Sukses

Menilik Potensi Produk ETF Bitcoin Spot di Indonesia

Bappebti menyebutkan, produk ETF Bitcoin Spot dapat saja diluncurkan tetapi saat ini Bappebti masih fokus untuk memberikan fitur tambahan bagi investor kripto

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), resmi menyetujui permohonan ETF Bitcoin Spot pada 10 Januari 2024. Usai AS menyetujui ETF Bitcoin Spot, beberapa negara, seperti Korea Selatan mulai melirik produk ETF Bitcoin Spot, bagaimana dengan Indonesia? 

Menanggapi hal ini, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti Tirta Karma Senjaya menuturkan produk ETF Bitcoin Spot bisa saja diluncurkan tetapi saat ini Bappebti masih fokus untuk memberikan fitur tambahan bagi investor kripto seperti staking dan futures atau perdagangan berjangka. 

"Kita sekarang ini akan coba duluan mungkin futures kripto dulu. Karena pasarnya futures jauh lebih besar secara global. Indonesia saat ini masih pasar spot,” kata Tirta dalam acara Reku Finance Flash, Kamis (14/3/2024). 

Adapun untuk perdagangan berjangka nanti, Bappebti akan memilih aset-aset kripto populer terlebih dahulu seperti Bitcoin dan Ethereum, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk memasukkan aset kripto lain dalam perdagangan berjangka. 

“Kalau nanti futures sudah berjalan dan banyak diminati, nanti market development itu tergantung pasar,” jelas Tirta. 

Adapun menurut Tirta, Jika nanti produk futures kripto sudah berjalan, baru pihaknya akan mempeetimbangkan untuk ETF Bitcoin. Sedangkan untuk perdagangan berjangka aset kripto, Bappebti menargetkan produk futures kripto pada tahun ini. 

Berdasarkan data Coinmarketcap.com, harga bitcoin turun 0,79 persen ke posisi USD 72.061 dalam 24 jam terakhir. Sedangkan selama sepekan terakhir, harga BTC naik 6,83 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

ETF Bitcoin BlackRock Salip Kepemilikan MicroStrategy

Sebelumnya diberitakan, Spot ETF Bitcoin BlackRock telah berhasil melampaui total kepemilikan Bitcoin MicroStrategy. Menurut data yang dikumpulkan oleh BitMEX Research, IBIT BlackRock memegang 197.943 Bitcoin senilai lebih dari USD 13.5 miliar per pada 8 Maret 2024.

Tidak termasuk GBTC Grayscale, dana ETF Bitcoin yang baru diluncurkan, bersama dengan permintaan institusional, terus meningkatkan nilai mata uang kripto, secara kolektif memiliki aset senilai USD 28 miliar. Pada 8 Maret, harga Bitcoin melampaui angka USD 70.000 untuk pertama kalinya.

Laporan yang dipublikasikan melalui X menunjukkan bahwa pasokan Bitcoin yang beredar di platform perdagangan over-the-counter (OTC) semakin menipis. Hal ini menyebabkan ketergantungan pada bursa publik untuk memenuhi pesanan. Platform OTC biasanya melayani investor bervolume besar seperti investor institusi.

 

3 dari 4 halaman

Tak Ada Rencana Jual

Meskipun bukan penerbit ETF, perusahaan teknologi MicroStrategy memiliki portofolio 193.000 Bitcoin sebagai bagian dari strategi perbendaharaan perusahaannya.

Perusahaan perangkat lunak itu menerapkan strategi bisnis leverage menggunakan lindung nilai untuk membiayai operasi dan investasi. MicroStrategy menggandakan strategi Bitcoinnya, baru-baru ini mengumumkan rencana penawaran utang lebih dari USD 600 juta untuk meningkatkan cadangan Bitcoinnya.

Melansir Cointurk, Senin (11/3/2024), strategi MicroStrategy yang berpusat pada Bitcoin telah menyebabkan sahamnya dicap sebagai dana ETF Bitcoin dengan leverage. Strategi ini terbukti efektif sejauh ini, dengan MSTR menunjukkan peningkatan sebesar 642% selama 12 bulan terakhir, secara signifikan melampaui kenaikan kripto Bitcoin sebesar 244% pada periode yang sama.

CEO MicroStrategy Michael Saylor tidak memiliki rencana untuk menjual cadangan Bitcoin. Menurut dia, mata uang kripto secara teknis lebih unggul daripada emas, S&P 500, dan real estat, meskipun ketiga kelas aset ini memiliki nilai pasar yang jauh lebih besar daripada Bitcoin.

“Bitcoin secara teknis lebih unggul dari kelas aset ini. Dengan mengingat hal ini, tidak ada alasan untuk menjual pemenang dan membeli yang kalah," kata dia.

 

 

4 dari 4 halaman

Harga Bitcoin Tembus Rp 1,07 Miliar, Permintaan ETF Masih Jadi Dongkraknya

Sebelumnya diberitakan,  harga Bitcoin berhasil menembus USD 68.429 atau setara Rp 1,07 miliar (asumsi kurs Rp 15.761 per dolar AS) pada Selasa, 5 Maret 2024. Bitcoin telah melonjak sekitar 60 persen sepanjang tahun ini, melampaui kelas aset tradisional seperti saham.

Inti kenaikan kripto terbesar ini terletak pada permintaan meningkat dari ETF Bitcoin yang terdaftar di AS, yang mulai diperdagangkan sejak 11 Januari. Bitcoin telah melonjak sekitar 186 persen dalam 12 bulan terakhir.

Arus masuk bersih sebesar USD 7,35 miliar atau setara Rp 115,8 triliun telah diinvestasikan sejak debut ETF Bitcoin AS dari beberapa nama dana terbesar, termasuk BlackRock Inc. dan Fidelity Investments. 

Bahkan arus keluar yang sangat besar di satu perusahaan terkemuka hampir USD 9 miliar atau setara Rp 141,8 triliun di Grayscale Bitcoin Trust sejak ETF terdaftar belum mempengaruhi para pedagang. 

Pendiri dana lindung nilai kripto AnB Investments, Jaime Baeza mengatakan momen saat ini mirip dengan pasar reli kripto pada akhir 2020. 

“Kondisi ini mengingatkan pada beberapa momen di akhir tahun 2020 dan 2021, tentang pasar bullish dan optimisme ekstrem,” kata Baeza, dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (5/3/2024). 

Saat ini para trader dan investor bertaruh pada harga Bitcoin akan segera melewati rekor tertinggi yaitu USD 69.000, yang dicapai selama pandemi Covid pada November 2021.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini