Sukses

Alasan Mengapa Putus dalam Hubungan Jangka Pendek Terasa Lebih Menyakitkan dan Cara Mengatasinya

Tidak ada hubungan yang selalu berakhir dengan kebahagiaan, dan beberapa hubungan mungkin berakhir dengan kekecewaan atau penderitaan. Akhir dari sebuah kisah cinta yang singkat bisa lebih menyakitkan daripada akhir dari sebuah kisah cinta jangka panjang.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu album Taylor Swift, Folklore, memutarkan beberapa kisah tentang cinta dan penyesalan- tapi mungkin tidak ada yang membahas kenangan menyedihkan akan hubungan singkat namun penuh gairah seperti "Cardigan". Memang benar, akhir dari sebuah kisah cinta yang singkat bisa lebih menyakitkan daripada akhir dari sebuah kisah cinta jangka panjang.

Karena hubungan jangka pendek hanya bertahan sebentar, hubungan tersebut biasanya tidak memiliki waktu untuk terwujud sepenuhnya. Bukan hal yang aneh jika kita mengingat kembali hubungan ini dan bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika hubungan tersebut bertahan lebih lama terutama jika hubungan tersebut tidak berakhir dengan perasaan sakit hati atau karena alasan tertentu. Alasan utama yang membuat akhir dari hubungan singkat yang berkesan ini begitu menyakitkan adalah harapan dari semuanya.

Gagasan bahwa putus cinta dari hubungan jangka pendek bisa sama menyakitkannya dengan hubungan yang bertahan lebih lama bertentangan dengan pedoman umum tentang berapa lama biasanya waktu yang dibutuhkan untuk pulih dari putus cinta. Masuk akal jika mengenal seseorang lebih lama biasanya memilikiikatan yang lebih dalam, dan karena itu lebih menyakitkan ketika ikatan itu terputus.

Namun logika dan perasaan tidak selalu sejalan, kata terapis Thriveworks Victoria Riordan. Betapa sakit hati yang Anda rasakan di akhir suatu hubungan—dan berapa lama perasaan itu bertahan dalam diri Anda—tidak secara langsung bergantung pada lamanya hubungan tersebut. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengapa putusnya hubungan jangka pendek bisa sangat menyakitkan?

Dilansir dari Well Good pada Kamis (22/02/2024), ketika seseorang terlibat dalam hubungan jangka pendek, mereka sering kali hanya melihat sisi yang baik dari pasangan mereka dan mengisi bagian yang belum diketahui dengan harapan-harapan yang belum pasti. Harapan tersebut membuat mereka sulit untuk menerima perpisahan setelah hubungan tersebut berakhir, karena pikiran mereka terus berpikir tentang berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi.

Anda pasti pernah membayangkan seperti apa hidup bersama orang tersebut, dan akan sangat mengecewakan jika tidak berjalan sesuai keinginan Anda. Ini adalah hal yang wajar dan normal untuk dirasakan. Namun, ketika cinta yang hilang ini menjadi sumber derita atau kesedihan, ada baiknya untuk memikirkannya kembali.

3 dari 4 halaman

Bagaimana Menangani Rasa Sakit Akibat Berakhirnya Hubungan Singkat?

Victoria Riordan, seorang terapis di Thriveworks dan Thompson, seorang terapis pernikahan keluarga mengatakan bahwa kunci untuk menangani rasa sakit akibat berakhirnya hubungan yang singkat adalah mengakui perasaan Anda yang sebenarnya. Penyesalan yang berlebihan dapat memicu siklus perenungan dan kritik diri yang dapat menganggu kemampuan Anda untuk hidup di masa sekarang.

Salah satu cara untuk mengubah penyesalan itu adalah dengan fokus menghargai hubungan dengan apa adanya. Memilih untuk melihat pengalaman tersebut dari sudut pandang yang lebih positif dapat membantu Anda mengurangi rasa sakit atau kekecewaan yang mungkin dirasakan saat mengingatnya.

"Jika terlalu mudah untuk terhanyut oleh sebuah hubungan, kita bisa merasa kecil hati dan mulai melihat hubungan sebagai sesuatu yang melelahkan daripada sebagai petualangan yang menyenangkan. Hal ini menekankan pentingnya untuk tetap mempertahankan keseimbangan emosional dan tidak terlalu terikat pada setiap hubungan yang kita alami," jelas Riordan, seorang terapis di Thriveworks.

4 dari 4 halaman

Lakukan Hubungan dengan Perlahan dan Jujur Pada Diri Sendiri

Cara lain untuk membantu diri Anda sendiri agar tidak terjebak dalam membayangkan apa yang mungkin terjadi adalah dengan mencoba melakukan segala sesuatunya secara perlahan saat Anda mengenal seseorang. Seperti yang dikatakan Thompson, berkencan dan bertemu orang lain adalah bagian dari menemukan siapa yang Anda inginkan, jadi Anda pasti akan menjalin hubungan yang belum sepenuhnya Anda sadari.

Jika Anda sering menghadapi penderitaan akibat hubungan pendek yang berakhir atau merenungkan apa yang mungkin terjadi, Jess Carbino, PhD , pakar hubungan dan mantan sosiolog untuk aplikasi kencan Tinder dan Bumble, merekomendasikan "menetapkan beberapa batasan" untuk melindungi hatimu. Misalnya, mengatur jarak kencan dengan seseorang yang baru daripada menjadwalkan beberapa kencan dalam seminggu dapat membantu memberikan perspektif, dan melakukan percakapan yang terbuka dan jujur ​​dengan siapa pun yang Anda temui dapat membantu meminimalkan rasa sakit hati jika semuanya tiba-tiba berakhir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.