Sukses

4 Jenis Terapi yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasi Gangguan Kepribadian

Berikut ini deretan jenis terapi untuk mengatasi gangguan kepribadian yang bisa dilakukan.

Liputan6.com, Jakarta - Gangguan kepribadian merupakan sekelompok penyakit mental dimana seseorang menunjukkan pola perilaku dan pikiran kaku dalam jangka panjang yang tidak beradaptasi dengan berbagai lingkungan. Kebanyakan orang yang memiliki gangguan ini tidak segera mencari pengobatan, meskipun pilihan program pengobatan gangguan kepribadian tersedia untuk para penderita. 

Ada banyak jenis gangguan kepribadian, dan gejalanya sangat bervariasi menurut tiap jenisnya. Gangguan kepribadian yang umum didiagnosis meliputi:

  • Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif
  • Gangguan kepribadian ambang
  • Gangguan kepribadian menghindar
  • Gangguan kepribadian skizoid
  • Gangguan kepribadian antisosial

Dilansir Psych Guides, menurut Institut Kesehatan Mental Nasional (NIMH), sekitar 9,1 persen populasi orang dewasa di AS mengalami gangguan kepribadian dalam periode prevalensi 12 bulan. Sebagian besar dari orang-orang ini sering menderita gangguan mental utama yang terjadi bersamaan, seperti depresi, gangguan panik, gangguan stres pasca trauma, dan lain-lain.

Apa Penyebab Gangguan Kepribadian?

Tidak ada penyebab pasti dari gangguan kepribadian, meskipun para peneliti percaya bahwa faktor genetik dan lingkungan memainkan peran besar dalam mengembangkan kondisi tersebut. Dalam beberapa penelitian, beberapa gen yang tidak berfungsi mungkin menyebabkan gangguan kepribadian tertentu, sementara penelitian lain mengaitkan kecemasan, ketakutan, dan agresi dengan faktor genetik. Faktor lain yang sedang dieksplorasi sebagai kemungkinan penyebab gangguan kepribadian meliputi:

  • Trauma masa kecil: Banyak orang yang didiagnosis dengan gangguan kepribadian ambang atau skizotipal mengalami trauma seksual atau perundungan selama masa kanak-kanak.
  • Pelecehan verbal: Anak-anak yang mengalami pola asuh yang tidak sensitif dan pelecehan verbal selama masa kanak-kanak, tiga kali lebih mungkin menderita gangguan kepribadian narsistik.
  • Reaktivitas tinggi: Sensitivitas terhadap cahaya, tekstur, kebisingan, dan rangsangan lainnya juga dapat menyebabkan anak kecil mengembangkan kepribadian cemas selama masa remajanya hingga dewasa. Namun, hanya 10 persen bayi yang sangat reaktif mengembangkan jenis fobia tertentu.
  • Teman sejawat: Ikatan atau hubungan yang kuat dengan keluarga, kerabat, atau teman dapat menyebabkan gangguan kepribadian dependen.

Banyak psikolog mempersempit kemungkinan akar gangguan tersebut untuk merancang terapi yang dapat membantu mengatasi gangguan spesifik seseorang. Penting untuk berbicara jujur ​​dengan dokter atau psikolog saat Anda atau orang yang Anda sayangi sedang menjalani pemeriksaan dan diagnosis untuk memastikan Anda atau orang tersebut bisa mendapatkan penanganan yang tepat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Apakah Ada Obat untuk Gangguan Kepribadian?

Gangguan kepribadian sulit disembuhkan karena penderitanya sering kali memiliki pikiran dan perilaku tidak normal yang menghalangi mereka untuk berpikir dan berfungsi sebagaimana mestinya. 

Sebagian besar memiliki masalah penolakan dan menolak kehadiran kondisi mereka. Namun, gangguan ini tidak akan hilang tanpa pengobatan yang tepat. Menurut NIMH, 42,4 persen orang yang didiagnosis dengan gangguan kepribadian sedang menerima pengobatan. Perawatannya tergantung pada gangguan kepribadian tertentu seseorang. Perawatan yang tersedia meliputi pengobatan, rawat inap, dan psikoterapi.

3 dari 5 halaman

Terapi untuk Gangguan Kepribadian

Terapi adalah istilah umum untuk penerapan teknik yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan mental atau fisik seseorang. Psikoterapi adalah cara utama untuk menangani dan mengobati kondisi mental seperti gangguan kepribadian. Juga disebut “terapi bicara,” terapis menangani pasien dengan mendorong mereka untuk berbicara tentang kondisi, perasaan, pikiran, suasana hati, dan perilaku mereka. Beberapa jenis psikoterapi untuk gangguan kepribadian antara lain:

  • Terapi perilaku kognitif (CBT)
  • Terapi perilaku dialektis (DBT)
  • Terapi interpersonal (IPT)
  • Terapi yang berfokus pada keluarga
4 dari 5 halaman

Perawatan Terapi Perilaku Kognitif

Terapi perilaku kognitif, juga dikenal sebagai CBT, membantu pasien mengenali dan mengubah persepsi mereka yang tidak akurat tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia di sekitar mereka. 

Kebanyakan terapis menggabungkan terapi kognitif dan perilaku untuk menggantikan pikiran tidak sehat seseorang dengan persepsi positif dan sehat. Selain kognitif dan perilaku, cabang lain dari CBT adalah dinamis, atau pemeriksaan terhadap masa kanak-kanak seseorang untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab gangguan kepribadian orang tersebut.

CBT sangat ideal bagi individu yang tidak dapat meminum obat untuk gangguannya atau bagi mereka yang memiliki pemikiran dan pola perilaku yang menunjukkan suatu bentuk penyakit mental. Ini juga digunakan bersamaan dengan antidepresan atau obat-obatan selama dirawat di rumah sakit, dan merupakan terapi yang direkomendasikan untuk orang-orang dari segala usia yang memiliki kondisi mental.

5 dari 5 halaman

Metode Terapi Lainnya

Bentuk CBT lain juga dianggap membantu dalam mengobati gangguan kepribadian. Misalnya, terapi perilaku dialektis diindikasikan untuk pengobatan gangguan kepribadian ambang, suatu kelainan dimana pikiran untuk bunuh diri dan tindakan melukai diri sendiri sering terjadi. 

Selama sesi DBT, terapis meyakinkan pasien bahwa perilaku dan tindakan mereka dapat dimengerti dan valid. Di akhir terapi, pasien seharusnya mampu mengubah perilaku yang mengganggu atau tidak sehat.

Terapi interpersonal berfokus terutama pada bagaimana pasien berinteraksi dengan keluarga dan teman. Terapi ini sering digunakan secara tatap muka sebagai cara mengatasi dan mengobati depresi. 

Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa cara seseorang berkomunikasi dengan orang lain memengaruhi suasana hati dan perasaannya, dan meningkatkan keterampilan komunikasi dapat memperbaiki kasus depresi seseorang. 

Di sisi lain, terapi yang berfokus pada keluarga terutama digunakan dalam mengobati gangguan bipolar. Terapi ini mendidik keluarga pasien mengenai kondisi anggota keluarganya dan memberi tahu mereka cara menangani atau menghadapi kesulitan yang terkait dengan kondisi tersebut secara efektif.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.