Sukses

Studi Ungkap Pria yang Ejakulasi 21 Kali Sebulan Berisiko Lebih Rendah Derita Kanker Prostat

Pria yang lebih sering ejakulasi memiliki risiko lebih rendah terkena kanker prostat, tulis sebuah studi terbaru.

Liputan6.com, Jakarta - Pria yang lebih sering ejakulasi memiliki risiko lebih rendah terkena kanker prostat, tulis sebuah studi terbaru. Para peneliti dari Universitas Harvard menganalisis data dari hampir 32.000 pria dan menemukan bahwa ejakulasi setidaknya 21 kali sebulan mengurangi risiko terkena kanker hingga sepertiga kali.

Hubungan antara ejakulasi dan kanker prostat tidak sepenuhnya diketahui. Namun, beberapa orang percaya ejakulasi dapat menghilangkan karsinogen prostat, menurunkan peradangan dan juga mengurangi stres dan tidur yang lebih nyenyak, yang semuanya dapat mengurangi risiko kanker.

Dilansir dari Dailymail, The American Cancer Society mengatakan kanker prostat adalah kanker paling umum pada pria AS selain kanker kulit. Diperkirakan satu dari delapan pria akan didiagnosis menderita kanker prostat selama hidupnya. Pada tahun 2021, diperkirakan lebih dari 248.500 pria akan didiagnosis menderita kanker prostat dan lebih dari 34.000 akan meninggal akibat penyakit tersebut.

Namun, kanker prostat biasanya tumbuh lambat dan jika terdeteksi dini saat masih terbatas pada kelenjar prostat, ada kemungkinan pengobatan berhasil. Para peneliti, yang menerbitkan temuan mereka di European Urology, menganalisis data yang dilaporkan sendiri tentang ejakulasi dari pria yang berpartisipasi dalam penelitian tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hubungan antara ejakulasi dan kanker prostat telah menjadi kontroversi

Studi ini dilakukan dari tahun 1992 hingga 2010, dengan pria yang menyelesaikan survey setiap bulan. Frekuensi ejakulasi dianalisis ketika para pria memulai studi, pada pria berusia 20-an dan 40-an.

Setelah disesuaikan dengan faktor-faktor luar seperti indeks massa tubuh, aktivitas fisik, konsumsi makanan dan alkohol, serta penyebab stres kehidupan seperti perceraian, mereka menentukan bahwa pria yang sering ejakulasi setidaknya 21 kali sebulan, sepertiga kali lebih kecil kemungkinannya terkena kanker dibandingkan pria yang ejakulasi empat sampai tujuh kali sebulan.

"Temuan ini memberikan bukti tambahan tentang peran menguntungkan dari ejakulasi yang lebih sering selama masa dewasa dalam etiologi kanker prostat, khususnya untuk penyakit berisiko rendah," tulis para penulis.

Hubungan antara ejakulasi dan kanker prostat telah menjadi kontroversi di kalangan peneliti. Sebuah studi Harvard tahun 2004 tidak menemukan hubungan antara ejakulasi dan kanker prostat.

3 dari 4 halaman

Pria yang sering ejakulasi akan memiliki risiko kanker yang lebih rendah

Sebuah penelitian di Australia yang diterbitkan pada tahun 2003 menemukan bahwa pria yang sering mengalami ejakulasi di masa dewasa akan memiliki risiko kanker yang lebih rendah.

Sebuah studi tahun 2008 yang dilakukan oleh University of Cambridge benar-benar menemukan bahwa tingkat kanker prostat berhubungan dengan intensitas masturbasi.

“Ada penelitian lain yang bertentangan. Tapi kebanyakan dari mereka setuju bahwa ada penurunan insiden kanker berisiko rendah,” kata Dr Odion Aire, seorang ahli urologi Afrika Selatan, kepada Mashable.

“Tidak ada vonis yang jelas untuk kanker berisiko tinggi, dari penelitian tersebut.”

Pria yang paling mungkin terkena kanker prostat berusia di atas 50 tahun, dan memiliki keturunan Afrika. Mengonsumsi banyak produk susu, merokok, atau mengalami obesitas juga tampaknya meningkatkan risiko kondisi tersebut.

Beberapa percaya ada juga faktor genetik yang membuat pria lebih rentan terhadap penyakit ini. Para ahli merekomendasikan agar pria yang berisiko terkena kanker prostat melakukan tes semi-reguler untuk kondisi tersebut, karena mengetahuinya lebih awal dapat mempermudah pengobatan.

4 dari 4 halaman

Pria di AS Tiba-Tiba Bicara dengan Aksen Irlandia Usai Divonis Kanker Prostat

Kejadian aneh sekaligus unik terjadi pada seorang pria berusia 50-an di North Carolina, Amerika Serikat (AS). Tiba-tiba saja dia memiliki aksen Irlandia usai divonis menderita kanker prostat.

Padahal, dia tidak memiliki keturunan Irlandia. Bahkan, dia juga belum pernah mengunjungi negara tersebut. 

Enam+01:06VIDEO: Gempa Magnitudo 6,0 Guncang Filipina, Pemerintah Peringatkan Adanya Gempa Susulan Pria ini diketahui tinggal di Inggris ketika berusia 20 tahunan.  Dia sama sekali tidak memiliki teman dan anggota keluarga dari Irlandia. 

Para peneliti mengungkapkan, pria itu menderita Foreign Accent Syndrome (FAS) atau sindrom aksen asing. Menurut penjelasan dalam British Medical Journal, sindrom langka tersebut membuat penderitanya memiliki aksen asing hingga dia meninggal. Peneliti juga menambahkan bahwa sebelumnya pria itu tidak pernah berbicara dengan aksen asing.

"Aksennya tidak terkendali, selalu muncul ketika dia berbicara bahkan menjadi semakin jelas terdengar," kata para peneliti dalam laporan mereka seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (17/2/2023).

Mereka juga menambahkan bahwa itu pertama kali terjadi pada 20 bulan setelah perawatannya. Meski kondisinya semakin memburuk, aksennya akan tetap ada hingga kematiannya.

Rupanya, ini bukan kasus pertama. Beberapa kasus serupa telah dicatat secara global dalam beberapa tahun terakhir. Kasus ini pun dipelajari dan dilaporkan bersama oleh Duke University di North Carolina dan Carolina Urologic Research Center di South Carolina.

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.