Liputan6.com, Jakarta - Pihak kepolisian Prancis berhasil menggagalkan aksi penculikan terhadap ayah dari seorang pengusaha mata uang kripto yang tidak disebutkan namanya. Korban ditemukan dan dibebaskan di sebuah rumah di wilayah Essonne, setelah sebelumnya diculik di Paris dan ditawan dengan tuntutan tebusan besar yang mencapai 5 hingga 7 juta euro atau sekitar Rp130,6 miliar
Melansir Coinmarketcap, Selasa (6/5/2025), Menurut laporan dari kantor kejaksaan Prancis, lima orang diduga terlibat dalam kasus penculikan ini dan kini terancam menghadapi tuduhan serius, termasuk penculikan disertai penyiksaan. Hingga saat ini, identitas korban maupun pelaku utama belum dipublikasikan ke publik.
Baca Juga
Pihak berwenang langsung bergerak cepat setelah menerima informasi soal penculikan, dan menyelamatkan korban dari penahanan yang dilakukan di pinggiran kota Paris. Langkah cepat ini mendapat banyak pujian, terutama mengingat besarnya jumlah uang tebusan yang diminta.
Advertisement
Kasus ini menyoroti risiko keamanan yang makin meningkat di tengah melonjaknya kekayaan digital, terutama yang berkaitan dengan mata uang kripto. Tokoh-tokoh dalam industri ini termasuk keluarganya semakin menjadi sasaran empuk bagi pelaku kejahatan, baik penculikan maupun pemerasan.
Bukan Kasus Pertama
Insiden ini bukanlah yang pertama. Awal tahun 2025, salah satu pendiri perusahaan penyimpanan kripto Ledger juga menjadi korban penculikan, di mana pelaku menuntut tebusan dalam bentuk mata uang digital.
Kejadian yang berulang ini menguatkan kekhawatiran publik soal kurangnya perlindungan keamanan fisik bagi orang-orang yang terlibat dalam industri kripto. Para pakar keamanan memperingatkan jika tidak ada langkah preventif, aksi kriminal semacam ini berpotensi meningkat.
Pasar Kripto Butuh Solusi Keamanan Lebih Serius
Aksi penculikan ini bisa memicu penurunan kepercayaan terhadap ekosistem kripto, terutama dari sisi keamanan. Meski aset digital menyimpan potensi keuntungan besar, risiko di dunia nyata seperti penculikan menjadi peringatan keras bahwa perlindungan fisik terhadap pelaku industri kini sama pentingnya dengan perlindungan siber.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Â
Dukungan Kripto AS Bisa Picu Krisis
Sebelumnya, anggota Dewan Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB), Francois Villeroy de Galhau, mengingatkan bahwa Amerika Serikat berisiko memicu krisis keuangan di masa depan akibat kebijakan yang mendukung mata uang kripto dan sektor keuangan nonbank.
"Dengan memberikan dukungan terhadap aset kripto dan sektor keuangan nonbank, AS seakan menanam benih bagi gejolak ekonomi yang bisa terjadi di masa mendatang," kata Villeroy dalam wawancaranya dengan media Prancis, La Tribune Dimanche, dikutip dari Yahoo Finance, Senin (17/3/2025).
Ia juga menyoroti banyak krisis keuangan di masa lalu bermula dari AS sebelum akhirnya menyebar ke seluruh dunia. Menurutnya, jika negara tersebut tidak segera mengambil langkah pengawasan yang lebih ketat, ada kemungkinan besar kejadian serupa akan terulang.
Â
Advertisement
Sistem Keuangan Eropa Lebih Stabil
Di sisi lain, Villeroy menegaskan bahwa sistem keuangan Eropa lebih stabil dan memiliki pengawasan yang lebih baik dibandingkan AS.
"Eropa tidak menghadapi risiko krisis perbankan seperti yang dikhawatirkan di tempat lain," tambahnya.
Selain membahas risiko kripto, Villeroy juga menekankan pentingnya meningkatkan peran euro dalam sistem keuangan global. Ia berpendapat Eropa harus memperkuat sistem tabungan dan investasi agar dapat menarik lebih banyak investor internasional ke dalam mata uangnya.
Sementara itu di AS, Donald Trump dikenal sebagai pendukung mata uang kripto. Selama kampanye tahun lalu, ia menandatangani perintah eksekutif untuk membentuk Cadangan Bitcoin Strategis serta persediaan khusus untuk aset digital lainnya.
Di bawah pemerintahannya, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) juga mulai mengurangi tindakan hukum terhadap perusahaan kripto setelah mantan Ketua SEC, Gary Gensler, mengundurkan diri.
Dengan kebijakan yang semakin berpihak pada kripto, perdebatan mengenai dampak jangka panjangnya terhadap stabilitas ekonomi global pun semakin mengemuka.
Â