Sukses

Halving Bitcoin Makin Dekat, Hal Ini Perlu Diperhatikan Investor

Menjelang momen Halving yang makin dekat, berikut tips investasi Bitcoin dan hal yang perlu disiapkan investor.

Liputan6.com, Jakarta - Halving Bitcoin diprediksi segera terjadi. Berdasarkan data dari Nicehash, momen Bitcoin Halving akan berlangsung sekitar 19 April 2024.

Menjelang momen Halving yang makin dekat, bagaimana tips investasi Bitcoin yang tepat dan hal yang perlu disiapkan investor?

Bitcoin Halving adalah kondisi ketika imbalan bagi penambang Bitcoin (block reward) berkurang setengah setelah selesai menambang 210.000 blok, yang biasanya terjadi empat tahun sekali.

Ada sekitar 19.375.656 BTC telah beredar, 92 persen dari total pasokan 21.000.000. Setiap halving yang terjadi 4 tahun sekali akan menurunkan tingkat inflasi Bitcoin.

Gunakan Strategi Dollar Cost Averaging

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menjelaskan banyak investor retail bertanya, apakah ini waktu yang tepat untuk membeli atau akumulasi Bitcoin?

Dia menuturkan, melihat kondisi pasar saat ini, ya ini adalah waktu yang tepat untuk masuk ke pasar Bitcoin sebelum momen halving.

Fuqieh menuturkan, hal yang diingat pasar kripto tidak dapat diprediksi dengan pasti, tetapi hal ini tidak boleh menghalangi investor untuk mempelajari pola historis dan kemungkinan hasil agar tetap mendapatkan profit

"Strategi DCA (dollar-cost averaging) menjadi langkah yang tepat untuk saat ini, terutama dalam keadaan harga Bitcoin yang tengah koreksi atau harga diskon," ujar Fyqieh kepada Liputan6.com, Kamis (18/4/2024). 

Tak Ada Jaminan Harga Bitcoin Jangka Pendek

Fyqieh menambahkan hal yang perlu diketahui investor adalah tidak ada jaminan kenaikan harga BTC jangka pendek. Mengenai halving yang akan datang, Bitcoin harus didorong oleh permintaan yang tinggi. 

Reli yang berkepanjangan selalu terjadi setelah peristiwa halving, yang berlangsung selama 6-18 bulan. 

"Pergerakan harga pada halving sebelumnya mendukung pandangan ini. Bitcoin naik rata-rata 61% dalam enam bulan menjelang halving sebelumnya, dan naik rata-rata 348% dalam enam bulan setelah halving,” jelasnya. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perhatikan Pihak Terkait Bitcoin

Adapun Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengungkapkan Halving menyoroti kemampuan ekonomi Bitcoin untuk beradaptasi dan mempertahankan tingkat keamanannya dengan berkurangnya block reward. 

"Dengan demikian, penting bagi investor untuk memperhatikan bagaimana pihak-pihak yang ada seperti miner, long term holder, dan para kontributor Bitcoin akan mengambil keputusan,” ujar Fahmi. 

Dari sisi penambang Bitcoin atau miner, Fahmi menyatakan investor harus memperhatikan, apakah miner akan berhenti berekspansi, apakah long term holder akan menjual bitcoinnya, dan sebagainya. 

Ini menjadi faktor yang akan sangat diperhatikan oleh para investor besar yang mungkin akan mempengaruhi dinamika harga pasar Bitcoin.

Selain itu, dengan Bitcoin yang sempat terkoreksi dalam sepekan terakhir, ini dapat menjadi momentum bagi investor untuk memulai melakukan DCA atau menabung rutin Bitcoin sesuai dengan alokasi investasi masing-masing, sebelum harga melambung lebih tinggi. 

"Tentunya investor tetap bijak dalam mengambil keputusan, menggunakan uang dingin untuk berinvestasi, dan memilih platform investasi kripto yang aman dan berizin,” pungkas Fahmi.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

 

 

 

 

 

3 dari 4 halaman

Jelang Halving Harga Bitcoin Tak Bergairah, Bagaimana Potensi ke Depan?

Sebelumnya diberitakan, harga Bitcoin (BTC) tengah berada dalam situasi konsolidasi sehingga menyeret seluruh pasar kripto masuk ke dalam zona merah. Likuidasi besar-besaran terjadi di pasar kripto, membuat banyak investor khawatir. 

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menuturkan, sentimen utama penurunan kali ini terkait situasi geopolitik yang terjadi di Timur Tengah. Isu potensi peperangan lanjutan antara Israel dan Iran membuat investor melepas aset kripto. 

Likuidasi besar-besaran yang terjadi memperparah penurunan Bitcoin dan aset kripto lainnya, terutama likuidasi yang melibatkan investor atau trader dengan margin, leverage, atau lending borrowing di DeFi. 

Selain itu meningkatnya arus keluar ETF Bitcoin yang tinggi sejak awal April cukup berpengaruh. Di luar sentimen eksternal, secara tren harga Bitcoin menjelang halving, jika sejarah terulang kembali, BTC mungkin akan mengalami penurunan harga sebelum mendapatkan momentum untuk bull run. 

Tren penurunan ini bukan hal yang tidak terduga, karena BTC yang mengikuti tren historis menjelang halving mendatang. Bitcoin perlahan-lahan beralih dari fase “Pre-Halving Rally” ke fase “Pre-Halving Retrace” yang cenderung terjadi 28 hingga 14 hari sebelum peristiwa halving. 

 

 

 

 

 

4 dari 4 halaman

Alami Koreksi

"Fase ini mengakibatkan penurunan harga masing-masing sebesar 38% dan 20% pada 2016 dan 2020,” kata Fyqieh kepada Liputan6.com, Kamis (18/4/2024).

Sejarah Bitcoin menunjukkan penurunan besar-besaran sebelum berkurang separuhnya yang diikuti oleh reli besar-besaran. BTC memiliki dukungan kuat di dekat angka USD 60.000. Harga Bitcoin mungkin akan rebound setelah menyentuh level tersebut. Namun, jika gagal menguji support tersebut dan berada di bawahnya, maka kemungkinan BTC mencapai USD 58.000. 

“Meskipun harga BTC mungkin akan mengalami koreksi harga lagi, dalam jangka panjang tampak bullish,” jelasnya.

Khususnya, setelah fase Pre-Halving Retrace, BTC akan memasuki fase akumulasi ulang. Fase akumulasi mungkin akan berlangsung selama hampir 5 bulan. Rentang akumulasi ulang ini yang dapat meningkatkan harga Bitcoin mencapai harga tertinggi baru. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini