Sukses

Mastercard Gandeng 7 Startup untuk Bikin Akses Kripto Lebih Mudah

Mastercard mengumumkan pada Kamis, 3 November 2022 kalau tujuh startup dari seluruh dunia telah bergabung dalam program Start Path.

Liputan6.com, Jakarta - Raksasa  pembayaran MasterCard telah menambahkan tujuh startup ke program Start Path untuk mendorong cryptocurrency lebih mudah diakses.

"Kami menyambut kelompok startup baru untuk memudahkan akses ke aset digital, membangun komunitas untuk pembuat konten, dan memberdayakan warga untuk berinovasi untuk masa depan melalui teknologi Web3," tulis Mastercard, dikutip dari Bitcoin.com, Minggu (6/11/2022).

Mastercard mengumumkan pada Kamis, 3 November 2022 kalau tujuh startup dari seluruh dunia telah bergabung dalam program Start Path. Melalui program keterlibatan startup global Mastercard Start Path, pihaknya bekerja dengan aset digital, blockchain dan perusahaan berbasis cryptocurrency yang berbagi visi untuk membuat teknologi blockchain dan aset digital lebih mudah diakses.

"Kami menyambut kelompok startup baru untuk memudahkan akses ke aset digital, membangun komunitas untuk pembuat konten, dan memberdayakan orang untuk berinovasi untuk masa depan melalui teknologi Web3,” tulis Mastercard.

Startup tersebut adalah Digital Treasures Center yang berbasis di Singapura, Fasset yang berbasis di Abu Dhabi, Loot Bolt yang berbasis di AS, Quadrata yang berbasis di AS. Kemudian Stable yang berbasis di Kolombia, TBTM Studios yang berbasis di Subai dan Uptop yang berbasis di AS.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bergabung dengan 350 Perusahaan

Startup tersebut akan bergabung dengan lebih dari 350 perusahaan dari 40 negara yang telah berpartisipasi dalam program Start Path Mastercard sejak 2014.

"NFT, game blockhain dan pengalaman metaverse dapat mengubah cara konsumen berbelanja dan berkomunikasi. Namun, kami perlu berkolaborasi dan menyatukan teknologi, perbankan, fintech, dan kripto untuk membuka potensi ini,” jelas Mastercard.

Mastercard memaparkan tidak ada visi tunggal untuk ekonomi kripto selain siapa pun yang memakai kripto harus dapat melakukannya dengan sederhana dan aman. Untuk Mastercard ini tentang menawarkan pilihan dalam cara orang membayar, membelanjakan dan membeli kripto.

Mastercard fokus pada lima area utama untuk mengubah kripto menjadi cara pembayaran sehari-hari. Bulan lalu, perseroan mengenalkan program baru yang disebut Crypto Source untuk memungkinkan lembaga keuangan menawarkan perdagangan cryptocurrency dan layanan terkait kepada pelanggannya.

 

3 dari 4 halaman

Polisi Federal Australia Temukan Kejahatan Kripto Kian Bertambah

Sebelumnya, Badan penegak hukum federal Australia telah menyoroti tindakan kriminal cryptocurrency sebagai sebuah ancaman yang muncul di negara itu. Penegak hukum juga menyebut ini merupakan tantangan untuk bisa menumbangi para penjahat. 

Seorang juru bicara Polisi Federal Australia (AFP) mengatakan telah terjadi peningkatan jumlah pelanggar yang menggunakan cryptocurrency untuk memfasilitasi bisnis terlarang dan berusaha menyembunyikan kepemilikan aset.

“Penggunaan cryptocurrency secara kriminal merupakan ancaman yang muncul bagi penegakan hukum,” ucap jubir AFP, dikutip dari Cointelegraph, Sabtu (5/11/2022).

Namun, AFP mengakui tantangan terbesar bagi penegakan hukum adalah untuk terus mengembangkan alat, teknik, dan kerangka hukum untuk mengimbangi penjahat, terutama karena adopsi arus utama cryptocurrency meningkat.

Bulan lalu, AFP membentuk unit cryptocurrency baru yang berfokus pada pemantauan transaksi terkait kripto. Namun, juru bicara itu mengatakan terlepas dari pembentukan unit yang berfokus pada kripto, penjahat terus mencari peluang untuk menghindari penegakan hukum dan mengeksploitasi publik.

Sebuah laporan dari perusahaan analitik Chainalysis pada Juli menemukan 74 persen agensi publik merasa kurang siap untuk menyelidiki kejahatan terkait cryptocurrency, dengan responden menunjukkan banyak agensi tidak menggunakan alat analitik blockchain khusus.

Beberapa departemen penegak hukum juga masih belum sepenuhnya siap untuk menangani kasus kejahatan kripto. Lembaga penegak hukum membutuhkan pelatihan dan pendidikan yang lebih baik tentang cara kerja cryptocurrency.

Sementara itu, Interpol (Organisasi Polisi Kriminal Internasional) baru-baru ini membentuk tim khusus di Singapura untuk membantu pemerintah memerangi kejahatan yang melibatkan aset virtual.

 

4 dari 4 halaman

SEC Dakwa Empat Orang Terkait Kasus Ponzi Kripto Rp 4,6 Triliun

Sebelumnya, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) mendakwa empat orang pada Jumat (4/11/2022) dengan tuduhan menipu investor sebesar USD 300 juta (Rp 4,6 triliun) dalam penipuan skema ponzi kripto.

Dalam pengumuman, SEC mengatakan Trade Coin Club mengumpulkan 82.000 Bitcoin senilai USD 295 juta pada saat itu dari lebih dari 100.000 investor di seluruh dunia antara 2016 hingga 2018.

Trade Coin Club menjanjikan investor pengembalian minimum 0,35 persen setiap hari dari perdagangan aset kripto, tetapi itu tidak benar dan malah berfungsi sebagai skema Ponzi.

Badan pemerintah mendakwa Douver Torres Braga, Joff Paradise, Keleionalani Akana Taylor, dan Jonathan Tetreault karena dugaan keterlibatan mereka dalam program pemasaran multi-level.

Kepala Aset Kripto dan Unit Cyber Divisi Penegakan SEC, David Hirsch mengatakan menuduh Braga menggunakan Trade Coin Club untuk mencuri ratusan juta dari investor di seluruh dunia dan memperkaya dirinya sendiri dengan memanfaatkan minat mereka untuk berinvestasi dalam aset digital.

“Untuk memastikan pasar kami adil dan aman, kami akan terus menggunakan pelacakan blockchain dan kripto, serta alat analitik untuk membantu kami mengejar individu yang melakukan penipuan sekuritas,” kata Hirsch, dikutip dari Decrypt, Sabtu (5/11/2022).

Braga secara pribadi menerima setidaknya USD 55 juta dalam bentuk Bitcoin, sementara Paradise mengantongi USD 1,4 juta, Taylor USD 2,6 juta, dan Tetreault mendapat sekitar USD 625.000, semuanya dalam bentuk Bitcoin.  

Tuduhan tersebut termasuk pelanggaran ketentuan anti-penipuan dan pendaftaran sekuritas, serta pelanggaran ketentuan pendaftaran broker-dealer undang-undang sekuritas federal dan meminta keempatnya untuk mengembalikan uang yang terkumpul.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.