Sukses

Komandan Hamas Ungkap Israel Hanyalah Target Pertama: Bumi Ini Akan Berada di Bawah Hukum Kami

Komandan Hamas mengungkapkan bahwa Israel hanyalah target pertama mereka.

Liputan6.com, Jakarta Di tengah konflik Israel-Gaza yang sedang berlangsung, sebuah pesan meresahkan dari Komandan Hamas Mahmoud al-Zahar kembali muncul, di mana ia berbicara tentang ambisi kelompoknya untuk mencapai supremasi global. 

Lebih dari satu menit rekaman video yang menampilkan pejabat senior Hamas telah menjadi viral di internet, di mana ia menegaskan bahwa Israel hanyalah target awal dan mereka bertujuan untuk memperluas pengaruhnya ke seluruh dunia. 

Video peringatan ini muncul kembali di internet pada saat Israel menyatakan perang melawan Hamas atas serangan mengejutkan pada akhir pekan yang menewaskan ratusan warga Israel.

Israel hanyalah target pertama. Seluruh planet ini akan berada di bawah hukum kami,” kata Zahar dalam video yang diterjemahkan dan dipublikasikan MEMRI TV pertama kali pada Desember 2022.

“Seluruh 510 juta kilometer persegi Planet Bumi akan berada di bawah sistem di mana tidak ada ketidakadilan, tidak ada penindasan, dan tidak ada pembunuhan dan kejahatan seperti yang dilakukan terhadap orang-orang Palestina dan orang-orang Arab di semua negara Arab, di Lebanon, Suriah, Irak, dan negara-negara lain,” katanya.

Beberapa jam setelah video tersebut muncul, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan yang menegaskan kembali komitmennya untuk melanjutkan perjuangan melawan Hamas, dengan mengatakan bahwa setiap anggota kelompok Palestina itu adalah "orang mati".

“Hamas adalah Daesh (kelompok Negara Islam), dan kami akan menghancurkan mereka dan menghancurkan mereka sebagaimana dunia telah menghancurkan Daesh,” katanya dalam pernyataan singkat yang disiarkan televisi seperti yang dilaporkan oleh NDTV.

Sementara itu, agen Hamas yang menyandera tentara Israel dan warga sipil mengancam akan mengeksekusi seorang tawanan untuk setiap rumah di Gaza yang diserang tanpa peringatan oleh Israel. Namun, tidak ada indikasi Hamas melaksanakan ancamannya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Israel membentu pemerintahan persatuan darurat

Israel telah membentuk pemerintahan persatuan darurat, dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu duduk di kabinet perang bersama mantan menteri pertahanan Benny Gantz.

Langkah ini dilakukan ketika militer Israel menggempur Gaza untuk membasmi kelompok Hamas di Palestina menjelang kemungkinan serangan darat di jalur pantai Palestina.

Menyebut Hamas lebih buruk daripada ISIS, Netanyahu menyebutkan beberapa kekejaman yang dilakukan pada hari Sabtu, termasuk pembakaran orang hidup-hidup. Dia menambahkan bahwa setiap keluarga di Israel memiliki hubungan dengan korban serangan tersebut.

“Kita semua akan berjuang bersama demi tanah air kita,” tambahnya, dan ia menggambarkan dukungan “yang belum pernah terjadi sebelumnya” yang diterima Israel dari para pemimpin dunia.

“Kami telah melakukan serangan… Setiap anggota Hamas sudah mati,” katanya.

 

3 dari 3 halaman

Israel bersatu melawan Hamas

Netanyahu menyimpulkan dengan mengatakan bahwa seluruh Israel mendukung tentaranya dan Israel akan menang.

"Kita semua adalah satu; kita semua mendaftar; kita semua telah mendaftar (dalam perjuangan)," kata Benny Gantz.

“Hanya ada satu kubu, kubu Bangsa Israel,” katanya, seraya menambahkan bahwa kemitraan baru dengan Netanyahu bukanlah kemitraan politik melainkan kemitraan takdir.

“Seluruh Israel berada di bawah Perintah Nomor 8 (perintah yang dikirimkan kepada pasukan cadangan untuk panggilan darurat pada masa perang),” kata Gantz, seraya menambahkan bahwa persatuan dalam pemerintahan seperti itu adalah apa yang diinginkan dan dibutuhkan rakyat Israel.

Sebagian besar dari 2,3 juta orang di Jalur Gaza tidak memiliki listrik dan air. Dan, dengan ratusan serangan Israel yang menghujani daerah kantong kecil mereka, mereka tidak punya tempat untuk lari. 

Karena satu-satunya perbatasan lain di Jalur Gaza, yaitu Mesir, diblokir oleh pihak berwenang Mesir, masyarakat mengatakan bahwa mereka terjebak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.