Sukses

Data Terbaru, Inilah 10 Cabai Terpedas di Dunia yang Telah Berubah

Bagi mereka yang menyukai tantangan rasa, deretan cabai terpedas berikut ini siap menghadirkan pengalaman pedas yang tak terlupakan. Jadi, siapkah Anda menghadapi uji nyali kuliner ini? Mari temukan deretan cabai berapi ini, dimulai dari terpedas nomor 10

Liputan6.com, Jakarta Dalam arena kuliner, terjadi persaingan sengit untuk menemukan cabai paling pedas yang mampu menciptakan sensasi uji nyali di lidah. Di tengah-tengah rivalitas ini, terdapat satu jenis cabai yang teguh berdiri di puncak dengan skor Scoville Heat Unit (SHU) yang mengejutkan, melebihi angka dua juta. Sebagai perbandingan, cabai jalapeno yang umumnya dianggap cukup pedas hanya memiliki peringkat SHU sebesar 2.500.

Pentingnya SHU sebagai metrik kepedasan yang diperkenalkan oleh apoteker Amerika, Wilbur Scoville pada tahun 1912. Dengan menggunakan SHU, kita dapat mengukur konsentrasi senyawa kimia capsaicin, yang bertanggung jawab atas sensasi pedas yang tajam pada cabai. Meskipun pada masa lalu capsaicin diukur melalui penilaian subjektif, saat ini laboratorium menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) untuk memberikan pembacaan yang lebih obyektif.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 11 halaman

10. Scotch Bonnet Pepper - 350.000 SHU

Melangkah pada urutran ke10 dalam dunia rasa pedas, kita akan menemui Red Scotch Bonnets sebagai salah satu jenis cabai paling pedas yang telah lama menjadi acuan kepedasan. Tumbuh secara alami di wilayah Afrika Barat dan Karibia, cabai ini tidak hanya bergantung pada popularitasnya dalam ranah kuliner, tetapi juga menciptakan jejak sebagai salah satu cabai dengan tingkat kepedasan yang mencolok.

Dengan nilai maksimal pada skala Scoville mencapai 350.000, meskipun bisa dimulai dari 100.000, Scotch Bonnet benar-benar menunjukkan kepedasan yang sulit diabaikan.

Keunikan Scotch Bonnet terletak pada pertumbuhannya yang alami di lingkungan tropis yang hangat. Berbeda dengan varietas lain yang mungkin telah mengalami persilangan dan modifikasi khusus, Scotch Bonnet hadir dengan keaslian yang unik.

Banyak digunakan dalam hidangan Karibia, cabai ini dapat dinikmati tanpa perlu repot dengan perlakuan khusus. Meskipun tetap memberikan sensasi panas yang menyegarkan, Scotch Bonnet memberikan pengalaman yang lebih terkelola, menjadikannya opsi menarik bagi mereka yang ingin merasakan kepedasan tanpa harus menghadapi tantangan ekstrim.

3 dari 11 halaman

9. Bhut Jolokia 'Ghost' Pepper - 1,001,340 SHU

Bhut Jolokia, yang lebih dikenal sebagai cabai 'ghost papper,' merupakan fenomena kepedasan yang mengguncang selera kita dengan intensitas yang luar biasa. Cabai ini bahkan berani menantang lada Red Savina, legenda sebelumnya, dengan tingkat kepedasan dua kali lipat lebih tinggi.

Pada tahun 2006, Bhut Jolokia menciptakan kehebohan sebagai cabai terpedas di dunia, dengan peringkat Unit Panas Scoville (SHU) rata-rata mencapai 1.001.304. Cabai ini mempertahankan gelarnya sebagai raja kepedasan global hingga tahun 2011, ketika persaingan kepedasan cabai menciptakan ketegangan dan memecahkan rekor di seluruh dunia.

Walaupun Bhut Jolokia tidak lagi memegang gelar tertinggi, tingkat kepedasannya setara dengan 1 juta unit Scoville yang menjadikannya pilihan paling berapi-api bagi para pecinta rasa pedas yang berani. Cabai 'ghost papper' ini memang telah menjadi ikon dalam dunia kuliner pedas, menggabungkan sensasi tajam dan kenikmatan dari kepedasan yang tak tertandingi.

4 dari 11 halaman

8. 7 Pot Douglah - 1.853.936 SHU

Menonjol sebagai bintang di antara cabai-cabai terpedas dengan citarasa terbaik, Douglah memberikan pengalaman rasa yang unik dalam dunia kepedasan.

Berbeda dari kebanyakan cabai terpedas yang umumnya berwarna merah, Douglah menampilkan keindahan warna coklat khasnya. Meskipun mungkin tidak sepopuler cabai merah, Douglah membuktikan bahwa kecantikan dapat datang dalam berbagai warna.

Keasaman yang tidak kalah pedas dibandingkan dengan cabai merah menjadikan Douglah sebagai pilihan menarik bagi pencinta kepedasan yang mencari variasi. Douglah dapat dinikmati dalam berbagai bentuk, baik segar, kering, maupun dalam bentuk bubuk yang memberikan sentuhan pedas pada berbagai hidangan.

Dengan harga $7.95 atau sekitar Rp 115 ribu rupiah, Douglah bukan hanya sekadar cabai, tetapi juga sebuah pengalaman kuliner yang memukau bagi mereka yang berani menjelajahi deretan kepedasan yang tak terlupakan.

5 dari 11 halaman

7. Red Savina Pepper - 350,000-577,000 SHU

Cabai Red Savina, yang memegang predikat sebagai cabai terpedas di dunia dari tahun 1994 hingga 2006, menciptakan era kepedasan puncak dengan intensitas yang mengejutkan. Dengan peringkat kepedasan maksimal mencapai 577.000 Unit Panas Scoville (SHU) dan rata-rata sekitar 463.500.

Red Savina, dengan semua kepedasannya yang memukau, tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah kuliner pedas yang memicu tren eksplorasi rasa yang lebih berani. Meskipun rasa pedasnya mampu membuat lidah terasa terbakar, jika dibandingkan dengan generasi penerusnya, Red Savina mungkin terasa lebih mudah dikendalikan.

Perlu dicatat bahwa, walaupun demikian, menghadapi cabai ini tetaplah suatu tindakan yang memerlukan kehati-hatian. Dalam proses pengolahannya, disarankan untuk menggunakan sarung tangan saat menyiapkan cabai ini dan pastikan untuk tidak menggosok mata setelahnya.

 

6 dari 11 halaman

6. Infinity Chilli- 1.176.182 SHU

Pada tahun 2011, Infinity Chilli pepper mencapai puncaknya di Grantham, Lincolnshire, Inggris. Dengan nilai rata-rata Unit Panas Scoville (SHU) sekitar 1.176.182, cabai ini mencatat rekor dalam waktu singkat.

Sebuah restoran lokal di kota asalnya menawarkan hidangan tak tertandingi yang disebut 'The Widower', yang menggabungkan 20 Infinity Chilli peppers dan dipromosikan sebagai kari terpedas di dunia.

'The Widower' menjadi ujian sejati bagi para pencinta rasa pedas yang berani mencobanya, dan pada tahun 2016, lebih dari 300 orang mencoba menyantap hidangan ini. Namun, hanya satu orang yang berhasil menyelesaikan tantangan tersebut, meskipun dengan konsekuensi yang tak terduga, termasuk pengalaman halusinasi.

Melalui hidangan epik ini, Infinity Chilli pepper tidak hanya menggugah selera para petualang rasa pedas, tetapi juga menciptakan warisan legendaris dalam dunia kuliner pedas yang sulit dilupakan.

7 dari 11 halaman

5. Trinidad Moruga Scorpion Pepper - 1,207,764 SHU

Berasal dari tanah yang subur di Trinidad dan Tobago, Trinidad Moruga mendapatkan reputasi sebagai salah satu cabai terpedas di dunia dengan peringkat Unit Panas Scoville (SHU) rata-rata mencapai 1,2 juta. Diperlukan keberanian untuk merasakan cabai ini, yang dikatakan membawa konsekuensi luar biasa dengan sensasi pedasnya yang dapat membuat mulut dan tenggorokan terbakar selama setidaknya delapan menit.

Keunikan cabai ini tidak hanya terletak pada tingkat kepedasannya yang ekstrim, melainkan juga pada kebanggaannya sebagai produk alami dari Trinidad dan Tobago. Dengan citarasa yang kuat dan karakteristik uniknya, Lada Kalajengking Trinidad Moruga tak hanya memuaskan keinginan para pencinta rasa pedas, tetapi juga menjadi simbol dari warisan kuliner yang membanggakan.

Mencicipi cabai ini bukan hanya sebuah uji nyali, melainkan juga sebuah perjalanan sensorial yang memperkenalkan keajaiban alam dari salah satu pulau eksotis di Karibia.

8 dari 11 halaman

4. Naga Viper - 1.382.118 cabai SHU

Menjadi penguasa kepedasan pada tahun 2011, Naga Viper menetapkan standar tingkat kepedasan dengan peringkat Unit Panas Scoville (SHU) rata-rata sekitar 1.382.118. Cabai ini menjadi pusat perhatian dalam dunia cabai pedas, memberikan tantangan yang berbeda bagi lidah yang berani.

Penting untuk tidak menyamakan Naga Viper dengan Dorset Naga, varietas cabai lain yang juga terkenal dengan tingkat kepedasan tinggi dan sering ditemui di Inggris. Naga Viper tidak hanya dianggap sebagai cabai pedas semata, melainkan juga menunjukkan keterampilan perbanyakan yang luar biasa. Ditanam di Inggris, varietas ini menambah dimensi unik pada peta dunia cabai pedas.

Pengakuan sebagai salah satu varietas cabai terpedas menjadi kehormatan bagi Naga Viper, menempatkannya di antara pesaing-pesaing paling berani dalam dunia rasa pedas yang menyegarkan.

9 dari 11 halaman

3. Trinidad Scorpion Butch T Pepper - 1,463,700 SHU

Mendapat pengakuan resmi dari Guinness World Records pada Maret 2011, cabai ini mencatat peringkat Unit Panas Scoville (SHU) rata-rata sekitar 1.463.700. Meskipun tidak sepedas Carolina Reaper, Trinidad Scorpion Butch T tetap menjadi salah satu tantangan rasa yang tak terlupakan bagi pencinta pedas.

Ditanam di Australia, cabai ini menyimpan rahasia rempah yang sangat kuat, diakui sebagai "limpasan cair dari peternakan cacing" oleh Marcel de Wit, pencipta lada ini yang kuat. Kunci kesuksesannya terletak pada penggunaan pupuk yang unik, dikenal sebagai 'jus cacing.' Pupuk ini mengandung nutrisi, hormon pertumbuhan tanaman, dan promotor, serta kitin dari serangga mati yang memicu sistem pertahanan alami tanaman.

Trinidad Scorpion Butch T Chili tidak hanya dianggap sebagai cabai pedas belaka, tetapi juga mencerminkan perpaduan seni pertanian dan rekayasa rasa yang unik, memberikan pengalaman pedas yang mendalam dan berbeda bagi para penikmatnya.

10 dari 11 halaman

2. Carolina Reaper Pepper - 1,641,183 SHU

Carolina Reaper meraih gelar sebagai cabai terpedas di dunia, menggebrak lidah dengan peringkat Unit Panas Scoville (SHU) mencapai rata-rata 1.641.183. Angka ini tidak hanya mengungguli jalapeno lebih dari 650 kali lipat, tetapi juga menempatkan cabai ini sebagai penguasa resmi nomor 2 dalam dunia pedas, sebagaimana diakui oleh Guinness World Records pada tahun 2017.

Sumber kepedasan yang mengerikan ini berasal dari tanaman cabai yang dikelola dan ditanam dengan penuh dedikasi oleh petani cabai berbakat, Ed Currie, di Amerika Serikat. Pengujian yang akurat di Winthrop University di South Carolina menegaskan dominasi Carolina Reaper sebagai raja kepedasan, mengukur dan memvalidasi tingkat kepedasan yang luar biasa ini.

Dalam proses penanaman dan pemanenan, para pekerja harus menggunakan dua lapis sarung tangan untuk melindungi diri dari dampak mengerikan minyak dalam cabai yang mampu melarutkan lateks. Dengan reputasinya yang mendunia di kalangan pencinta cabai pedas, Carolina Reaper tidak hanya memuaskan lidah para penikmat rasa yang berani, tetapi juga memberikan pengalaman bercocok tanam dan panen yang benar-benar unik bagi para petani.

11 dari 11 halaman

1. Cabai Papper X - 2,691,183 SHU

Pesta pedas di dunia cabai menemukan juara baru dengan kemunculan Cabai Pepper X yang berhasil memecahkan rekor sebagai cabai terpedas di dunia. Guinness World Records secara resmi mengumumkan pencapaian ini pada Senin, 16 Oktober 2023.

Berdasarkan uji coba yang dilakukan oleh Winthrop University di South Carolina, Pepper X mencapai rata-rata 2,69 juta Scoville Heat Unit (SHU), mengungguli pemegang rekor sebelumnya, Carolina Reaper, yang memiliki rata-rata 1,64 juta SHU menurut Guinness World Records. Skala SHU, yang diperkenalkan oleh ahli kimia Amerika Wilbur Scoville pada tahun 1912, menjadi standar pengukuran tingkat kepedasan cabai.

Pepper X, yang ditanam oleh Ed Currie, pendiri Puckerbutt Pepper Company di South Carolina, merupakan hasil dari lebih dari 10 tahun pemuliaan cabai terpedas. Proses pemuliaan ini melibatkan persilangan dengan beberapa cabai terpedas untuk meningkatkan kandungan capsaicin, senyawa yang bertanggung jawab atas sensasi pedas. Ed Currie memperkenalkan Pepper X kepada dunia melalui seri YouTube populer "Hot Ones."

Walaupun Pepper X telah meraih gelar sebagai cabai terpedas baru, deskripsi pedas ini mengajak kita untuk merenung seberapa pedasnya sebenarnya, terutama jika dibandingkan dengan Carolina Reaper yang memiliki perbedaan yang signifikan. Prestasi Pepper X menunjukkan bahwa tantangan kepedasan terus berkembang, dan bagi para pencinta sensasi pedas, ini adalah undangan untuk menjelajahi tingkat kepedasan yang lebih tinggi dan mencicipi pengalaman kuliner yang unik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini