Sukses

Usus dan Asupan Gula Mempengaruhi Kesehatan Mental, Benarkah?

Mengubah diet sebagai cara merawat disabilitas mental hingga kini belum disertai alasan yang jelas.

Liputan6.com, Jakarta Mengubah diet sebagai cara merawat disabilitas mental hingga kini belum disertai alasan yang jelas. Hal ini disampaikan oleh Anika Knuppel seorang peneliti di University College London Seperti dilansir dari healthline.com.

“Tetapi kita tahu beberapa hal, vitamin dalam tubuh membantu fungsi enzim yang memungkinkan reaksi seperti sintesis serotonin, yang memainkan peran penting pada suasana hati kita," jelasnya.

Sementara, konsumsi terlalu banyak gula memang tidak baik bagi kesehatan mental. Konsumsi gula berlebih dapat menurunkan protein yang disebut faktor neurotropik dari otak. Protein ini memang berpengaruh dan terlibat dalam pengembangan depresi dan kecemasan.

Ada juga sumber yang menunjukkan bahwa usus memainkan peran penting dalam kesehatan mental.

“Mikroorganisme dalam usus kita dapat berkomunikasi dengan otak dan beberapa sistem yang dapat menyebabkan depresi dan kecemasan, komposisi mikrobiota usus dipengaruhi oleh nutrisi,” tambah Knüppel.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanggapan Psikiater

Michael Thase, MD, psikiater dan direktur Program Mood and Anxiety di University of Pennsylvania, mengatakan ada beberapa faktor lain yang berperan.

"Ketika Anda mengobati depresi dengan obat-obatan, bahan kimia yang sebenarnya penting mungkin 15 persen saja. Kerjasama dengan dokter untuk mengenali masalah dan mengambil langkah-langkah penanganan sangat penting,” kata Thase.

Thase menyarankan mengubah kebiasaan konsumsi obat dengan diet, olahraga, dan bersosialisasi. "Ketika semangatmu meningkat, itu lah antidepresan."

Knuppel setuju, diet adalah cara yang bagus untuk perawatan diri dan cinta diri. Ini dianggap sebagai kunci dalam terapi kognitif yang sering digunakan untuk mengobati kecemasan dan depresi. “Saya percaya mencintai diri dengan memberi asupan makanan bergisi adalah suatu langkah besar”.

Ada beberapa alasan yang membuat diet disebut sebagai salah satu cara atasi masalah mental. Alasan-alasan tersebut antara lain:

1. Beberapa enzim yang ditemukan dalam makanan meningkatkan kadar serotonin.

2. Gula dapat memicu depresi dan kecemasan.

3. Ilmu pengetahuan yang muncul menunjukkan kesehatan usus berperan dalam kecemasan.

4. Makan makanan sehat adalah cara yang bagus untuk mempraktikkan perawatan diri.

5. Mengambil langkah aktif untuk makan makanan bergizi dapat meningkatkan motivasi.

Terkait diet, kedua ahli sepakat bahwa tidak ada perawatan yang sempurna. Namun, tidak ada salahnya mencoba. Sebelumnya, pastikan diet yang dilakukan telah didiskusikan dengan dokter atau ahli kesehatan mental.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.