Sukses

Teknolog AI Semisal ChatGPT Bisa Bangun Pasar Kripto yang Efisien

Berikut implementasi teknologi AI yang dapat digunakan pada kripto. Berikut implementasi teknologi AI yang dapat digunakan pada kripto.

Liputan6.com, Jakarta - Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah mendapatkan daya tarik yang luar biasa selama beberapa bulan terakhir. Sejak akhir tahun 2022, AI telah menjadi topik di berbagai penjuru dunia. 

Penggunaan teknologi AI di berbagai platform seperti ChatGPT yang menuai kontroversi membuat banyak pihak melihat manfaat AI yang bisa digunakan di berbagai sektor. 

Dilansir dari CoinDesk, Kamis (23/2/2023), teknologi AI disebut dapat membantu dalam membangun pasar kripto yang lebih efisien.

Berikut implementasi teknologi AI yang dapat digunakan pada kripto. 

Analisis Sentimen dan Deteksi Distorsi Kognitif di Media Sosial

Analisis Sentimen adalah teknik di mana algoritme pemrosesan bahasa alami (NLP) mampu menganalisis teks dan atribut maknanya, membantu manusia untuk memahami apakah ada sentimen positif atau negatif mengenai aset kripto tertentu.

Dalam keuangan tradisional, analisis sentimen biasanya dilakukan melalui media berita. Namun, di pasar kripto, pada saat pembaruan harga dimuat di berita, biasanya sudah terlambat untuk menghasilkan uang dari perdagangan. Tren pasar baru biasanya terlihat di media sosial lebih dulu sebelum benar-benar terjadi.

Pergerakan tak terduga di pasar kripto memainkan peran penting dalam dinamikanya. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan AI dan kerangka kerja data lebih lanjut untuk memfasilitasi studi dan aplikasi prediksi harga.

Memprediksi Pergerakan Pasar

AI telah digunakan selama beberapa dekade dalam keuangan tradisional untuk mendeteksi dinamika pasar sebelum terjadi. Secara tradisional, ini telah dicapai melalui analisis sentimen. 

Namun, di bidang mata uang kripto, AI dapat mengandalkan korelasi statistik antara koin utama atau kategori koin. Misalnya, dalam ekosistem lokal yang berfokus pada AI, yang memiliki banyak token.

Bot Perdagangan dan Pembuatan Pasar Berbasis AI

Tim AI di SingularityDAO telah melakukan studi eksplorasi di bidang simulasi pasar dan backtesting untuk meningkatkan kecanggihan dalam mengukur dinamika pasar. Salah satu teknologi menjanjikan yang telah dijelajahi adalah "agen multi-strategi adaptif" (AMSA) untuk pembuatan pasar. 

Ini pada dasarnya menyediakan ekosistem di mana algoritme AI yang berbeda dapat membeli dan menjual aset dan menguji kembali perdagangan tersebut, sambil mengevaluasi kinerja dan efek perdagangan di pasar.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pejabat PBB Ingatkan AI Bisa Berisiko bagi HAM

Sebelumnya, Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa/ PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM), mengingatkan bahwa kecerdasan buatan atau artifical intelligence (AI), juga bisa memunculkan risiko terhadap HAM.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Urusan HAM Volker Turk.

"Saya sangat terganggu oleh potensi bahaya dari kemajuan terbaru dalam kecerdasan buatan. Agensi manusia, martabat manusia, dan semua hak asasi manusia dalam risiko serius," ujarnya.

Mengutip Twitter UN Human Rights, Selasa (21/2/2023), Turk menyebut sekarang ada panggilan yang mendesak kepada bisnis dan pemerintah, untuk mengembangkan pagar pengaman efektif dengan cepat yang sangat dibutuhkan.

"Kami akan mengikuti ini dengan cermat, memberikan keahlian khusus kami dan memastikan dimensi hak asasi manusia tetap menjadi inti dari bagaimana hal ini berjalan," imbuh Turk.

Beberapa waktu lalu lebih dari 60 negara termasuk Amerika Serikat dan Tiongkok, menyerukan regulasi AI dalam pertahanan, untuk memastikannya "tidak merusak keamanan, stabilitas, dan akuntabilitas internasional."

Dikutip dari News24, ada kekhawatiran yang meningkat terhadap hal-hal seperti drone yang digerakkan AI, "slaughterbots" yang bisa membunuh tanpa campur tangan manusia, dan risiko AI dapat meningkatkan konflik militer.

Pernyataan yang hampir mirip juga sebelumnya dilontarkan oleh Elon Musk. Berkaca dari perkembangan ChatGPT, bos Twitter itu khawatir perkembangan AI yang tak terkendali bisa mengancam umat manusia.

3 dari 4 halaman

Elon Musk Sebut AI Perlu Diatur

Bos Tesla dan SpaceX itu pun juga meminta agar pemerintah dapat segera mengembangkan safety net atau pagar pengaman sehubungan dengan populeritas ChatGPT dan lainnya.

Pernyataan ini diungkap oleh bos Twitter, Tesla, dan SpaceX saat menghadiri World Goverment Summit di Dubai secara virtual.

"Salah satu risiko terbesar bagi masa depan peradaban adalah AI. Tapi AI itu ada dampak positif dan negatif--teknologi ini memiliki potensi besar, kemampuan besar, tetapi juga memiliki bahaya besar," kata Elon Musk. 

4 dari 4 halaman

Kekhawatiran Elon Musk Terhadap AI

Ucapan Elon Musk ini terbilang cukup menarik, mengingat dirinya ikut andil mendirikan perusahaan OpenAI di balik pengembangan ChatGPT.

"Sebagai contoh, penemuan fisika nuklir berujung pada pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir tetapi juga bom nuklir," katanya.

Menurut Musk, seperti dikutip dari Business Insider, memang perlu diatur tentang keamanan AI. Meski peraturan mungkin sedikit memperlambat kecerdasan buatan, tapi baginya, hal itu juga mungkin merupakan sesuatu yang baik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.