujar Thomas seperti dikutip BBC.

Thomas menyandang disleksia dan disfasia yang berarti ia mengalami kesulitan mengeja dan berkonsentrasi dalam waktu yang lama. Dia mengatakan isolasi membuat kegiatannya berkurang.

Sedang, Drakeley memiliki cerebral palsy dan neurofibromatosis tipe satu (NF1).  Suatu kondisi genetik yang memengaruhi sistem saraf. Ini berarti keseimbangan dan koordinasi tubuh bisa sulit baginya.

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hanya Bisa Mengirim Pesan

Untuk membantu dampak disabilitas, pasangan ini biasanya menghadiri kelas drama, menari dan berenang. Namun, kelas-kelas tersebut berhenti setelah kebijakan karantina wilayah.

"Saya membantunya dalam membaca dan menulis dan dia membantu saya tetap positif dan pergi ke kelas. Tapi sekarang, aku lebih lelah karena aku hanya mengerjakan tugas kuliahku. Tapi aku mengerti bahwa kita harus tinggal di rumah untuk menyelamatkan nyawa,” kata Drakeley.

Paul merasa sangat sulit berada jauh dari Drakeley. Pasangan yang telah bersama selama sekitar tujuh tahun, hanya menggunakan aplikasi perpesanan untuk tetap berhubungan tetapi ini berbeda.

"Sulit hanya bisa mengirim pesan atau menelepon, itu tidak sama,” kata Thomas.

3 dari 3 halaman

Informasi Kurang Akses

Pasangan ini juga berpikir informasi tentang virus harus lebih jelas. "Aku mengerti tentang tetap di rumah dan menjaga kebersihan, tetapi beberapa orang mungkin tidak.”

Badan amal Mencap telah menerbitkan panduan yang mudah dibaca untuk membantu orang dengan disabilitas intelektual untuk memahami virus.

Richard Lawrence, dari Mencap, mengakui karantina wilayah "bisa sangat sulit" bagi mereka dengan disabilitas intelektual.

Mereka "lebih kecil kemungkinannya tinggal bersama pasangannya dan seringkali mereka bahkan tidak bisa melihat orang yang paling mereka cintai", katanya.

"Mungkin juga sulit untuk memahami apa yang terjadi karena informasi tidak selalu dapat diakses yang dapat membuatnya lebih menakutkan dan membingungkan.”

Mencap menyarankan semua difabel menggunakan alat komunikasi dan teknologi untuk meminta bantuan. Menurutnya, bagi Drakeley dan Thomas, fokus pada masa depan akan sangat membantu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.