Sukses

Jejak Indonesia dalam Perdamaian Kamboja, Inspirasi bagi ASEAN

Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) kembali menegaskan pentingnya peran kepemimpinan dalam mewujudkan perdamaian berkelanjutan

OlehLiputan6.comDiperbarui 08 Mei 2025, 07:18 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2025, 16:03 WIB

Liputan6.com, Jakarta Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) kembali menegaskan pentingnya peran kepemimpinan dalam mewujudkan perdamaian berkelanjutan melalui Kuliah Kepemimpinan ERIA School of Government yang kedua. Acara yang digelar di Jakarta pada 6 Mei 2025 ini menghadirkan Samdech Akka Moha Sena Padei Techo Hun Sen, Presiden Senat Kamboja, sebagai pembicara utama.

Dalam kesempatan tersebut, Samdech Techo Hun Sen membagikan kisah panjang Kamboja menuju rekonsiliasi nasional. Ia menyoroti bagaimana dialog dan penyelesaian politik menjadi landasan penting dalam menciptakan stabilitas serta pembangunan jangka panjang di negaranya.

“Kebijakan Win-Win yang diterapkan di Kamboja telah membuktikan bahwa perdamaian inklusif dapat dicapai tanpa pertumpahan darah,” ungkapnya.

Hun Sen juga mengenang momen-momen sulit ketika dirinya memutuskan menyeberang ke Vietnam pada tahun 1977 untuk mencari bantuan dalam membebaskan Kamboja dari kekejaman rezim Pol Pot.

“Tanpa dukungan Vietnam, mungkin tidak ada negara yang berani menggulingkan rezim kejam itu. Kita harus menjaga kebenaran sejarah agar tragedi seperti itu tak terulang,” tegasnya.

 

2 dari 3 halaman

Pentingnya kisah Kamboja

Presiden ERIA, Tetsuya Watanabe, turut memuji peran besar Hun Sen dalam transformasi Kamboja dari negara konflik menjadi negara damai dan berkembang.

“Nama Samdech Techo tak terpisahkan dari perjalanan Kamboja menuju perdamaian. Dedikasi, ketekunan, dan diplomasi yang beliau tunjukkan selama puluhan tahun adalah contoh nyata kepemimpinan transformasional,” ujar Watanabe.

Prof. Nobuhiro Aizawa, Dekan dan Managing Director ERIA School of Government, juga menyoroti pentingnya kisah Kamboja dalam membentuk masa depan Asia Tenggara.

“Pengalaman rekonsiliasi Kamboja memberi kontribusi besar pada kestabilan kawasan. Kami percaya, mendokumentasikan perjalanan ini dapat membentuk generasi pemimpin yang berkomitmen pada perdamaian, kemakmuran, dan kerja sama regional,” jelasnya.

 

3 dari 3 halaman

Peran strategis Indonesia dalam proses perdamaian

Kuliah ini tak hanya membahas rekonsiliasi Kamboja, tetapi juga menyoroti peran strategis Indonesia dalam proses perdamaian melalui Jakarta Informal Meeting (JIM). Dari forum tersebut, gagasan pembentukan Supreme National Council lahir, menjadi tonggak penting bagi stabilitas politik Kamboja.

Samdech Techo Hun Sen menekankan bahwa perdamaian politik harus dicapai melalui dialog antar warga, bukan dengan kekerasan. Ia juga mengingatkan bahwa menjaga kesadaran sejarah menjadi kunci agar konflik serupa tidak terulang di masa depan.

Acara yang dihadiri tokoh-tokoh penting dan akademisi dari berbagai negara ini menunjukkan komitmen ERIA School of Government dalam mencetak calon pemimpin masa depan yang mampu membawa perdamaian, rekonsiliasi, dan kerja sama yang lebih kuat di kawasan Asia Tenggara.